Share

28. Akrab

Penulis: Velmoria
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-20 17:39:33

Saat itu Ivy sampai sebegitu marahnya cuma karena setangkai mawar hilang dari dalam vas. Padahal, pada akhirnya bunga itu akan layu juga.

Penjelasan Ivy waktu itu, pagi itu di ruang makan, masih tidak benar-benar dipahami oleh Ethan.

Ia bisa membaca arah pasar hanya dengan satu grafik, membuat keputusan merger dalam ruang rapat berisi sepuluh pengacara.

Tapi waktu Ivy berkata, ‘Aku menyukai hal-hal kecil yang hidup’.

Ia cuma diam.

Bukan karena mengerti. Tapi karena tak tahu bagaimana harus memahami kata-kata yang tidak punya angka, logika, atau struktur yang bisa ia pecahkan.

Kini Ethan menatap Ivy yang sedang menggeleng pelan.

“Karena mawar itu sulit dirawat,” ucapnya. “Tanahnya harus cocok, sinarnya pas, dan kalau terlalu sering disentuh pun bisa rusak.”

“Kau bisa minta tukang kebun melakukannya,” balas Ethan, datar. Seolah belum puas dengan jawaban Ivy.

Ivy menggeleng lagi, “Tidak mau. Aku mau merawatnya sendiri.”

Ethan menghela napas pelan, keluar dari ambang pintu, lalu duduk di
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
lenny leny
jadi makin panasaran....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Istri Palsu Presdir   79. Bukan Untuk Diriku

    Ivy mengangkat dagunya perlahan, lalu menoleh dan menatap Ethan.Tatapan matanya tajam, penuh tekad yang ia kumpulkan dari sisa-sisa kendali diri. Tapi jantungnya berdetak terlalu cepat.“Aku baik-baik saja,” ulangnya, kali ini sambil menatap mata pria itu langsung.Nada suaranya tenang, berusaha datar.Namun nada suaranya justru terdengar rapuh di telinganya sendiri.Ethan membalas tatapan Ivy dengan tidak berkedip.Lalu dalam keheningan itu, Ivy menilai bagaimana tenang dan dalamnya tatapan Ethan. Dan … ada sesuatu yang lain di mata pria itu yang ia tidak yakin artinya.Tatapan yang seolah mengartikan lebih dari sebuah kegelisahan. Apa itu … kesedihan? Ivy tak yakin. Ia ragu Ethan menatapnya dengan perasaan sedih. Untuk apa? Kenapa?Ia tidak mau menduganya lebih jauh lagi.“Begitu ya,” ucap Ethan akhirnya, pelan. “Tapi, kalau kau sungguh baik-baik saja, kenapa tanganmu gemetar?”Ivy langsung menurunkan pandangannya. Tangan di atas pangkuannya seketika terkepal. Ia tidak sadar sejak

  • Istri Palsu Presdir   78. Tatap Aku

    Julian berdiri lebih tegak, ekspresinya serius. “Sudah kami upayakan, Presdir. Tapi penarikan tidak bisa dilakukan secepat biasanya.”Ethan mengalihkan pandangan, keningnya mengerut makin dalam. “Alasannya?”Julian tidak langsung menjawab. Ia menimbang kata-katanya sejenak.“Berita ini tersebar terlalu cepat dan terlalu luas. Banyak dari media yang memuatnya bukan mitra tetap kita, jadi jalur komunikasi lebih panjang.“Selain itu … beberapa redaksi menyampaikan bahwa mereka mendapat tekanan dari pihak tertentu untuk tetap mempertahankan berita itu tayang.”Ethan menajamkan tatapan. “Tekanan?”Julian mengangguk pelan. “Ya. Sepertinya ada pihak berpengaruh yang berada di balik penyebaran ini. Mereka bukan hanya menyuplai informasi, tapi juga mengatur penyebarannya melalui media-media besar, sehingga dalam hitungan jam saja, berita itu sudah menjangkau khalayak luas. Kami masih melacak sumber utamanya.”Ethan mendengus pelan, jemarinya berhenti mengetuk. “Jadi ini memang dirancang. Bukan

  • Istri Palsu Presdir   77. Mendadak Viral

    Sementara Ivy mendengus kasar mendengar hinaan wanita itu. Ia sadar tengah diprovokasi, namun membiarkan dirinya terbawa arus.Karena bagaimana pun, ia tidak terima anak-anak yatim piatu yang tidak bersalah harus dihina seperti ini. Bahkan Isla juga turut terseret dalam perkataan buruk wanita itu.Tatapan Ivy beralih pada Maya yang sudah tenang dan memastikan agar gadis kecil itu mau diturunkan dari gendongan.Maya tetap menempel pada Ivy. Memeluk serta boneka dan paha Ivy bersamaan sambil menyembunyikan wajah sembabnya di sana.Sebelum membalas perkataan wanita itu, Ivy menutup kedua telinga Maya agar anak kecil itu tidak perlu mendengar perkataan buruk yang akan ia lontarkan sebagai balasan.Perlahan Ivy berkata, suaranya tenang namun membawa ancaman yang halus.“Apa yang akan kulakukan dengan anak-anak panti, semua itu bukan urusanmu. Berhentilah bicara buruk di depan anak-anak. Atau aku akan memperpanjang masalah ini.”Wanita itu tersenyum miring sambil mendengus. Kedua matanya me

  • Istri Palsu Presdir   76. Ledakan Emosi

    Sementara itu, tidak jauh dari mobil Ivy yang bergerak sangat pelan di pinggiran toko karena antrian lampu merah, tampak seorang gadis kecil berusia lima tahun tengah berlari kecil ke arah toko mainan yang berdampingan dengan swalayan.Ia lepas dari pengawasan Janet—staf muda di Panti Asuhan St. Hildegarde, yang sedang sibuk memilih beberapa kebutuhan harian anak-anak.Tidak sadar kalau Maya, bocah itu, diam-diam menyelinap keluar dan menyeberang ke toko sebelah dengan mata berbinar saat melihat etalase penuh boneka berbagai jenis yang berwarna-warni.“Martin, berhenti di sini saja,” perintah Ivy cepat, saat ia melihat Maya. Ia tersenyum sambil memperhatikan sekeliling, namun ia tidak melihat Carla atau staf panti bersama bocah itu.Perlahan senyum Ivy memudar, keningnya mengerut. Tidak mungkin Maya berkeliaran sendirian tanpa pengawasan seperti itu.Martin sudah menarik rem perlahan dan menepi.Namun saat Ivy baru saja hendak membuka pintu, suara Martin menahannya.“Mohon tunggu sebe

  • Istri Palsu Presdir   75. Pria Itu Ada di Mana-Mana

    Sang ayah mertua berdiri tegak di sana dengan bantuan tongkatnya.Pria itu menatap tajam, kening mengerut dalam.Anastasia merasakan keringat dingin mengalir pelan dari pelipisnya. Tubuhnya yang kaku dan tegang, tidak mampu menyembunyikan kecemasannya.Bibirnya sedikit bergetar, ketika ia berusaha bertanya dengan nada biasa. “Oh, Ayah mencariku? Ada yang bisa kubantu?”Jantungnya berdebar keras. Berusaha menutupi keterkejutannya karena kehadiran mertuanya yang entah sejak kapan ada di depan pintu ruang pribadinya.Leonard mendengus pelan. Mau seperti apa Anastasia menyembunyikan kegugupan darinya, ia tahu bahwa ada sesuatu yang sedang terjadi.Walau ia tidak tahu pasti apa yang sedang direncanakan oleh menantunya, setidaknya ia paham gelagat aneh menantunya seperti sekarang.“Aku hanya ingin memastikan undangan makan malam untuk keluarga Hawthorne sudah kau kirim. Tadi aku menemukan salinannya di ruang tamu, belum ditandatangani,” ucapnya datar.Seketika Anastasia sadar kesalahannya.

  • Istri Palsu Presdir   74. Menghindari Sentuhan

    Ethan masih belum menjawab. Bukan karena ada sesuatu yang disembunyikan, melainkan ia merasa Ivy belum siap untuk mendengar jawabannya. Jawaban bahwa balkon ini hampir tidak berarti apa pun baginya, kalau bukan karena mereka duduk berdua di sini.Lagipula, sepertinya hanya akan menjadi beban untuk Ivy jika ia menjawabnya dengan terlalu jujur.Sementara Ivy yang melihat Ethan tidak kunjung menjawab, langsung mengibaskan tangan pelan di depan wajahnya. “Kau tidak perlu memberitahuku kalau kau tidak mau mengatakannya.”Menghela napas pelan, Ethan memalingkan wajahnya, kini kembali menatap lurus ke depan.Keheningan yang kembali hadir di antara mereka, membuat Ivy merasa sesak. Bukan tidak nyaman, tapi rasanya serba salah.Hingga akhirnya, ia menguap pelan. Memang pura-pura, tapi jujur saja, ia sudah mulai kelelahan. Pasti lebih nyaman berbaring di kasur, dibandingkan harus tersiksa oleh kebisuan di antara mereka.“Ayo, kita turun,” ajak Ethan. Ia sudah bangkit dari duduknya.Begitu Ivy

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status