Lagi-lagi hal itu membuat otak Avenna ‘Blank’ sejenak. Sebelum dia sadar apa yang terjadi dan tentunya berontak.“Hmpphhh!” suara Avenna tertahan oleh bibir pria yang rasanya perlahan-lahan nyaman. Hangat, kenyal dan juga manis. Tapi, Avenna tetap mendorong tubuh pria yang bagaikan tembok. Kukuh sekali. “Hmmphh! Leander! Berhenti!” Akhirnya Avenna bisa juga menyingkirkan bekapan bibir pria ini.Inginnya Avenna menampar Leander karena melakukan pemaksaan, tapi ketika melihat wajah tampan dengan mata bersorot kelam itu. Jangankan menampar, tubuhnya malah terhipnotis, tak sanggup bergerak. Dan, pria itu lagi-lagi melemparkan tatapan seolah bertanya, “Kenapa?”“Kau tidak malu. Ada Roby,” bisik Avenna mencari alasan. Alasan utamanya adalah dia belum sikat gigi pagi ini dan pria ini sudah menciumanya begitu saja. Avenna tentunya langsung tak nyaman.“Roby! Keluar!” teriak Leander tanpa melihat sedikit pun ke arah Roby. Matanya terlalu sibuk memperhatikan wanita yang ada di sebelahnya. Cal
“Leander! Turunkan aku!” Avenna memberontak sebisanya di dalam gendongan pria itu. Tapi sepertinya pria itu keberatan bahkan menikmati hal ini. Dia juga baru sadar, jika dia terus berontak, yang ada dia akan menarik banyak perhatian orang-orang di sekitar lorong rumah sakit itu. Jadi, Avenna memutuskan untuk pasrah dalam pelukan pria dengan aroma cendana ini.Di lorong juga banyak orang yang menatap mereka. Seorang wanita tua bahkan sampai membesarkan matanya, seolah tidak percaya, dia bisa melihat adegan sinetron secara langsung hari ini.Tak lama Leander berbelok dan segera masuk ke dalam sebuah ruangan. Tapi itu bukan ruang rawat melainkan ruang periksa dokter. Leander dengan hati-hati mendudukan Avenna di sebuah ranjang pemeriksaan di sana. Dokter yang melihat kedatangan mereka tentu saja kaget.“Tuan Leander, ada apa pagi-pagi begini?” tanya dokter yang berjaga di sana. Avenna juga bingung kenapa dia tiba-tiba dibawa ke sini. Bukankah nanti dokter juga akan memeriksa dirinya.“Ak
“Tuan Randy, maaf, tapi jaminan Anda terhadap Nona Wendy Lambert ditangguhkan.” Suara dari ujung panggilan itu terdengar membuat mata Randy membesar sempurna. “A-apa?! Bagaimana bisa? Aku sudah membayar kalian lebih dari $50.000!” Jawab Randy tak percaya. Bahkan dia memegang dahinya, kepalanya hendak pecah. “Kakak! Kakak! Aku tidak ingin kembali ke penjara lagi!” Rengek Wendy yang sekarang merasa panik. Dia tak mau berada di balik jeruji. Walau dia tidak tahu apa pembicaraan di panggilan itu, tapi sepertinya ini tentang dirinya. “Sepertinya Anda sudah menyinggung seseorang, beliau punya koneksi langsung dari pusat. Maaf, tapi Nona Wenny diminta kembali di tahan dalam 10 menit. Saya juga tak bisa melakukan apa-apa. Karir saya terancam gara-gara Anda.” Panggilan itu diputus sepihak. “Halo?! Halo!” Randy terdengar frustasi. Bahkan hampir ingin membanting ponselnya. Wendy di sisinya sudah menangis histeris bahkan terduduk di lantai karena lemasnya. “Kenapa kau lakukan ini! H
Eh? Bukankah itu seharusnya dikatakan oleh diriku? Gumam Avenna dalam hati. Pria ini! Kenapa dia mengambil dialognya. Tunggu dulu! Jika wanita ini setuju meninggalkan Randy agar dia tidak masuk penjara, maka … dia tidak akan lepas dari keluarga Hazelton. Ah! Leander apa yang kau lakukan! Avenna mencubit sisi tangan Leander cukup kuat. Memastikan pria itu tahu bahwa dia tidak setuju bahwa pria ini ikut campur dengan semua ini. Tapi sekuat apa pun Avenna mencubit tangan Leander. Bahkan jarinya menjadi lelah sendiri, pria itu tetap bergeming. Seolah tak merasakan apa-apa. Malah tiba-tiba saja, tangan pria itu mencengkram tangannya. Tentu saja hal itu membuat Avenna panik seketika. Dengan sebisa mungkin dia menarik tangannya. Pria ini! Nekat! Bagaimana jika ada yang menyadarinya?! Avenna melirik Leander dengan wajah sinisnya sekilas.“Bagaimana?” pria itu melirik dengan sedikit memiringkan kepalanya. “Tuan Leander, sepertinya Anda sangat suka mencampuri urusan keluarga orang lain.”
Melihat hal itu membuat Avenna kembali menangkap lengan Leander. Dia yakin pria ini sudah merencanakan sesuatu. Karena dari raut wajahnya terlihat seperti dia sudah tahu hal ini akan terjadi. Avenna menggeleng pelan, sedangkan senyum sinus di wajah Leander masih terlihat.“Hei! Kau siapa? Ada hubungan apa kau dengannya?!” Randy yang melihat interaksi keduanya seketika terasa terbakar. Dia tak sadar akan hal itu.Leander menarik tangannya dari genggaman Avenna yang langsung menggigit bibir dalamnya. Ya, ampun. Pria ini!Dan, seperti yang dipikirkan oleh Avenna. Tanpa canggung pria itu berdiri dan berbalik. Membuat Randy langsung terdiam di tempat dengan wajah yang tidak percaya. Avenna hanya bisa menarik napasnya, perasaannya ciut sekarang, seperti seorang pencuri yang baru saja tertangkap basah. Apalagi, Leander membalikkan tubuhnya dengan penuh percaya diri. “Kau? Kenapa kau bisa di sini? Avenna! Apa hubunganmu dengan pria ini!” Randy yang terbakar api cemburu langsung menunjuk bat
Avenna membuka mata perlahan. Dia mengerjap beberapa kali karena pandangannya yang masih kabur. Tapi setiap kali dia menutup matanya, siluet pria di depannya, semakin jelas. “Leander!” Teriak Avenna hampir terduduk, kaget. Wajahnya semakin mengerut ketika melihat beberapa orang di sekitar kamarnya. Dua tampak seperti pelayan, dua lainnya menjaga di depan pintu bak pengawal. Avenna mengedarkan pandangannya ke setiap sudut ruang. Aku masih di ruang rawat, bukan? Gumam Avenna yang takut, di tengah malam, pria ini nekat memisahkannya ke kediamannya. Aman, masih di ruang rawatnya. “Selamat pagi.” suara berat itu terdengar lembut membuat Avenna langsung menatap sumbernya. Penampilan Leander hari ini jauh sederhana daripada biasanya. Dia hanya menggunakan jas putih dengan celana panjang hitam. Walau begitu, Avenna akui, pesona pria ini malah terlihat menggoda. Sial! Jangan mulai lagi Avenna! Ancamnya pada dirinya sendiri. “Bagaimana kabarmu?” Lanjut Leander yang duduk di sisi ranj