"Dengarkan aku Hanna, kamu tidak punya hak untuk menolak dengan alasan apapun," jawab Lidya dengan tatapan dinginnya.
Hanna merasa kesal, tapi ia tidak bisa melakukan apapun saat Lidya menatapnya dingin. "Dan kamu harus menuruti perintah mama," ucap Lidya pada Kelvin."Aku tidak bisa ma. Aku hanya akan menikah dengan Rebecca," ucap Kelvin tetap menolak keputusan sang ibu."Kita bisa mengambil anak ini sesuai keinginan mama, tapi bukan berarti kita menerima wanita ini di keluarga kita. Menutup mulut awak media bukan hal yang sulit bagi kita, ma," imbuh Kelvin, lalu menoleh ke arah Hanna."Dan kamu, berapa yang kamu inginkan tinggal sebutkan saja nominalnya. Aku bisa memberikan seberapa pun yang kamu minta, asal kamu memberikan anak itu pada kami, dan segera pergi dari hadapanku, tanpa pernah muncul kembali," ucapnya pada Hanna.Hanna menyunggingkan senyuman. "Kamu ingin aku meninggalkan Clayton bersama kalian? Sayangnya itu tidak akan pernah terjadi, karena aku bukan seorang ibu yang tak memiliki hati. Aku tidak butuh uangmu. Aku akan pergi dari sini tanpa kamu merasa khawatir jika aku akan kembali muncul dihadapanmu. Aku akan pergi, tapi tanpa meninggalkan anakku," sahut Hanna dengan berani."Beraninya kamu—""Kelvin!" hardik Lidya menghentikan Kelvin yang sudah mengangkat tangannya hendak kembali menampar Hanna. "Hentikan sikapmu pada Hanna di hadapan Clayton," imbuhnya.Rebecca terkejut dengan sikap Lidya pada Hanna. "Tante, bagaimana bisa tante membela wanita yang sangat berani ini? Dia pantas mendapatkan tamparan itu," ucap Rebecca. Ia merasa tak terima melihat Lidya yang terlihat membela Hanna.Lidya hanya menoleh sekilas ke arah Rebecca lalu kembali menatap Kelvin. "Mama tidak akan menghalangi kamu menikah dengan Rebecca. Namun mama juga ingin kamu menikah dengan Hanna, untuk sekedar menjaga nama baik keluarga ini. Ingat Kelvin, keluarga kita tercemar oleh ulah kamu empat tahun yang lalu. Sudah saatnya kamu kembali membersihkan nama keluarga kita. Selebihnya kamu bisa menikah Dengan Rebecca sebagai wanita pilihanmu, tapi dengan status yang di rahasiakan," ucap Lidya."Tante, jika aku menikah dengan Kelvin dan status kami sebagai suami istri di rahasiakan, itu artinya kami harus sembunyi dari publik akan hubungan ini. Kenapa seakan aku dan Kelvin menjalin hubungan gelap?" ucap Rebecca yang seakan keberatan dengan keputusan Lidya."Itu adalah keputusanku jika kamu masih ingin bersama Kelvin," sahut Lidya."Tapi ma, ini hanya demi nama baik keluarga kita bukan, itu berarti aku tidak harus memperlakukan dia sebagai keluarga kita?" tanya Kelvin. "Terserah kamu, yang pasti Hanna akan menjadi istrimu dan tinggal bersama kita. Itu karena cucu keluarga Wirautama masih membutuhkannya untuk saat ini," jelas Lidya. Lalu ia pun menoleh ke arah Hanna. "Dan kamu Hanna, kamu memiliki dua pilihan. Turuti perintahku jika kamu ingin tetap bersama Clayton, atau membantah dan terpaksa kamu harus kehilangan Clayton. Asal kamu tahu, aku memberi pilihan ini demi cucuku."Hanna tak bisa menjawab, ia merasa diancam dan terpojok. Ia tahu betul keluarga Wirautama tidak akan main-main dengan ancamannya.Hanna menoleh ke arah Kelvin, ia masih tidak bisa membayangkan jika menjadi istri orang yang paling ia benci saat ini. Namun ia juga tidak bisa menolak karena hal tersebut bisa saja membuatnya kehilangan Clayton.Lidya menjentikan jarinya, itu adalah kode untuk anak buahnya. Tapi tak berapa lama seorang wanita berpakaian layaknya seorang babysitter menghampiri."Tugasmu mendampingi cucuku, dan pastikan dia betah di sini dalam waktu singkat," ucap Lidya pada calon pengasuh Clayton."Saya yang akan menjaga Clayton di sini tanpa orang lain membantu," celetuk Hanna. Ia tidak ingin orang asing mengasuh Clayton."Kamu tidak berhak menolak apa lagi mengatur," jawab Lidya. Ia menatap tajam ke arah Hanna tanda ia tak ingin perintahnya di bantah.Kelvin menoleh ke arah Hanna setelah memikirkan keputusan apa yang akan ia ambil. "Ok, sesuai keinginan mama. Ali akan menikah denganmu, tapi jangan harap aku akan memperlakukan kamu sebagai istriku, aku tidak sudi," ucap Kelvin ketus."Baik, selain aku tak ada pilihan, aku pun tak bisa menolak. Aku akan menikah denganmu, tapi aku ingin sebuah perjanjian hitam di atas putih," ucap Hanna. Ia menatap ke arah Kelvin dan Lidya secara bergantian."Heh! Siapa kamu berani menawar, hah?" tanya Kelvin angkuh."Perjanjian apa?" tanya Lidya sekedar penasaran dengan permintaan Hanna."Aku bersedia menikah, tapi dengan perjanjian jika kalian tidak akan memisahkan aku dengan Clayton, dan anakmu tidak akan pernah menyentuh tubuhku meski status kami suami istri," jawab Hanna."Apa kamu pikir Kelvin akan sudi menyentuhmu?" celetuk Rebecca."Aku harap dia tidak sudi, itu lebih baik," sahut Hanna. Tatapannya pada Rebecca tak terlihat takut sedikitpun."Aku rasa itu hal mudah bagi Kelvin," ucap Lidya sambil menatap Kelvin."Melihatnya pun aku tidak berselera," ucap Kelvin dengan senyuman sinis penuh hinaan."Syukurlah kalau begitu, jadi kalian bisa dengan mudah membuat surat perjanjian yang aku pinta," ucap Hanna dengan senyuman."Tidak perlu. Kamu bisa memegang ucapaku tanpa harus membuat surat perjanjian, karena aku akan menjamin sampai kapanpun aku tidak akan menyentuhmu meski satu inci dari tubuh kampunganmu ini," sahut Kelvin sambil menunjuk ke arah Hanna."Aku tidak butuh jaminanmu, aku butuh perjanjian hitam di atas putih, karena aku tidak percaya ucapan orang kaya yang arogan sepertimu," sahut Hanna.Mendengar ucapan Hanna, Kelvin kembali terpancing emosi. Namun saat ia melirik ke arah Clayton yang tengah menatapnya, ia pun berusaha menahan amarahnya pada Hanna. "Haris," panggil Lidya pada tangan kanannya. Pria bernama Haris pun langsung mendekat ke arahnya, ia membungkukan sedikit badannya tanda hormat pada Lidya. "Iya nyonya besar," ucapnya."Buatkan sebuah surat perjanjian yang berisikan tentang Kelvin yang tidak akan pernah menyentuhnya selama ia menjadi suaminya," ucap Lidya. Ia menoleh ke arah Hanna dengan tatapan tajamnya."Dan juga tentang wanita ini yang tidak akan dipisahkan dari anaknya, tapi selama cucu keluarga Wirautama masih membutuhkannya. Namun jika cucu keluarga Wirautama sudah tidak lagi membutuhkannya disini, maka dia yang harus angkat kaki tanpa menuntut apapun. Semua harus tertulis jelas agar dia bisa memahaminya," imbuh Lidya tanpa mengalihkan pandangannya."Nyonya, apa maksud anda jika suatu saat Clayton tidak membutuhkan saya lagi? Itu sama saja anda ingin saya berpisah dengan Clayton," ucap Hanna."Keputusan akan peraturan sudah bulat," jawab Lidya dan langsung berlalu."Nyonya, ini—" ucapan Hanna terhenti saat Rebecca menarik tangannya."Kamu akan tahu akibatnya, aku pastikan kamu yang akan memilih pergi dengan segera, untuk meninggalkan anakmu dan keluarga ini," ucap Rebecca sambil menyunggingkan senyuman.Bella terdiam menahan amarah. Ia menatap ke arah Kelvin dengan tatapan penuh kebencian. Begitu juga Kelvin yang menatapnya penuh amarah."Apa kamu belum puas telah menghancurkan masa depanku? Dan sekarang kamu pun merenggut kebebasan hidupku. Kamu benar-benar manusia tak punya hati," ucap Hanna.Kelvin mendekat ke arah Hanna. "Lebih baik kamu manfaatkan waktu bersama anakmu ini, sebelum kamu benar-benar kehilangannya," ucap Kelvin. Ia menoleh ke arah seorang wanita yang ditugaskan oleh ibunya untuk mengurus Clayton."Pastika kamu bisa mengambil hatinya agar ia betah di sini. Sekarang antaranya mereka ke kamar yang sudah disediakan," ucap Kelvin."Baik tuan muda," jawab wanita tersebut dengan sedikit membungkukan badannya. Lalu ia pun menoleh ke arah Hanna. "Mari ikut saya," ucapnya. Hanna terpaksa menurut, karena tetap berdiri di sana pun hanya akan membuatnya melanjutkan perdebatan dengan Kelvin."Mama, kita kemana?" tanya Clayton yang menggandeng tangan Hanna."Kita mau ke kamar yang pasti tuan kecil menyukainya," sahut wanita yang mengantarkan mereka."Ma," panggil Clayton untuk mendapat jawaban dari sang mama."Iy
"Kenapa diam? Asal kamu tahu, aku tak punya banyak waktu untuk mengurus hal semacam ini. Segeralah tanda tangan atau kesempatan kamu bersama dengan Clayton cukup sampai hari ini," ucap Lidya.Wanita paruh baya yang wajahnya terlihat garang itu menggertak Hanna. Hanna seperti tak punya pilihan, ia pun akhirnya menandatangani surat perjanjian tersebut.Lidya menarik kertas yang sudah di tandatangani Hanna. "Kalian akan menikah akhir pekan ini," ucapnya."Maka kami akan menikah di pekan berikutnya," ucap Rebecca.Lidya hanya melirik sekilas ke arah Rebecca. Ia tidak terlalu suka dengan gadis tersebut. Bagi Lidya, Rebecca adalah gadis yang sombong dan terlalu berani padanya, karena Kelvin yang selalu mempertahankannya. Namun meski demikian, Lidya juga tak bisa memaksa Kelvin untuk menjauhinya. Itu karena Kelvin yang mengancam tidak akan meneruskan mengurus perusahaan, jika ia tak di izinkan bersama Rebecca.Sementara Hanna hanya bisa pasrah dengan keadaannya. Ia tidak tahu bagaimana sela
Hanna sedikit merasa kecewa karena pemandangan indah tersebut harus hilang, tapi apa yang bisa ia lakukan. Tak mungkin ia menegur Kelvin.Hanna melihat sekelilingnya, ia mencari tas isi baju gantinya yang seharusnya ada di kamar tersebut."Di mana tas bajuku?" tanyanya.Kelvin hanya menoleh tanpa memberikan jawaban. Ia langsung membuka jas penggantinya, melemparnya sembarang arah, lalu berbaring di atas ranjang.'Ck, apa dia tuli?' batin Hanna menatap kesal pada Kelvin. Ia pun mencari ke setiap pojok ruangan hingga akhirnya ia menemukan tas bajunya.Daster yang memang selalu ia pakai setiap kali ia tidur menjadi pilihan. Hanna segera mengganti pakaiannya dan berbaring di sofa. Tak ada bantal ataupun selimut yang ia gunakan, dan ia pun menggunakan gaun pengantin sebagai selimut untuk menahan hawa dingin di ruangan tersebut.Rasa lelah tak membuat Hanna segera memejamkan matanya. Ia merindukan Clayton, karena ini adalah kali pertamanya ia melewati malam tanpa sang buah hati.'Bahkan aku
"Kita pulang," suara Kelvin berhasil mengagetkan Hanna.Hanna pun menoleh ke arah Kelvin. "Kamu dari mana?" tanya Hanna. Ia menatap Kelvin dengan penuh keberanian."Jangan kamu pikir setelah berstatus sebagai istriku, maka kamu wajib tahu kemana aku pergi. Ingat, pernikahan ini hanya sebuah status yang tak akan pernah bisa mengubah pandanganku terhadap," ucap Kelvin dengan tatapan sinis."Aku tahu, dan aku hanya sekedar bertanya. Jika kamu tidak berkenan menjawab juga aku nggak akan memaksa," sahut Hanna. Ia melangkah menuju tas bajunya hendak mengambil baju ganti. Tidak mungkin juga kan dia keluar dari hotel mengenakan daster yang ia gunakan untuk tidur."Kamu sangat berani padaku," ucap kelvin membuat Hanna menghentikan langkah di dekatnya, dan mereka pun saling berdiri memunggungi."Apa yang harus aku takutkan dari seorang pria pengecut sepertimu?" sahut Hanna.Jawaban Hanna pun berhasil memancing amarah Kelvin. Ia mengangkat tangannya hendak menampar Hanna, tapi terhenti di udara
Hanna merasa kesal dengan jawabn Rena. Ia pun semakin mendekat ke arah Rena sambil menyunggingkan senyuman."Aku tahu kamu tidak bisa menghargai siapa aku di sini, karena aku bukan wanita yang diharapkan keluarga ini. Tapi untuk menungguku angkat kaki dari sini, maka kamu harus bisa lebih bersabar," ucap Hanna.Hanna pun melangkah melewati Rena dengan menabrak lengan gadis tersebut. Hanna langsung menaiki tangga dan menuju kamar Kelvin. 'Sepertinya kesabaranku harus di atas rata-rata untuk menghadapi mereka semua,' batin Hanna.Ia berdiri di depan pintu kamar Kelvin. Hendak mengetuknya, tapi penuh keraguan.'Apa aku harus masuk ke dalam kandang macan ini?' batin Hanna.Setelah berpikir beberapa menit, Hanna pun akhirnya mengumpulkan keberaniannya dan mengetuk pintu.Tok tok tok Ketukan pintu pertama tak di hiraukan, tak ada jawaban dari dalam sana. Ia pun kembali mengetuk dan hasilnya sama. Akhirnya Hanna pun membuka pintu secara perlahan tanpa menunggu persetujuan Kelvin.Hanna tak
Kelvin menghampiri Hanna, ia menoleh ke arah Clayton sebelum berbicara dengan Hanna. "Clay, kamu masuk mobil dulu," ucapnya meminta Clayton untuk masuk ke dalam mobil. Clayton pun menurut, ia menunggu sang ibu di dalam mobil.Kelvin kembali menoleh ke arah Hanna, tatapannya terlihat seperti sangat enggan melihat wanita di hadapannya saat ini. Namun bagaimana pun juga ia harus mengatakan sesuatu pada Hanna."Setelah aku menikah dengan Rebecca, aku akan pindah ke villa, dan itu artinya kamu harus ikut denganku agar mama tidak komplain terus menerus. Namun harus kamu ingat, saat kita tinggal bersama nanti, jangan pernah berharap aku akan memperlakukanmu seperti seorang istri, tapi kamu juga harus ingat jika kamu punya tanggung jawab untuk menjaga nama baik Wirautama, atau kamu akan tahu akibatnya," ucap Kelvin pada Hanna."Ada lagi yang ingin kamu katakan?" tanya Hanna, tapi Kelvin hanya menatapnya dingin. Hanna pun mengangkat dua bahunya "Ok, aku harus segera mengantar Clayton," imbuhnya
Rebecca menatap dengan tatapan sinisnya, ia merapikan baju dan rambutnya lalu melangkah penuh percaya diri.Beruntung aktivitas di ruangan Kelvin sudah usai, kalau tidak, mungkin akan menjadi cerita panjang."Selamat pagi nyonya Lidya Wirautama?" ucap Rebecca menyapa Lidya yang hendak melangkah."Kamu sudah disini sepagi ini?" tanya Lidya dengan nada ketus. Ia memang tak menginginkan Kelvin menikah dengan Hanna, tapi ia juga tak menginginkan Kelvin menikah dengan wanita di hadapannya saat ini.Bagi Lidya, Rebecca tak lebih dari seorang wanita murahan yang hanya mengincar harta. Namun sayangnya, Lidya pun tak bisa membuat Kelvin menjauhi Rebecca, dan menikah dengan wanita yang diinginkannya."Tante, bukankah sebentar lagi aku akn menjadi menantu tante juga? Tapi kenapa tante masih angkuh padaku? Ketahuilah tante, jika hanya aku wanita yang bisa membuat Kelvin bahagia," ucap Rebecca penuh senyuman.Lidya hanya menyunggingkan senyuman lalu kembali melangkah, tanpa peduli ocehan Rebecca.
Rebecca menghampiri Kelvin, dan seperti biasa ia langsung duduk di pangkuan Kelvin. "Sayang, kenapa kamu tidak jadi membelikan mobil untukku hari ini?" tanya Rebecca dengan suara manjanya."Mama melarang kita terlihat berduaan di luar. Ini akan berpengaruh dengan banyak hal karena publik tahu jika aku sudah menikah," jawab Kelvin.Rebecca menghentikan tangan Kelvin yang meraba tubuhnya. "Kenapa kedekatan kita semakin diberi jarak?" ucapnya dengan memasang wajah sedih."Itu karena wanita itu ada di antara kita sayang," jawab Kelvin. Kelvin hendak mencium Rebecca, tapi di tolak oleh Rebecca.Rebecca berdiri dari pangkuan Kelvin, lalu menghempaskan tubuhnya di sofa, di samping Kelvin."Itu artinya setelah menikah nanti aku harus berperan seperti istri simpanan?" Rebecca menoleh ke arah Kelvin dengan tatapan yang tak biasa."Kamu tetap prioritas," sahut Kelvin sambil menarik pinggang Rebecca. Namun saat itu juga Rebecca menahannya. "Aku bad mood," ucapnya."Ok," sahut Kelvin. Ia sangat