BERSAMBUNG
Rumah bertipe 45 ini sangat rapi dan bersih, walaupu berbentuk cluster, tapi nyaman di lihat dan agaknya penghuni sangat suka kebersihan dan menjaganya dengan baik.Rey yang dengan seragam dinasnya sore hari ini sengaja berkunjung ke rumah Mitsuko, sehari setelah wanita cantik ini datang ke kantornya."Hidup bak siang dan malam, cepat sekali berubah. Dulu Mitsuko seorang wanita sosialita, kita..?" batinnya.Rey masih ingat, dulu rumah Mitsuko sangat besar dan mewah, di halaman rumahnya berjejer 5 buah mobil mewah beragam merek, dengan harga premium.Tapi semua harta itu di rebut saudara Sonya, karena semua harta-harta itu masuk aset perusahaan ayahnya yang secara curang di alih namakan mendiang Sonya ke namanya.Mitsuko kalah di pengadilan, sehingga dia harus keluar dari rumah mewahnya, berikut meningalkan aset-asetnya tersebut.Kini, yang nangkring di halaman rumahnya hanya mobil hitam bertipe LGCG, yang berharga hanya 160 jutaan, itupun kata Mitsuko masih kredit!“Tapi segera aku lu
Rey dapat tugas baru sebagai Danrem di Bagoya. Ingat tempat ini Rey merasa aneh sendiri, dia seolah pulang kampung saja.Tentu saja Rey tak tahu, Bagoya adalah kampung halaman leluhurnya, sehingga ikatan batin ini menurun padanya.Begitu di lantik dan berangkat ke Bagoya ke esokan harinya, Rey langsung ziarah ke makam Selvi adiknya. Ia juga mengunjungi ortu angkat Selvi dan kedua orang tua itu sampai menangis saat Rey kembali gelontorkan bantuan yang tak sedikit.Seminggu kemudia di kantornya...“Ndan…izin…ada tamu!” ajudannya menegur Rey yang sedang sibuk membaca berkas-berkas di meja kerjanya.“Siapa tamunya Sersan Iwan?”“Wanita Ndan, namanya Mitsuko Burhan!” kata Sersan Iwan, mendengar nama ini Rey mengangkat wajahya dan hentikan kerjanya.“Suruh masuk,” perintah Rey dan dia pun kini menata pintu ruang kerjanya, tak lama masuklah seorang wanita cantik dengan rambut panjang hitam tergerai melewati bahu, dengan baju kerja yang modis.Rey berdiri dan menatap wanita cantik ini, yang ay
Bukan anak Bungki yang sedang di akikahan malam ini jadi bintang, tapi Kolonel Rey-lah yang bintang utamanya, bertemu keluarga besar Sulaimin bak mimpi baginya.Ya, Rey mulai kini tak lagi ber marga Haruna, tapi Sulaimin…!Rey pun secara garis besar ceritakan kemana saja ia selama ini, juga kenapa sampai menghilang selama 11 bulanan lebih di Timteng.Semua keluarga Sulaimin sampai narik nafas tegang mendengar kisah mendebarkan Rey ini.Tapi bagi Kendra, Aldi dan Bannon ayah kandungnya, kisah Rey ini bak napak tilas kisah mereka di saat muda.Saat berduaan dengan ayah kandungnya, terbukalah semua penyebab Larissa dan kakeknya Fandi Haruna sangat marah dengan Bannon, juga penyebab mereka putus hubungan.“Bukan papa yang ninggalin ibumu Rey, tapi ibu kamulah yang ngilang, padahal papa sudah bilang, akan tetap bertanggung jawab, karena papa sangat mencintai ibu kamu itu,” kata Bannon sambil hela nafas panjang.Bannon juga bilang, dia kenal dengan Larissa jauh sebelum beristri Syahila dan A
Rey dan Irina kini lanjutkan perjalanan menuju ke Lebanon, tugas mereka selesai, setelah Irina bertemu dengan Dimitri dan Anov, serta pamit dengan Tuan Abdurahman.Kedua ilmuwan itu sudah memutuskan jadi WN Suriah dan tak mau balik lagi ke negara mereka. Irina langsung laporkan soal ini ke atasannya dan perintahnya, Irina di minta pulang segera ke mabes-nya di Moscow.“Bagaimana kedua yayank beb kamu Rey?” pancing Irina, sambil menatap Rey yang menjalankan mobil.“Kahini dan Abini memutuskan jadi tentara di negaranya, kami putus baik-baik,” sahut Rey.“He-he…gimana rasa saat genjot mereka, kamu kok nggak ngerasa kalau mereka sudah janda?” cetus Irina lagi terbahak.Rey mau tak mau ikutan tertawa dan di bilang kagum dengan ilmu hipnotis kedua wanita cantik itu.Rey lalu cerita, Kahini dan Abini bukannya sedih pisah dengan Rey, mereka kini malah seperti sahabat lama saja.“Kalau sewaktu-waktu Abang ke sini lagi, jangan sungkan temui kami, tapi kalau kami sudah bersuami, nggak bisa lagi r
“Mari ikuti saya!” cetus Abdurahman, Rey dan Irina bangkit berdiri, tadi mereka makan dan minum tanpa kursi, hanya ada meja bulat.Saat keluar dari bangunan ini, sudah stanby sebuah mobil jeep terbuka dan keduanya di persilahkan Tuan Abdurahman masuk ke mobi tersebut.Ternyata Rey dan Irina di bawa ke sebuah gurun pasir dan di sana ratusan bahkan mendekati 300 an orang sedang berlatih menembak dan berkuda, juga menggendarai mobil yang berisi senjata perang.Abdurahman lalu panggil salah satu anak buahnya dan berbisik, karena suara tembakan menggema di mana-mana.Si anak buah ini mengangguk dan sampai 5 menitan sudah kembali dengan dua orang yang kenakan kerudung dan wajah di tutup, sertaikat kepala warna hijau, ciri khas kelompok Abdurahman.Rey tentu saja kenal siapa keduanya, mata dan perawakan mereka sangat Rey hapal.Pakaian mereka juga tak lagi baju kurung, tapi seragam prajurit lengkap dengan sepatu militernya, ini benar-benar di luar ekpestasi Rey, juga Irina.“Kahini…Abini, kal
Mobil yang Rey dan Irina ikuti terus menuju ke luar dari pusat Kota Latakia dan menuju ke sebuah pegunungan.Hampir 1,5 jam mereka ikuti dan akhirnya sampai di sebuah lembah yang terlihat subur dan terlihat warganya tidak terlibat konflik, tidak ada bekas-bekas peperangan di lembah ini.Dari kejauhan terlihat sebuah bendera hijau dengan kalimat tauhid, Rey dan Irina saling pandang melihat tempat ini."Kayak bukan tempat kelompok bersenjata, ini lebih tepatnya wilayah yang aman dan damai," bisik Irina, Reypun mengangguk, mengiyakan ucapan Irina.Rey terus menjalankan kendaraannya dan tak terasa mereka memasuki kawasan ini, di mana warganya terlihat ramah dan…Rey kaget, pintu mobilnya di ketuk seseorang, Rey buru-buru turunkan kaca mobilnya.“Saudaraku, silahkan mampir, kedatangan tuan dan nyonyah sudah di tunggu Tuan Abdurahman, pemimpin kami,” tegur orang itu dan Rey makin kaget, yang menegur itu justru salah satu orang yang mereka ikuti tadi.Awalnya Rey merasa curiga, tapi saat melih