Setelah mendengar penjelasan dari Wijaya, sang kepala desa, mengenai hutan dan beberapa larangan yang tak boleh di lakukan di dalam hutan, termasuk memasuki gunung keramat, yang tak boleh di masuki oleh siapa pun.
Konon katanya, di dalam gua tersebut terdapat penunggu yang berbentuk siluman Kera, dan bagi siapa pun yang berani memasuki tempat itu tanpa izin, maka siluman itu akan langsung membunuhnya dan memakannya.
Juan dan kawan-kawan pun pergi kedalam hutan untuk menyelidiki kasus menghilangnya para hewan spritual di hutan itu dengan menggunakan kuda.
Seperti biasa Ling ling dan Rengganis akan berebut posisi agar bisa lebih dekat dengan Juan, sedangkan Andara merasa senang karena di biarkan berdua saja dengan Gentala.
Gentala sendiri hanya bisa melihat tingkah ke dua wanita yang tengah memperebutkan satu-satunya murid yang di milikinya, ia pun mulai menimbang-nimbang untuk memilih siapa yang pantas untuk menjadi istri muridnya d
Setelah Juan dan Ling ling pergi, Rengganis pun langsung mengirimkan petirnya ke arah orang-orang berjubah hitam yang tengah sibuk memasukkan para hewan ke dalam gua.' Jdarrr!! ' petir itu menyambar sebagian orang yang tengah membawa para hewan itu membuat para hewan pun terjatuh dari tangan mereka bersama sangkarnya.Begitu terjatuh, para hewan itu langsung menjerit seakan-akan meminta untuk di keluarkan dan di lepaskan dari sangkar yang mengurung mereka, sedang kan orang yang terkena petir milik Rengganis mati gosong seketika.Serangan dadakan yang di kirim Rengganis, membuat orang-orang berjubah hitam itu panik, sebagian dari mereka lari berhamburan karena ketakutan, sebagiannya lagi langsung meningkatkan tingkat kewaspadaannya. mereka pun mengeluarkan senjata dan bersiap-siap untuk menerima serangan kedua, berbeda dengan orang yang memakai jubah
Meghilangnya Juan secara tiba-tiba membuat Ling ling cemas sekaligus kebingungan, bagaimana bisa pria yang baru saja bersama dengannya hilang begitu saja tanpa meninggalkan jejak sedikit pun? seakan-akan di telan oleh bumi. Dirinya tanpa henti terus mencari keberadaan Juan dengan bantuan beberapa boneka tanah yang ia ciptakan. Setelah sekian lama mencari dan belum membuahkan hasil. Ling ling yang tak kenal menyerah, kembali menambah jumlah boneka tanahnya yang bahkan mencapai jumlah ratusan, melebihi batas kemampuannya.Di sisi lain, Andara dan Rengganis tengah bertarung dengan sengit melawan orang-orang berjubah hitam yang kini jumlah mereka terus bertambah dan mengepung keduanya dengan berbagai serangan dari segala arah.Suara dentingan pedang Rengganis dan tombak Andara yang beradu dengan pedang lawan terdengar nyaring, di ikuti suara petir yang bergemuruh di atas langit.Meski Rengganis dan Andara adalah se
Ucapan yang keluar dari mulut Agribrata, membuat Gentala marah, meski dirinya tak bisa menyangkal kebenaran tentang tubuh muridnya yang memang sudah di takdirkan untuk menjadi wadah baru untuk jiwa tuan lamanya. Nayaka Gantari. Namun ketika orang lain yang mengatakannya membuatnya kesal dan marah. Akan tetapi ada sesuatu yang tak di ketahui oleh semua orang kecuali dirinya, yaitu ada jiwa si hitam bersama tuannya di dalam tubuh muridnya. Dirinya tak pernah menyangka hal seperti itu bisa terjadi.Pertemuannya dengan Argibrata kali ini membuat Gentala menyadari bahwa muridnya akan menjadi incaran setelah ini, membuatnya bertekad untuk melindungi dan tak akan menyerahkan muridnya pada siapa pun, apalagi memanfaatkannya untuk membangkitkan yang sudah tak ada di dunia, selain bisa membahayakan nyawa dari muridnya, ia juga takut, kelak ia tak akan pernah bisa melihat sifat naif dan polos dari murid satu
Kera raksasa itu terdiam tak menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh Juan, Namun ke dua matanya menatap lekat pada wajah Juan. Suasana pun menjadi hening.Telalu lama menunggu jawaban, membuat leher Juan terasa pegal dan mati rasa, ia pun memutuskan untuk kembali menundukkan kepalanya, seraya kembali mengolesi luka pada tubuh kera raksasa itu. " Aku tahu, pasti sulit untuk memberitahu ku, jadi. . ." Malam itu adalah malam bulan purnama, dimana kekuatanku akan berkurang dari setengahnya. " Ucapnya tiba-tiba, Juan kembali menengadah menatap kera raksasa itu, dan menghentikan sejenak aktifitasnya." Lalu? " tanya Juan, tangannya kembali mengolesi obat yang berada di tangannya" Entah dari mana mereka bisa tahu bahwa aku memiliki siklus melemah ini? Bahkan rakyat ku saja tak mengetahui hal tersebut, tapi malam itu mereka datang menyerang gunung in
Di tengah hutan yang rimba, Bismo dan ibunya tengah berlari tergesa-gesa, dirinya terus berlari seraya menekan luka pada pergelangan tangannya yang terus mengeluarkan banyak darah." Sial, sial sial. " Umpat Bismo " Siapa pria kuat itu? bukankah Argribrata mengatakan bahwa dia akan mengawasinya? lalu kenapa dia bisa datang? bahkan dengan berani memutus tangan ku, beruntung, aku memiliki banyak orang yang melindungi ku, jika tidak? kepalaku pasti sudah terpenggal. " Sambungnya seraya terus berlari seraya menekan luka pada tangannya. Rona wajahnya sudah menjadi pucat pasi akibat terlalu banyak mengeluarkan darah.Sang ibu yang mellihat rona pucat pada wajah putranya, membuatnya khawatir. " Anak ku, bagaimana kalau kita berhenti sejenak? wajah mu sudah terlihat sangat pucat. "Bismo pun menghentikan langkahnya, menatap raut khawatir pada wajah ibunya. " Diam kau!. " marahnya seraya mendor
Juan terdiam menatap serpihan potongan dari tubuh Bismo yang berserakan di tanah, sesekali melihat tulang belulang dari tubuh ibu Bismo, Juan pun berinisiatif mengambil dan mengumpulkan sisa-sisa potongan dari tubuh pasangan ibu dan anak itu, setelah semuanya terkumpul, lalu membakarnya seraya mendo'akan mereka. Dan membiarkan jasad mereka terbakar sampai menjadi abu.Setelah selesai dengan urusannya, Juan pun memutuskan untuk kembali ketempat guru dan teman-temannya berada. Sesampainya di sana, Juan bisa melihat sudah ada Wijaya sang kepala desa dan para warga yang datang membantu menangkap sisa para orang-orang berjubah hitam untuk di interogasi, tak lupa mereka memberi pertolongan pertama pada kedua temannya Rengganis dan Andara yang terluka parah. Namun ia tak bisa menemukan keberadaan Kera raksasa itu dimana pun.Juan pun berjalan, mencoba mencari
Sejak kepergian anaknya. Juan yang tengah berpetualang membuat Dewi Ayu kesepian sekaligus merindukan sosok dari anaknya yang sangat penurut, bahkan Ranu dan keluarga Bratawati pun ikut-ikutan menghilang entah kemana? Hanya Sekar, gadis anak dari tetangga yang selalu menemani dan mengurangi rasa kesepiannya.Untuk menghilangkan rasa kesepiannya, Dewi Ayu menjadi giat bercocok tanam di halaman depan rumahnya bersama Sekar, meski terkadang dirinya selalu ingin bepergian dan menyusul putranya, namun ia urungkan karena dirinya takut, jika dia terus bersama dengan putranya maka putranya bisa berada di dalam bahaya. Karena lambat laun kebenaran akan segera terungkap.Ketika Dewi Ayu dan Sekar tengah memanen hasil dari depan rumah, tiba-tiba segerombol orang yang menunggangi kuda datang, dibelakang mereka sebuah kereta kencana berlapiskan emas datang menyusul.Dewi Ayu terke
Ayu Ningrum adalah seorang ibu dari Dewi Ayu sekaligus nenek Juan, sebelumnya suaminya Yodha Wisesa mengatakan bahwa dia telah bertemu dengan cucu mereka, mendengar hal tersebut membuatnya sedikit tak percaya sekaligus bahagia, karena putrinya berhasil hidup bahkan berhasil membesarkan anaknya seorang diri. Saking tak percayanya, ia bahkan ingin melihat langsung wajah dari cucunya untuk memastikannya secara langsung. namun suaminya melarang untuk menemui cucunya di Akademi karena permintaan sendiri dari anak mereka.Meski sedikit kecewa, namun Ayu Ningrum hanya bisa pasrah menuruti permintaan dari anaknya.Setelah mendengar dari suaminya, bahwa cucunya akan datang berkunjung, membuatnya antusias, bahkan dirinya sengaja bangun pagi buta sekali untuk membeli barang-barang baru untuk menyiapkan kamar tidur untuk cucunya, serta membeli bahan masakan terbaik untuk ia sajikan pada cucunya nanti. Yodha Wisesa yan