Home / Romansa / Pria 'Shift Malam' / Bab 8: Kerja Shif Malam

Share

Bab 8: Kerja Shif Malam

Author: mrd_bb
last update Last Updated: 2025-04-12 07:53:27
Rey ragu, apakah langsung ‘menyerang’ dan lakukan tugasnya, ataukah menunggu? Angela terlihat belum ingin memulai ritual melepaskan hasratnya, walaupun wajahnya menunjukan ketidak sabaran, ingin menikmati kehebatan rudal sang gigolo istimewa ini.

“Apakah anda masih kuliah…Mas Rey?” suara Angela tetap lembut, ini bikin Rey makin terkagum-kagum dengan attitude klien jelita nya ini.

Rey terdiam, walaupun ini adalah kali ke 3 dia jadi pria shif malam, tapi baru kali ini dia seakan di ‘manusiakan’ dengan pertanyaan ini.

Angela ternyata tidak langsung main sergap, tapi mengajaknya berbincang santai. Ini jadi pengalaman baru baginya.

“Ma-masih Tante Angela..!”

“Hmm…jangan panggil tante, usiaku belum terlalu tua, langsung panggil nama saja, okay?”

Angela makin senyum manis, sambil perbaiki pakaian tipisnya yang tak kenakan apa-apa lagi di dalamnya. Walaupun gigolo, tapi Rey juga manusia biasa, hanya laki-laki bodoh yang tak tergiur dengan kemolekan Angela, pikirnya.

Rey makin betah saja meliha
mrd_bb

BERSAMBUNG

| 1
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pria 'Shift Malam'   Bab 9: Di Ancam Bodyguard

    “Wajah kamu kayak nggak ada cerianya,” Reni menegur Rey, yang hari ini memang tetap terlihat dingin.Sesuai janji Reni, Rey di bawanya ke Bali, wanita angkuh yang juga pebisnis ini ada urusan kerjaan di sana.Tentu dia tak ingin melewatkan di sana tanpa bersenang-senang dengan Rey di sela-sela kesibukannya.“Wajahku memang begini, masa aku harus pecicilan?” sahut Rey tanpa ekspresi.“Sesuka kamulah, yang penting kamu jangan macam-macam di Bali. Apalagi layani teman-temanku yang memang gatel-gatel. Nggak bisa lihat laki-laki cakep kayak kamu main embat saja.” ucapan Reni ketus, seakan penegasan kalau Rey saat ini miliknya dan Rey wajib mematuhi aturan miliknya.Sifat inilah yang bikin Rey aslinya tak respek lagi dengan Reni.Sesaat dia teringat Angela, melayani wanita cantik itu Rey seolah sedang bersama kekasih. Sifat Reni dan Angela benar-benar berbeda 180 derajat!Rey hanya bisa menghela nafas, dia sudah terjerat Reni, materi yang di berikan wanita ini membuatnya sulit lepas.Reni ju

    Last Updated : 2025-04-12
  • Pria 'Shift Malam'   Bab 10: Dilematis...!

    Gara-gara ancaman itu, saat malamnya bersama Reni, Rey tak menikmati saat melayani cumbuan panas Reni, dia benar-benar down. Marahlah si Ratu Skincare ini melihat pria simpanannya begitu.“Kamu kenapa sih, aku sudah berkali-kali klimaks, kamunya malah tak apa-apa, mana mainnya tak semangat gitu, nggak kayak biasanya. Kenapa sih, lagi mikir apa otak kamu itu?” dengus Reni curiga sambil menabok kasar badan kokoh Rey.“Maaf Ren…aku…teringat ibuku yang lagi sakit di Bandung,” Rey langsung bikin alibi yang masuk akal, sambil bergeser dari tubuh telanjang Reni.“Huuhh itu bukan urusanku, tugasmu adalah layani aku, aku juga pingin lihat kamu klimaks, mau sakit atau mati sekalipun ibumu, tugas kamu tetap senangkan aku, paham!” cetus Reni dengan mimik marah, sambil mendorong tubuh Rey dengan kakinya.Reni benar-benar lakukan Rey tak ‘manusiawi’.Akibatnya makin eneg-lah hati Rey. Wanita sundal, pikirnya kesal bukan main. Dirinya di buat seolah budak saja oleh wanita cantik judes dan angkuh ini

    Last Updated : 2025-04-12
  • Pria 'Shift Malam'   Bab 11: Di Hajar Bodyguard

    Sesaat Rey bingung, mau apa Angela minta ia menemui di Kafe Nusa?Ancaman dua bodyguard Angela terbayang di wajah Rey. Keraguan pun menghampiri hatinya.Tapi rasa penasaran mengalahkan rasa takutnya, sehingga ia nekat. Rey pun ambil topi dan kacamata, lalu pakai baju model hoodie, agar penampilannya tak jadi pusat perhatian.Tak sulit menemukan Kafe Nusa ini, walaupun letaknya agak masuk gang, tapi plang besar ada di pinggir jalan sebagai petunjuknya.Begitu masuk ke kafe ini, Rey langsung menuju melihat Angela duduk sendiri.“Angela…!” serunya lega.Gappp…!Kanan kirinya di sergap dua orang bodyguard dan Angela terlihat pucat, lalu pergi dan kini Rey yang kebingungan di minta jalan terus menuju ke kursi di mana Angela tadi duduk dan tiba-tiba pergi lewat pintu samping.“Mau apa kalian…?” tanya Rey dengan hati tak karuan, hatinya langsung kebat-kebit.“Kamu tak usah banyak bacot, diam dan berdiri saja di sini,” dengus seorang bodyguard yang kemarin mengancamnya, Rey pun tak berkutik.A

    Last Updated : 2025-04-13
  • Pria 'Shift Malam'   Bab 12: Misteri Ayah Kandung

    Rey pun mencari hotel yang lebih murah, tak mungkin dia ke bandara untuk kembali ke Jakarta, karena ini sudah hampir jam 22.00 WITA.Rey meratapi nasibnya yang apes banget hari ini, di hajar centeng-nya pria setengah tua dan kini terusir dari kamar Reni. Di hina-hina pula, benar-benar jatuh mental Rey di begitukan oleh wanita angkuh itu.“Mas Rey…ini kunci kamarnya, loh kenapa jalannya Mas, juga kenapa dari tadi menekan perut terus?” si resepsionest pria di hotel ini heran melihat kelakuan Rey.“Aku…di hajar orang jahat Ble…!” sahut Rey dan kini duduk di kursi lobby hotel kelas melati ini.“Waah gawat ini Mas Rey, kenapa tak di bawa ke dokter, atau gini, maukah aku panggil kan seorang tukang pijat, bahaya lo Mas, ntar salah urat!” tawar si Ble ini.Rey pun langsung mengangguk dan si Ble ini lalu ke dalam dan tak lama kemudian datang dengan seorang perempuan tua, yang ternyata juga jadi pembantu di hotel ini.Si Ble baik ini tak ragu bantu Rey berjalan menuju kamarnya dan si wanita tua

    Last Updated : 2025-04-13
  • Pria 'Shift Malam'   Bab 13: Tawaran Jadi Pemain Film…Dewasa!

    Rey pun kini seolah back to basic, kembali ke awal lagi, mobil mewah pemberian Reni juga sudah dia kembalikan tanpa banyak cincong.Rey makin pusing, ia baru saja bertengkar dengan ibunya di telpon, Rey tak sanggup kirimi ibunya uang yang banyak.Permintaan 150 juta tak bisa Rey penuhi, dia hanya kirim 50 juta saja. Padahal di rekeningnya kini hanya tersisa kurang dari 1 jutaan.Mami Meni yang terus memantau keadaan anak asuhnya ini tentunya paham dan tak melewatkan kesempatan ini untuk kembali memanfaatkan kesempatan.Mami Meni tahu, pemuda ini lagi pusing soal…keuangan.“Hmm...kamu minta depe Rey…padahal fashion show masih 1 bulanan lagi?”“Iya…bolehkah?”“He-he-he…Tante Nice kangen tuh sama kamu?” pancing Mami Meni, dia tak peduli kalau Rey babak belur, baginya duit di atas segalanya.“Huuhh…tak bakal aku mau, di bayar berapapun!” sungut Rey jengkel.“Ehemm…gitu ya, oh ya…kamu mau nggak…ee…!”“Asalkan jangan melayani Tante Nice, aku mau!” potong Rey cepat.“Tenaanggg…ini temanku jug

    Last Updated : 2025-04-13
  • Pria 'Shift Malam'   Bab 14: Dugaan Buruk Chikita

    Rey jalan kaki ke kampus, setelah mobil di serahkan ke Reni, Rey kembali ke setelan awal. Uangnya juga habis buat kirimin ibunya.Walaupun jarak kampus dan kosnya lumayan, tapi dia lebih suka jalan kaki. Naik bus atau ojek tetap saja ke jebak macet.Rey memang hanya ambil diploma alias 3 tahun, kalau lulus ia berkesempatan melamar sebagai anchor di TV-TV swasta dan kini tinggal satu semester lagi dia selesai pendidikannya.Profesi yang sama dengan ibunya dahulu, sebelum mundur dan pulang ke Bandung.Chiittt…!“Sommm….?”Mulut Rey yang ingin keluarkan sumpah serapah tertahan, saat kaca mobil di buka, seraut wajah cantik nongol.Si jelita ini tampil dengan kacamata hitamnya yang kekinian serta senyum khas-nya yang memang manis.“Ayo masuk, kita bicara di mobil,” ternyata wanita ini adalah Chikita dan kini memanggilnya, agar masuk ke mobil. Rey pun mengangguk dan tak banyak cincong masuk ke mobil ini.“Kamu benaran kini sudah putus dengan Reni dan mobil kamu di tariknya lagi?” Chikita lan

    Last Updated : 2025-04-14
  • Pria 'Shift Malam'   Bab 15: Jadi Pecundang

    Rey langsung menuju ke rumah kontrakan ibunya, rumah tipe 36 yang sewanya 1,5 juta sebulan ini terlihat sepi-sepi saja.Tetangga kiri dan kanan di tempat ini memang rada cuek, cenderung tak mau urusi tetangga masing-masing.Namun Rey tidaklah bodoh. "Ada yang tak beres ini?" batinnya.Rey mengamati rumah dari beton sewaan ibunya dan inilah yang bikin dahinya berkerut, ada sepatu kets di teras. Di lihat dari ukurannya, sepatu itu milik seorang lelaki.“Hmm…mencurigakan,” batinnya, Rey pun perlahan letakan tas ranselnya, dia lalu mengendap-ngendap menuju ke jendela kamar ibunya, Rey tentu saja hapal di mana kamar ibunya.Setelah sampai di dekat jendela, Rey pun kaget mendengar suara seperti dengusan nafas orang…bercinta.Lalu terderangar eraman suara laki-laki, yang sudah melepaskan hajatnya.“Makasih sayangg…ih kamu ini kalau nggak di kasih uang, pasti nggak mau kasih jatah ke aku, kan aku pingin tiap hari di genjot kamu sayangggg!”Rey kaget, itu adalah suara Larissa, ibunya. “Kenapa s

    Last Updated : 2025-04-14
  • Pria 'Shift Malam'   Bab 16: Ange Datang Ketakutan

    Dengan tubuh babak bundas di hajar Asep, Rey pun pergi dan dia sama sekali tidak mau mendatangi ibunya.Terngiang-ngiang olokan Asep yang bilang dia ‘anak manja’ dan tak ada keberanian apapun, yang bikin dia makin sakit hati, Asep olok ibunya sudah tak enak lagi di genjot.“Aku hanya pingin uang ibumu, jadi kalau kamu tak ingin lihat ibumu patah hati, kerja yang giat yaa anak manis, kirim yang banyak buat ibumu itu he-he-he!”Olokan ini benar-benar bikin sakit hati pemuda ini, uangnya ternyata di hambur-hamburkan ibunya untuk memberi ke Asep.Pemuda pengangguran yang terkenal playboy dan memang sejak dulu selalu jadi ‘pelindungnya’ sejak SMU, tapi dengan imbalan pastinya, tak ada yang gratis kata Asep.“Aku nggak bakal lagi kirimin ibu uang,” dengusnya sambil mengelap bibirnya yang berdarah.Rey menuju stasiun kereta api dan pulang kembali ke Jakarta, sama sekali tidak berniat kunjungi ibunya tersebut.Rey sangat dendam, tapi kemampuannya apa…?Berkelahi saja dia tak bisa, malah kini s

    Last Updated : 2025-04-14

Latest chapter

  • Pria 'Shift Malam'   Bab 68: Bakar Kantor Tambang

    “Jenderal Fandi Haruna…!” gumam Rey tanpa sadar, sambil termenung, ingat tulisan ibunya di ponsel jadul, yang masih Rey simpan sampai kini.“Nahh iya Bang komandan, itu namanya aslinya, mendiang ayahku pernah sebut itu!” sela Kulo hingga Rey makin terkaget-kaget.“Baiklah Kulo terima kasih informasinya, sekarang mari kita bersiap-siap, tugas pertama kita cari di mana anak binimu di sekap mereka!” kata Rey lagi dan Kulo pun mengangguk.Tak salah lagi, itu kakekku, batin Rey.Malam sudah tiba, sunyi melanda tempat ini, namun saat Rey dan Kulo mendekati markas ini, terdengar bunyi musik dangdut yang sangat nyaring, juga suara tertawa-tawa dari orang-orang yang joget-joget itu.Tempat ini terang benderang karena pakai genset lumayan besar.“Bang Komandan, seingatku, di ujung sana ada sebuah gudang, siapa tahu anak dan biniku mereka sekap di sana,” bisik Kulo,.Rey mengangguk. "Kita ke sana, selamatkan anak binimu dulu," sahut Rey dan keduanya lalu berindap-indap menuju ke arah yang di tun

  • Pria 'Shift Malam'   Bab 67: Cerita Kulo yang Mengejutkan

    “Kulo, antar aku ke markas mereka, aku akan usahakan selamatkan anak dan istrmu, kamu tentu tahu kan di mana kantor perusahaan itu berada...?” Rey menatap wajah Kulo.“Tahu Ndan, letaknya tak jauh dari Kampung Halar itu,” sahut Kulo cepat, wajahnya bahkan terlihat antusias, sikapnya makin membuat Rey yakin, cerita Kulo tidak mengada-ngada .“Bagus, aku balik dulu ke rumah, setelah ini kita berangkat!” cetus Rey.Setelah saling peluk dengan Dayang, bahkan makanan dan minuman di masukn Dayang ke dalam ransel. Tanpa buang waktu, Rey pun bersama Kulo berangkat menuju ke markas perusahaan itu.Uhui Cs yang ingin ikut di larang Rey.“Tugas kalian tetap menjaga kampung ini, aku khawatir ada lagi orang jahat yang ganggu warga kalian,” Rey beri alasan.Sang kepala Adat Usu Abulu setuju, saat ini memang Uhui dan 2 rekannya di anggap sebagai kepala keamanan di kampung ini, karena nyali ke 3-nya lebih berani di bandingkan warga desa lainnya.Rey ikuti motor Kulo yang jalan duluan di depannya seba

  • Pria 'Shift Malam'   Bab 66: Bulan Madu yang Membagongkan

    Paginya…Suara bunyi deret ranjang dan desisan nyaring terdengar, di pagi yang dingin ini, Rey dan Dayang ternyata sedang melanjutkan olahraga malamnya di pagi yang dingin ini.Ibarat makanan enak, Dayang langsung ingin menikmati lagi santapan di pagi yang dingin ini. Rey...sama saja, tanpa ragu dia kembali memeluk tubuh denok dan putih bak blasteran Korea ini.Kali ini Dayang yang mulai mabuk kepayang, makin melayang ke angkasa, bahkan kali ini dia tak malu-malu minta Rey puaskan dirinya dengan berbagai gaya."Penasaran saja, pingin tahu rasanya bagaimana," bisik Dayang malu-malu, tapi begitu Rey mulai beraksi, sifat malu-malu Dayang lenyap seketika.Gaya duduk, doggy hingga gaya berdiri dengan senang hati Rey lakukan dan makin mendesislah suara Dayang di buat Rey.“Bikin melayang sayangg…!” bisik Dayang tanpa malu-malu lagi, sambil sodorkan apem “mungkungnya” alias montoknya ke wajah Rey.Rey tertawa kecil dan menggigitnya, hingga Dayang berteriak manjaaaaaa…tapi setelahnya suaranya

  • Pria 'Shift Malam'   Bab 65: Jebol Juga

    Dayang memunggungi tubuh Rey, tapi bukannya nyenyak, Rey malah tak bisa tidur. Aroma lembut tubuh Dayang yang beda dari wanita-wanita yang selama ini ia geluti makin mengusik otak Rey.Bau tubuh Dayang yang alami jadi pembeda!Saat Rey mendekatkan hidungnya di bahu Dayang, ketiak mulus wanita ini juga berbau kembang yang harum, entah pakai apa wanita manis dengan body menggiurkan ini, lebih harum dari deodorant! Apalagi kini mereka berdekatan tidur, godaan makin hebat saja, saat ada bunyi petir disertai kilat.Entah kenapa, Dayang agaknya agak trauma dengan kilat dan petir yang menggelegar, dia memundurkan dikit tubuhnya dan mepetlah kini dengan tubuh Rey, sudah tak ada jarak lagi.Rey lalu sengaja miring dan pelan-pelan memeluk punggung Dayang, di janda denok ini awalnya kaget, tapi dia lega, karena Rey hanya memeluknya, sambil perlahan silahkan kaki ke kakinya. Namun…Dayang kini gantian yang tak bisa tidur, saat sesuatu yang besar dan keras nemplok persis di antara bongkahan pant

  • Pria 'Shift Malam'   Bab 64: Bayar Impas

    Dayang benar-benar melayani Rey dengan baik, setelah pemuda ini mandi di sungai sambil menahan dinginnya air pegunungan ini, makanan sederhana sudah tersaji di ruang tengah rumah sederhana ini.Rey di temani Dayang makan dengan lahap, baru selesai makan dan minum Rey dikagetkan dengan kedatangan Uhui.“Bang Koramil eh Ndan, ada orang-orang dari desa sebelah yang sedang bentrok dengan warga kita, mereka itu suruhan perusahaan!” kata Uhui dengan nafas ngos-ngosan.“Kita ke sana,” sahut Rey sambil sambar senjatanya dan bergegas pasang sepatu prajuritnya.Hanya kenakan baju kaos dan celana serdadu plus sepatu, Rey dan Uhui setengah berlari dekati pertarungan antara 3 orang melawan 2 orang warga desa ini.Rey tentu saja kenal yang mana musuh dan kawan, sebab dua orang itu adalah rekan Uhui. Setelah perhatikan sejenak, Rey tanpa ragu cabut pistol dari sarungnya. Dorrr…dorrr…dorrr…!Rey tanpa ragu apalagi peringatan langsung tembak 3 orang di paha, Rey yang terkenal sangat bidik dan jitu te

  • Pria 'Shift Malam'   Bab 63: Si Janda Manis

    Rey tak tahu kebiasaan di sini, yakni setiap tamu, apalagi yang di anggap membantu kampung ini, akan di jamu dan di layani dengan baik.“Duduklah di sini, kita ngobrol dulu, boleh?” Rey mencoba jalin komunikasi. Dayang mengangguk dan kini mereka duduk lesehan berhadapan.“Jadi kejadian pembunuhan itu 3,5 bulan yang lalu yaa?”“Ya Bang, padahal saya dan dia baru 3,5 bulan kawin, lalu suami saya di minta kepala adat berangkat ke Jakarta untuk menemui paman Amang di LP!”Dayang juga sebutkan mereka memang bersepupu, karena ibunya adik bungsu dari istri Usu Abulu.“Dayang tahu nggak siapa pembunuhnya dan di mana mereka bersembunyi?” pancing Rey lagi.“Katanya sih mereka itu orang bayaran perusahaan, dan warga di kampung sebelah yang letaknya dua hari perjalanan dari sini,” aku Dayang dan sebutkan nama kampungnya.Rey pun anggukan kepala dan janji akan mencari para pelakunya. Dayang terlihat senang dan bilang selama ini mereka selalu merasa terancam, terlebih setelah suami dan 2 warga lain

  • Pria 'Shift Malam'   Bab 61: Bantu Kampung Matus

    Amang juga sebut, warga di desanya itu masih memegang adat kepercayaan lama.Dan kini Rey sudah berhadapan dengan pamannya Amang, Usu Abulu dan 3 pria tadi yang menemani pertemuan ini.“Dia di bunuh orang-orang perusahaan itu bapak Koramil,” sahut pria yang tadi mengiringinya di sini.Akhirnya meluncurlah kisah mengenaskan, kenapa anak dari sang kepala suku ini tewas. Usu Abulu mengisahkan anaknya setelah pulang dari Jakarta, saat pulang di hadang 5 orang dan di bantai di hutan.“Kamilah yang mengangkat jasadnya, setelah satu hari terbunuh. Tak jauh dari tempat di mana tadi kita bertemu,” sela salah satu orang tadi.Rey sampai terdiam mendengar kisah ini, diam-diam ia sangat marah dengan para pembantai anak Usu Abulu ini, yang di gadang-gadang kelak akan jadi kepala suku berikutnya."Tak salah Bang Amang minta aku ke sini, untuk bantu kampung ini," batin Rey.Abulu terlihat sangat berduka saat menambahkan cerita ini, berkali-kali dia menghela nafas panjang, seakan mengeluarkan rasa se

  • Pria 'Shift Malam'   Bab 61: Bertemu Kepala Suku

    Rey turun dari motornya, dia juga lepas helmnya, lalu tanpa takut dekati 3 orang ini, yang di lihat dari tampangnya, merupakan warga lokal.Mereka masing-masing sudah hunus golok panjang, yang di sini di sebut Mandau. Sikap mereka seakan sudah siap perang saja. “Maaf…aku numpang lewat, aku bukan orang jahat!” sapa Rey duluan, dia tak mau buru-buru main hantam, sebelu tahu siapa mereka.“Anda mau kemana apakah kamu antek ke perusahaan dari Jakarta itu?” tanya salah satu dari 3 orang itu dengan pandangan curiga. “Perusahaan…aku tak paham?” aku Rey apa adanya. Karena dia memang tak tahu apa yang terjadi di sini.Ketiga orang ini saling pandang, mereka menatap Rey dari ujung kaki hingga pas melihat nomor polisi motornya yang…gunakan plat dinas tentara, ketiganya terlihat terkejut.Tak mereka sangka, Rey ini adalah seorang aparat.Rey sengaja gunakan plat yang di ambil dari motor jadul di kantor-nya, karena plat aslinya belum keluar dari dealer motor.“Apakah kamu tentara?” tanya salah s

  • Pria 'Shift Malam'   Bab 60: Masuk Hutan

    Begitu tiba di markas komando rayon militer alias koramil dengan mobil travel sewaaannya, dahi Rey bergerinyit. Bayangannya tak seindah aslinya.“Ini kantor apa kandang kambing?” batin Rey, tentu saja sang Letnan Dua ini bingung, kantor militer ini kecil dan seperti tak terawat, meja kursinya dari kayu, bahkan ada beberapa yang rusak .Hanya ada satu ruangan untuk Danramil-nya, yang otomatis saat ini dirinya, lalu ada ruangan lumayan besar semacam ruang rapat dan ada 2 ruangan kecil lainnya, buat staf dan anggota-nya.Kendaraan operasional-nya hanya ada dua motor butut, satu buatnya dan satunya buat Babinsa-nya yang berpangkat Sersan Kepala. “Gimana mau sejahtera anggota kalau begini, padahal para jenderalnya di Jakarta pada makmur-makmur, di sini serdadu hidup seadanya...!” batin Rey geleng-geleng kepala.Begitu duduk, di kursi kayu yang Rey duduki langsung berbunyi reot, untung saja kursinya tak patah!Tok..tok…!“Ya masuk!”“Lapor Ndan, saya Serka Makmur, Babinsa di sini, selamat

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status