BERSAMBUNG
“Memangnya boleh orang sipil masuk ke barak?” sahut Langga kaget.“Boleh lah, walaupun tentu saja terbatas di bagian tertentu saja, tak mungkin bisa masuk ke bagian-bagian khusus,” cetus Adelle tersenyum, perlihatkan giginya yang rata dan putih.Langga tak buang waktu, langsung setuju, apalagi dia berencana selidiki di mana Sarah Mehdi di tahan, yang ia yakini pasti berada di markas ini, mengingat posisi Kolonel Peter Masso sebagai komandannya.Adelle yang masih beranggapan Langga hanyalah seorang mahasiswa 'miskin' asal Indonesia, lalu ajak pemuda ini masuk barak.Penjaga tentu saja sempat menatap curiga, karena ada mobil sipil nyelonong masuk ke markas barak ini.Tapi setelah melihat Sersan Adelle di samping Langga, curiga ini pun hilang dan mobil ini dipersilahkan masuk, walaupun sempat di cek apakah ada bawa benda mencurigakan.Untungnya saat ini Langga sengaja tak bawa senjata, sehingga dia tak khawatir dengan pemeriksaan ini. Adelle mulai sebutkan bangunan-bangunan yang ada di b
“Jadi benar yaa gosip yang mengatakan Kolonel Peter Masso itu lindungi dan melatih anggota militan Baju Hitam strip merah?” pancing Langga sambil menatap senyum wajah cantik si bule ini.Wajah Adelle mengingatkan Langga dengan artsi cantik hollywood yang pernah berperan sebagai Cat Women, Alicia Silverstone saat muda. “Hmm…tuan tahu juga rupanya, bukan benar lagi, tapi kelakuannya justru sedang di selidiki tim khusus yang datang dari Amerika langsung. Semenjak markas kami yang berada di Al Qom di ledakan oleh seseorang yang mengaku bernama Harimau Gurun, tim khusus ini cari tahu akar masalahnya apa, sehingga markas itu jadi sasaran teroris,” cetus Sersan Adelle tanpa tedeng aling - aling.Sersan Adelle juga bilang, selama ini keadaan di Irak adem ayem saja, tapi setelah ledakan dahsyat itu, tentara yang bertugas di Irak jadi was-was dan mulai merasa tak aman.“Banyak serdadu yang minta mutasi! Asal kamu tahu tuan Langga, tentara kami di sini kan rata-rata Wamil, bukan prajurit asli. S
“Helo brother, gila loe berapa tahun di Timteng? Jangan-jangan ente banyak punya harem ya di sana hingga betah bertahun-tahun tak pulkam?”Terlihat seorang perwira tentara berpangkat Letnan Dua, dialah si Toni Imansyah, sohib dekatnya, yang sengaja Langga lakukan panggilan video call padanya.Kangen juga Langga lama tak bercanda dengan cs-cs-nya ini.“Woww, hebat loe bro, tak nyangka gue elo udah jadi tentara,” Langga malah salfok melihat Toni yang berpakaian dinasnya dan tak menjawab soal harem tadi.“He-he-he…barusan pas HUT 17 an tadi di lantik di Istana Negara broe, gila aku langsung di minta berangkat ke Papua nih dua minggu lagi, terpaksa mandi ilmu kebal dulu,” cerocos Toni, yang sebut Kuya yang juga seperti dia dan Anca yang jadi polisi juga hari ini di lantik, namun belum tahu akan di tugaskan kemana.Tapi keduanya lagi sibuk dengan kekasih masing-masing, Susi Ngondek kini makin naik daun sebagai desainer, cerita Letda Toni Imansyah.Saat di pendidikan, Toni Cs memang sulit be
Paginya…Keduanya tak perlu capek-capek minta izin, justru Abu Hanafiah-lah yang meminta keduanya datang menemuinya, sekaligus sarapan bersama.Abu Hanafiah yang sudah tahu cerita Sarah Mehdi ini lalu panggil 2 orang kepercayaannya agar bergabung dengannya dan Hagur serta Rivai ini.Kedua orang yang bernama Abu Juri dan Abu Lomo langsung bergabung.“Abu Juri…Abu Lomo, kalian berdua jangan kaget, orang yang selama ini paling di buru dan di cari-cari pasukan Phantom dan pasukan Amerika, inilah orang, si Harimau Gurun,” kata Abu Hanafiah, hingga dua pembantu utamanya melongo dan menatap wajah Hagur dengan lebih teliti.Biarpun sudah sangat sering dengar sepak terjang Harimau Gurun, melihat wajah asli sang pentolan paling di cari ini, tak urung keduanya sangat terperanjat.“Hagur…Harimau Gurun,” plakk…Abu Juri langsung tepuk pahanya dan tertawa, dia lalu beri hormat ke Hagur.“Tololnya aku, baru nyadar, ternyata Hagur itu kepanjangan dari Harimau Gurun,” sambung Abu Lomo dan kini dia juga
Lima orang yang berjaga di sebuah bangunan terkejut dan kemudian bergembira, saat tahu sang pemimpin mereka Abu Hanafiah secara tak terduga datang jelang siang ini.Bahkan tak lama kemudian ratusan orang keluar dari beberapa penjuru dan menyambut sang ketuanya yang lama di kabarkan hilang.Hebohkan tempat ini, yang berupa sebuah desa di pinggiran kota Baghdad. Akibatnya kehadiran Hagur pun sejenak terlupakan.Untungnya pemuda ini tidak kemana-mana, dia hanya menonton kegembiraan kelompok Baju Hitam berstrip putih ini di bagian dada kiri ini.Kini Hagur bisa melihat perbedaan kelompok baju hitam yang berbeda strip tersebut, dulu dia sempat beranggapan mereka ini sama saja semuanya. “Jangan-jangan kelak mereka ini jadi salah satu kelompok yang bakalan kibarkan panji-panji hitam,” batin Hagur menatap mereka, gara-gara pernah dengar ceramah soal panji hitam di akhir jaman di sebuah radio.“Minum kopi panas Bang!” tiba—tiba ada suara laki-laki yang menghampirinya di mobil ini dan bikin Hag
Dengan perlahan Hagur menginjak atap bangunan setinggi 5 meteran dari tanah, sebelumnya ia melihat 3 penjaga terlihat ketiduran di depan rumah ini, senjata mereka masih di selempangkan di dada.Setelah sampai di bagian belakang, dengan perlahan Hagur turun dan dia mencoba mendorong agak keras pintu bangunan ini.Tapi terkunci kuat dari dalam, sesaat Hagur diam sebentar memikirkan cara membukanya.“Hmm…terpaksa aku tembak!” batinnya, sambil keluarkan pistolnya yang memakai peredam.Duppp…duppp!Dua kali menembak terciptalah sebuah lubang dan dengan mudah Hagur yang gunakan sarung tangan membukanya.Begitu masuk, ruangan di sini gelap, naun justru ini memudahkannya untuk perlahan bergerak dan menuju ke sebuah kamar yang lampunya terang.“Ternyata tak ada orang, hanya 3 pejaga di depan itu,” batin Hagur lagi.Ia lalu mengintip melalui lubang angin, terlihat seorang tua berbadan kurus yang malah terus memegang tasbehnya seakan berzikir.Klik…pintu terbuka, orang tua itu kaget dan menatap H