BERSAMBUNG
Ketika melihat Jenni di jemput kekasihnya pulang sekolah, Langga hanya geleng kepala, kekasihnya si Jenni itu terlihat angkuh dan bawa mobil mewah ke sekolah ini.Bahkan saat melihat Langga jalan kaki bersama siswa yang lain, remaja itu memandang sinis padanya juga yang lain.“Iihh somse amat, mentang-mentang kaya dan bawa mobil mewah, belum tentu juga kekayaan ortunya itu bersih dari korupsi, apalagi ayahnya yang Ketua DPRD dan pernah di periksa KPK,” cetus seorang siswa yang jalan kaki dekat Langga.Padahal aslinya kekasih Jenni ini kheki dengan Langga, yang kalahin kekasihnya di pemilihan Ketua OSIS, apalagi dia habis lumayan banyak buat nyogok para siswa, padahal Jenni sendiri ogah.“Hmm…perlu di kasih pelajaran ni si songong itu,” batin Langga dan terus berjalan santai, bahkan dia senyum kecil melihat Jenni rada segan negur dia, karena pacarnya itu protektif padanya.Tapi si cantik ini sempat melirik ke dia, hingga Langga dengan dengan cueknya kedipkan mata buat Jenni, tanpa sepen
Langga kaget, Susi Ngondek beri laporan kalau Julia pindah sekolah. “Aneh…kenapa pindah?” gumam Langga tak paham apa yang terjadi.“Eyke juga nggak tahu cyin, eyke di beritahu Saleha teman dekatnya, yang bilang Julia sudah nggak sekolah di sini lagi,” ceplos Susi yang ikutan bingung sendiri.Karena salah satu sahabat akrabnya pindah mendadak, setelah pulang dari Bali dulu. Susi, Toni dan Anca pun menduga-duga, pasti ada sesuatu antara Langga dan Julia!“Tapi belum ye apa-apakan si Julia-nya kan??” bisik Susi Ngondek, kepalanya langsung di toyor Langga.“Enak aja, nyium aja kagak, suerr!” dengus Langga, Susi terkekeh saja, termasuk Toni dan Anca.“Udah kagak usah keciwi, kan masih ada cadangan, walaupun bodynya kalah sama Julia, tuh si J yang lain, alias Jenni, tapi dadanya montok tuh, ente suka yang dada gede” sela Toni tertawa, sehingga Langga senyum mesem.“Lha diakan punya pacar?” potong Susi Ngondek.“Alaahhhh baru pacaran, orang menikah ajee bisa cerai,” sela Anca. Susi Ngondek p
Langga yang juga kenakan handuk dekati si Iceu dan bak anjing liar lapar dia peluk dan ciumi langsung wanita ini, hingga Iceu kaget, tapi setelahnya mendesah-desah tak kalah liarnya dari Minel.Dia awalnya kaget ganasnya Langga menyerangnya. Tapi setelahnya mudah di duga, tanpa ragu dia lepasin semua yang di badannya, sehinga mata bangor Langga melotot melihat ini.“Weeeww…benda-benda asyiik yang butuh di belai, tolol amat dianggurin si Kades itu,” batinnya dengan wajah sumringah.Iceu ternyata tinggal di sini juga, saat tahu Minel ‘main gelo’ dengan Langga dan jalan agak ngangkang, Iceu penasaran dan ngintip di hari saat itu lewat anak kunci kamar ini.Hasilnya, melongo dia melihat torpedo remaja tampan ini keluar masuk hutan gundul Minel. Tambah tak karuan lagi dia melihat Minel merem melek keenakan di pompa remaja nakal ini.Akhirnya dia tanpa ragu minta pada Minel agar di ajak bergabung, Minel dengan senang hati mengiyakan, apalagi dia juga keteteran layani keperkasaan si pejantan
"Hmm…emank amankah?” tanya Langga, matanya dikit liar lihat kiri dan kanan. Minel tersenyum keci.“Aman donk ganteng, tapi ada syaratnya!” kata Minel sambil dikit (pura-pura) baikin rok panjangnya, padahal sengaja nge-buka, sehingga Langga makin melotot.Inilah triknya agar remaja tampan di depannya ini makin tak karuaan rasa dan tujuannya berhasil.“Syarat…apa itu syaratnya?” tanya Langga, yang mulai naik kalamenjingnya melihat rok Minel yang belahannya terlihat hingga ke paha.“Ke sini donk, aku bisikin,” cetus Minel lagi, hingga Langga yang kadang polos dan lugu, tanpa ragu mendekat.Minel dengan senyum memikat dan wajahnya mirip-mirip artis dangdut Jenita Janet, apalagi suaranya juga dikit-dikit berkerak di huruf ‘R’ langsung bisikin syaratnya, tapi tangannya dengan nakal elus-elus celana Langga persis di bagian torpedo dan dia kaget merasaka ada denyutan dan lama-lama denyutan itu berubah jadi sebesar lengannya.“Astaaagaaa..gede banget,” batinnya penasaran.“Ahh cuman itu, deal!”
“Apaan sih kalian lihat-lihat aku,” sungut Langga.“Bo-boleh ya bos…kali ini aja, setelah ini nggak lagi dehh,” bujuk Toni, yang diam-diam udah incar Ece, Anca incar Iin dan si Susi incar yang bibirnya seksoi.“Dasar kalian ini, sepulangnya dari Jakarta, kalian harus cuci semua mobil-motorku dan ngelap sampai bersih selama 3 bulan non stop,” cetus Langga.“Siap bosssss….!” sahut ketiganya kompak. Kang Idun dan Hansip Endang senyum-senyum puas, sebab mereka akan ikut ketiban rejeki.Begitu pembayaran beres. Toni tanpa ragu gandeng Ece, Anca gandeng Iin dan Susi yang mulai bergaya jentong gandeng Elis, si bibir seksoi.Ketiga remaja ini akan jadi ‘suami’ kontrak selama 5 hari di rumah 3 janda itu.“Hmm…apa bedanya dengan open BO,” gumam Langga.“Mas bos ga minatkah?” pancing Kang Idun, yang diam-diam kagum juga dengan remaja tampan ini, yang ternyata inilah sang bib bosnya.“Carikan aku penginapan saja, masa aku tidur di mobil,” cetus Langga dan Kang Idun langsung perintahkan Hansip Enda
Kini mereka di ajak jalan kaki menuju ke sebuah rumah yang di kampung sini lumayan bagus dan letaknya agak di ujung kampung ini.Jarang ada mobil di sini, rata-rata warganya naik motor atau sepeda.Dia di kenal dengan julukan Kang Idun dan lewat dialah kalau ingin ‘nikmatin’ janda cakep, maka wajib berurusan dengannya, itulah kata Kang Hansip Endang pada ke 4 remaja nakal ini.“Wahhhh…wahh kalian ini masih muda-muda, keliatannya tajir nih,” cetus Kang Idun terkekeh, saat menerima laporan si Hansip Endang yang berbisik ke telinganya, sambil menatap Langga Cs.“Kang Idun, gimana caranya nih kami bisa kenal dengan janda-janda denok di kampung sini,” cetus Toni tak sabaran, melihat keduanya malah bisik-bisik tetangga di depan mereka.Kang Idun kembali terkekeh, dia ejek mereka ni anak-anak muda yang tak sabaran.Lalu dia keluarkan 4 lembar catatan dari sebuah mapnya dan di sodorkan kepada Langga Cs, di minta baca dengan teliti dan boleh tanya kalau tak paham.Tulisan tangannya ini bikin ke