Home / Romansa / Pria Arogan Ayah Anakku / bab5. Sebuah perjanjian

Share

bab5. Sebuah perjanjian

Author: Molista
last update Last Updated: 2023-05-25 11:29:50

"Apa kamu belum puas telah menghancurkan masa depanku? Dan sekarang kamu pun merenggut kebebasan hidupku. Kamu benar-benar manusia tak punya hati," ucap Hanna.

Kelvin mendekat ke arah Hanna. "Lebih baik kamu manfaatkan waktu bersama anakmu ini, sebelum kamu benar-benar kehilangannya," ucap Kelvin. Ia menoleh ke arah seorang wanita yang ditugaskan oleh ibunya untuk mengurus Clayton.

"Pastika kamu bisa mengambil hatinya agar ia betah di sini. Sekarang antaranya mereka ke kamar yang sudah disediakan," ucap Kelvin.

"Baik tuan muda," jawab wanita tersebut dengan sedikit membungkukan badannya. Lalu ia pun menoleh ke arah Hanna. "Mari ikut saya," ucapnya. 

Hanna terpaksa menurut, karena tetap berdiri di sana pun hanya akan membuatnya melanjutkan perdebatan dengan Kelvin.

"Mama, kita kemana?" tanya Clayton yang menggandeng tangan Hanna.

"Kita mau ke kamar yang pasti tuan kecil menyukainya," sahut wanita yang mengantarkan mereka.

"Ma," panggil Clayton untuk mendapat jawaban dari sang mama.

"Iya sayang, kita ke kamar supaya kamu bisa istirahat ya ," jawab Hanna sambil tersenyum ke arah sang anak.

"Tapi Clay belum mandi, masih bau," ucap Clayton kembali sambil mencium bajunya.

"Nanti Clayton mandi sama sus ya?" ucap wanita yang berpotensi sebagai babysitter tersebut.

"Nggak mau, Clay cuma mau mandi sama mama saja," jawab Clayton ketus. Sepertinya Clayton mewarisi sikap dingin dan galak ayahnya, dan itu terlihat jelas setiap kali ia berbicara dengan orang yang asing baginya.

Mereka memasuki kamar yang didesain khusus untuk Clayton. Hanna sempat kagum dengan kamar yang indah tersebut.

"Ma, kamarnya bagus banget. Clayton pengen punya kamar seperti ini," ucap Clayton terlihat sangat senang melihat kamar tersebut.

"Tuan kecil, kamar ini memang milik anda."

Clayton melirik sekilas ke arah wanita tersebut, lalu beralih ke arah Hanna. Hanna tersenyum, dan Clayton langsung melepas genggaman tangannya pada Hanna. 

Clayton melangkah menghampiri sebuah robot mainan di lemari yang menarik perhatiannya. "Ma, lihat, ini bagus banget. Clay juga punya kan ya ma? tapi lebih kecil. Kalau ini gede dan lebih bagus," celotehnya sambil membuka lemari kaca di depannya.

Sebelum membuka sepenuhnya pintu lemari, Clayton pun menoleh ke arah Hanna. "Ma, Clay boleh pegang sedikit nggak?" tanyanya.

"Bo—"

"Tentu tuan kecil. Robot itu milik anda, itu artinya anda bebas memainkannya."

Hanna menghela nafas, ia merasa kesal karena setiap ingin menjawab pertanyaan Clayton, wanita yang ditugaskan merawat anaknya selalu berusaha mendahului.

Hanna berusaha tenang, ia melipat kedua tangannya dibawah dada lalu menoleh ke arah wanita di sampingnya. "Aku lihat kamu ingin sekali mengambil alih tugasku sebagai seorang ibu?" ucap Hanna.

Wanita tersebut pun menoleh ke arah Hanna dan tersenyum. "Panggil aku sus Rena, itu namaku. Jika kamu berpendapat demikian, maka jawaban dariku tentu saja, iya. Aku melakukannya karena ini adalah tugasku. Mengambil alih tugasmu mengurus tuan kecil di tanganku, agar keluarga Wirautama bisa segera menendangmu dari sini. Dengan begitu nona Rebecca bisa bahagia dengan pernikahannya," jawab wanita yang mengaku bernama Rena.

Hanna merasa kesal dengan Rena, ia mendekat ke arah Rena dengan tatapan tajamnya. "Jangan berpikir kamu bisa melakukan hal tersebut, aku tidak akan pernah membiarkanmu menjauhkan aku dari anakku," ucap Hanna pelan tapi menekan.

Namun siapa sangka Rena lebih berani dari perkiraannya. Rena tersenyum sinis pada Hanna. "Kamu pikir, siapa kamu di sini sehingga berani mengancamku," ucapnya sambil mendorong pundak Hanna.

"Kamu—"

Klekkkk….

Pintu kamar terbuka dan Hanna pun menggantung ucapannya.

"Nona Hanna, nyonya Lidya dan tuan muda Kelvin menunggumu," ucap Haris. Sikapnya masih sopan daripada Rena terhadap Hanna.

"Sebentar," sahut Hanna. Ia melangkah mendekati Clayton yang asik mengagumi banyaknya mainan bagus dan mahal di kamar tersebut. "Sayang, mama keluar dulu? Clay di sini sama sus Rena," ucapnya.

Clayton menoleh ke arah Rena yang tengah tersenyum ke arahnya, lalu ia pun menoleh kembali ke arah Hanna. "Clay mau ikut mama," ucapnya.

"Tuan kecil, mama anda cuma sebentar kok, nanti balik lagi ke sini. Tuan kecil main sama sus ya, tuh masih banyak mainan yang bisa kita mainkan," ucap Rena berusaha membujuk Clay.

Clayton menatap dingin ke arah Rena, ia terlihat tak menyukainya Rena. "Ma, Clay mau ikut mama," ucap Clayton kembali pada Hanna.

Hanna mengusap kepala Clayton dengan lembut. "Sayang tunggu mama sebentar ya? Kan Clayton anak pintar dan nurut. Mama juga sebentar kok, jadi Clayton sama susu dulu, ok?" ucap Hanna.

Clayton pun mengangguk. Melihat anggukan Clayton, Hanna pun meninggalkan kamar. Ia mengikuti Haris menemui Lidya dan Kelvin di ruang kerja.

Ternyata bukan hanya Lidya dan Kelvin yang berada di ruangan tersebut. Rebecca pun ada di sana, duduk menyilangkan kaki di sofa, dan menatap sinis ke arah Hanna saat Hanna memasuki ruangan.

"Surat perjanjian yang kami inginkan sudah di buat. Sekarang tandatangani dan dua hari lagi kalian akan menikah," ucap Lidya.

Hanna mengambil selembar surat perjanjian di meja dan mulai membacanya. Ia mengerutkan dahinya melihat surat perjanjian yang jauh dari keinginannya. Hanna pun menoleh ke arah Lidya hendak protes.

"Tidak ada tawar menawar, atau kamu lebih memilih saat ini juga kehilangan Clayton," ucap Lidya yang tahu niat Hanna hendak protes.

"Tapi nyonya, kenapa aku tidak diizinkan keluar rumah jika tidak bersama anak anda? Bahkan hak saya untuk bekerja pun dilarang?  Ini sama saja semua hal pribadi saya di atur oleh keluarga ini," ucap Hanna.

"Apa kata orang jika seorang menantu keluarga Wirautama, bekerja sebagai kasir di sebuah restoran murah. Kemana jalan pikiranmu, hah?" celetuk Kelvin dengan tatapan sinisnya.

'Ya Tuhan, kenapa aku harus mengenal orang yang cukup menyebalkan seperti ini?' batin Hanna. Ia memilih untuk tidak meladeni Kelvin daripada emosinya terpancing.

"Saya ingin sedikit kebebasan, setidaknya biarkan saya menikmati hari libur dengan Clayton seperti biasanya."

Brakkkkk……

Hanna terkejut saat Lidya memukul meja dengan kuat, ia menoleh ke arah Lidya yang menatapnya penuh amarah.

"Segera tandatangani atau segera angkat kaki dari rumah ini, tanpa membawa cucuk keluarga Wirautama! Ingat Hanna, aku masih berbaik hati padamu, tapi bukan berarti membiarkanmu menentang setiap keputusanku!" ucap Lidya bernada tinggi.

Hanna merasa lemah, keberaniannya tak cukup untuk melawan orang yang penuh kuasa di depannya saat ini.

Sementara Rebecca tersenyum penuh kepuasan. Baginya rasa sakit dan tertekannya Hanna adalah sebuah kebahagiaan untuknya.

Hanna menatap kembali surat perjanjian yang ada di tangannya. Selain perjanjian tentang kebersamaanya dengan Clayton yang tidak akan dipisahkan darinya secara paksa, perjanjian lainnya adalah sebuah aturan yang tak memihaknya. Aturan yang harus dipatuhi dengan penuh penekanan.  

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pria Arogan Ayah Anakku   Bab132

    Hana menyunggingkan senyuman kecil. “Tinggal duduk saja kenapa aku harus menyuruhnya? Bukankah selama ini kamu selalu melakukan apapun tanpa aku tahu, apalagi izin dariku?” ucap Hanna yang bernada sebuah sindiran.“Sepertinya aku adalah orang yang paling buruk di hidupmu, hingga penyesalan dan apapun yang terjadi padaku saat ini tidak bisa membuatmu bisa memaafkan aku,” sahut kelvin yang langsung duduk dan menatap ke arah Hanna.“Kalau kamu sadar, maka itu lebih baik,” ucap Hana yang kembali menatap ke layar laptopnya.Hanna melirik ke arah Kelvin yang dia menatapnya. Ia pun tak mau memperdulikan hal tersebut, dan terus fokus ke layar laptop.“Jika kamu datang kemari hanya untuk menatapku, maka pergilah. Kamu hanya mengganggu konsentrasiku untuk bekerja,” ucap Hanna tanpa menoleh ke arah Kelvin sedikitpun.“Sebenarnya Ada hal penting yang ingin aku katakan padamu,” ucap Kelvin, tapi Hanna tetap tak menoleh ke arahnya.Lalu Kelvin pun mengambil sesuatu dari saku jasnya. “Aku ingin mela

  • Pria Arogan Ayah Anakku   Bab131

    Di atas sana Hanna menatap ke bawah, dengan air mata yang mengalir. “Kenapa kalian membuat aku menjadi sejahat ini? aku tidak bisa memaafkan kalian dengan mudah, itu juga karena ulah kalian sebelumnya,” gumam Hanna. Ia pun kembali menutup tirai jendelanya.Hanna berbaring di kamarnya, sementara Beni mengajak sang ibu untuk segera pulang. ”Ayo kita pulang, bu,” ucap Beni.Namun Martha menolaknya. “Aku tidak akan pulang sebelum Hanna memaafkanku,” ucapnya. “Bu dengarkan aku, Hanna tidak akan semudah itu memaafkan kita, apalagi dulu ibu mengusirnya saat dia sedang mengandung. Bahkan hanya selang satu hari setelah paman meninggal. Itu sangat menyakitkan untuknya, bu,” ucap Beni mengingatkan sang ibu.Mungkin saat ini Beni sangat berharap jika Hanna bisa memaafkan ibunya, tapi ia juga tak bisa memaksa Hanna untuk memaafkan ibunya. Ia sangat tahu bagaimana rasanya menjadi Hanna.Meski ia sempat marah kepada sang ibu, dan ibunya tidak pernah mau mendengar apa yang ia katakan hingga tetap me

  • Pria Arogan Ayah Anakku   Bab130.

    “Hai Hanna?” ucap Beni sambil melambaikan tangannya ke arah Hanna.Sementara Hanna menatap ke arah wanita yang berdiri di samping Beni. Wanita tersebut tersenyum, dan saat itu juga Hanna memalingkan wajahnya.“Apa dia ibu Beni?” tanya mbah Ruti pada Hanna.Hanna menatap ke aah mbah Ruti, lalu mengangguk pelan. “Sebaiknya kita temui mereka, bagaimana pun mereka adalah tamu di rumah ini,” ucap mbah Ruti yang langsung menggandeng tangan Hanna. Mbah Ruti pun mengajak Hanna menemui Beni dan ibunya.“Hanna, apa kabar?” tanya Martha, ibu Beni pada Hanna.Hanna tak menjawab sapaan Martha, ia mengingat jelas bagaimana dia mengusirnya dan sang ayah, waktu malam hari itu hingga ayahnya meninggal sebelum meninggalkan rumahnya.“Baik, lebih baik dari waktu kau usir aku dan ayahku,” jawab Hanna dengan nada dinginnya.“Maafkan aku, aku benar-benar menyesal waktu itu mengusir kalian, aku selalu merasa bersalah dan aku selalu mencarimu, tapi tidak pernah menemukanmu,” ucap Marta.Hanna pun menyungging

  • Pria Arogan Ayah Anakku   Bab129.

    Kelvin tidak mau hal yang sama seperti hari kemarin terulang. Ia sangat tahu jika Hanna tidak menginginkan kehadirannya, apalagi berada dalam satu mobil bersamanya.“Terima kasih nyonya, tapi saya masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan,” sahut Kelvin.“Baiklah kalau begitu. Kami pergi dulu,” ucap mbah Ruti.Kelvin menganngguk, lalu menatap kepergian Hana dan mbah Ruti yang berjalan berdampingan dengan Haannnaa. Kelvin menghalang nafasnya, lalu kembali masuk ke kantor.Kelvin menyandarkan tubuhnya di kursi, sambil menatap langit biru lewat jendela kantornya. “Aku tidak akan menyimpan harapan besar lagi padamu, Hanna. Aku hanya akan berusaha semampuku untuk mendapatkanmu kembali, dan jika hatimu masih sekeras batu, maka aku tidak akan memaksa,” gumam Kelvin.Setelah mengambil bunga tabur pda Abi, mereka pun langsung menuju pemakaman yang tidak terlalu jauh dari kantor tersebut. Jarak pemakaman dan kantor yang lumayan dekat, membuat mereka tak perlu terlalu memakan waktu untuk sampa

  • Pria Arogan Ayah Anakku   Bab128.

    Mbah Ruti menyandarkan tubuhnya di kursi. lalu menetap Kelvin. “Jika dia memilih pria lain, maka aku harap kamu masih bisa berada di sini. Aku mempercayaimu untuk memegang perusahaan ini, karena aku tahu Hanna tidak mempunyai kemampuan itu,” sahut mbah Ruti.Kelvin pun terkekeh mendengar jawaban mbah Ruti. “Bagaimana mungkin saya bertahan di sini, sedangkan suatu saat cucu menantu anda mungkin akan lebih pandai dan lebih bijaksana memimpin perusahaan ini, daripada saya,” jawab Kelvin.Mbah Ruti menggelengkan kepalanya. “Mungkin dia mampu, dan dia lebih pandai darimu, tapi mungkin aku tidak bisa dengan mudah mempercayai darinya,” sahut mbah Ruti, membuat Kelvin terdiam sejenak.“Sudahlah, aku harus ke ruanganku. Aku yakin banyak hal yang menungguku di sana,” ucap mbah Ruti sambil berdiri, lalu melangkah pergi.Sementara Kelvin hanya menatap kepergian wanita yang tua yang berharap banyak padanya itu, hingga ia menghilang di balik pintu ruangannya.“Jika Hanna tidak bisa kembali padaku,

  • Pria Arogan Ayah Anakku   Bab127.

    Hana melangkah mendekat ke arah Kelvin, lalu duduk di sebelah mbah Ruti. “Lain kali tanya saja langsung padaku, biar aku jelaskan sejelas-jelasnya apa yang ingin kamu tahu. Tidak perlu kamu bertanya pada orang lain, apalagi mbah Ruti yang tidak tahu siapa itu tante Marta, dan siapa itu Benny,” imbuhan.Nada bicara Hanna yang masih dingin membuat Kelvin merasa canggung. “Maafkan aku Hanna, jika aku mencari tahu tentangmu lewat orang lain. Aku akui, aku salah,” sahut Kelvin.Mbah Ruti menoleh ke arah Hanna, lalu menepuk tangannya. “Hanna ajaklah Kelvin untuk makan malam di sini. Hari sudah sore, aku yakin dia pasti sudah lapar setelah melakukan pekerjaan di kantor,” ucap mbah Ruti.Mbah Ruti pun menatap ke arah Kelvin sejenak, lalu kembali menatap ke arah mbah Ruti. “Jangan mengajaknya makan malam disini, aku takut jika pelayan di rumahnya sudah memasak, dan masakannya akan mubazir jika dia tidak kembali untuk makan malam,” jawab Hanna.Kelvin pun menyembunyikan senyum, ia sangat paham

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status