/ Rumah Tangga / Pria Tampan Alat Balas Dendamku / BAB 4 MEMBALAS SEMUA RASA SAKITNYA

공유

BAB 4 MEMBALAS SEMUA RASA SAKITNYA

작가: Aleena Tan
last update 최신 업데이트: 2025-07-30 19:14:06

Adeline terus memikirkan perkataan Tuan Kane padanya. Dibilang bercanda juga tidak mungkin. Orang sekelas pria itu tidak akan bergurau dengannya yang bisa dibilang bocah kemarin sore. Namun, jika serius—

Adeline menggelengkan kepala dan menepis segala pikiran yang tidak mungkin. Mereka sama sekali belum saling mengenal. Tidak mungkin pria itu jatuh cinta padanya. Pasti ada alasan lain dibalik perkataannya.

Adeline terus memikirkan alasan-alasan yang mungkin saja terjadi hingga tanpa sadar ia menabrak seorang pria yang hendak masuk ke dalam hotel tersebut. Adeline pun terjatuh akibat benturan itu.

"Maafkan aku, Nona. Aku tidak tahu kau datang dari sana," ucap pria itu dengan mengulurkan tangan hendak membantu Adeline. 

"Tidak, Tuan. Salahku karena tidak melihat-lihat," balas Adeline. 

Adeline meraih uluran tangan pria itu dan berdiri. Dia merapikan pakaian dan mengangkat kepala untuk melihat wajah pria yang dia tabrak.

Namun, betapa terkejut dia karena ternyata pria itu adalah pria yang sudah membuatnya sengsara. Pria yang dia cintai sekaligus dibenci secara bersamaan. 

"Ternyata itu kamu!" seru pria itu dengan senyum cerah seakan tidak memiliki salah. 

Adeline hanya diam dan tidak membalas. Dia terlalu malas untuk meladeni. Lagi pula Adeline juga khawatir jika dia mengeluarkan suara, yang ada dia malah menangis. Membuat harga dirinya jatuh di depan pria itu. 

"Bagaimana kabarmu? Oh! Aku yakin kamu pasti masih sedih karena perceraian kita. Hahaha, meski aku sudah tidak lagi menjadi suamimu, aku mendo'akan semoga kamu mendapatkan pria yang bisa menerima status jandamu dan kamu yang sama sekali tidak memiliki apapun." Pria itu mengalihkan tatapan ke arah yang lain dan mulai berbicara sendiri. "Hahhh ... Ya Tuhan! Sungguh, aku pria yang baik sekali pada mantan istriku," desahnya. 

Adeline memutar bola mata malas. Dia baru tahu, ternyata pria yang dia cintai bisa sangat menyebalkan seperti ini. 

Tiba-tiba bersamaan dengan itu, seorang wanita datang dari belakang dan langsung memeluk mantan suami Adeline. Tidak hanya memeluk, wanita itu bahkan sampai mengecup bibirnya dan tidak malu dengan tatapan orang-orang sekitar. 

Adeline memalingkan wajah dengan hati yang sangat kesal. Ternyata kebencian di hatinya belum bisa mengalahkan rasa cinta untuk pria itu. Melihat adegan seperti itu di depan mata, masih membuat Adeline cemburu. 

“Kamu sedang bersama siapa, Sayang?” tanya wanita itu dengan nada suara penuh desahan.

“Oh! Kamu sudah bertemu dengan mantan istriku, bukan?” tanya Brandon antusias. Adeline yakin bahwa dia pasti sudah bercerita pada Brandon mengenai hari ketika dia datang ke apartemen pria itu.

Wanita itu memalingkan wajah ke arah Adeline. Masih sama seperti saat itu ketika mereka bertemu di apartemen Brandon. Wanita itu masih memandang rendah Adeline dan bersikap sombong dengan harta hasil rampasan sang suami.

“Ah! Aku ingat! Kamu adalah Valerie, mantan istri suamiku!” Wanita itu tersenyum angkuh dan mengulurkan Adeline hendak menjabat tangan Valerie. “Halo! Aku Vivianne Cavanaugh. Istri sah dari Brandon Cavanaugh,” ucap wanita itu memperkenalkan dirinya. Memberikan penekanan di kata “istri sah” seakan sedang mengejek Adeline yang menikah saja tidak didaftarkan di catatan sipil.

Adeline tidak membalas uluran tangan itu. Dia hanya menatap sinis dan melihat ke arah yang lain.

Sebenarnya Adeline ingin sekali pergi dari sana. Namun, entah kenapa kedua kakinya enggan melangkah. Yang malah membuat Brandon berpikir bahwa Adeline masih belum bisa melupakannya.

“Adeline, aku tahu bahwa aku sangat tampan dan sulit untuk dilupakan. Tapi pernikahan kita sudah berakhir. Dan Vivianne tidak berhak menerima perlakuan burukmu hanya karena kamu cemburu padanya. Kamu harus bisa melupakan masa lalu kita! Life must go on!” serunya sok bijak menceramahi Adeline.

Adeline ternganga saking terkejut dengan ucapan Brandon. Padahal dia adalah korbannya. Namun, pria itu malah bersikap seakan tidak ada pelaku dan korban di sini.

Adeline menarik napas panjang. Dia tersenyum sinis pada pasangan suami-istri itu kemudian berkata, “Aku tidak perlu sampai memperlakukan istrimu dengan buruk karena dia memang sudah buruk. Sama seperti kamu yang menikahiku hanya karena menginginkan hartaku saja.”

Adeline melihat ekspresi kesal dari wajah Brandon dan Vivianne. Dia sangat senang bisa membalikkan keadaan. 

“Maaf, hari ini aku sangat sibuk. Jadi, tidak ada waktu untuk meladeni kalian.” Setelah berucap seperti itu, Adeline langsung pergi tanpa mendengar balasan dari Brandon dan Vivianne. Dia sudah sangat malas untuk berlama-lama di sana. 

Namun, Ketika Adeline hendak masuk ke dalam mobil, tiba-tiba sebuah tangan menahan gerakannya. Adeline berbalik untuk melihat orang itu yang ternyata adalah Vivianne. Dia melihat Brandon hanya diam saja memerhatikan mereka dari kejauhan.

“Kamu masih ada urusan denganku? Tapi maaf, aku sangat sibuk sekali hari ini. Jadi, tidak bisa meladenimu—”

“Kamu itu hanya wanita rendahan yang tidak memiliki apa-apa. Tidak usah bersikap sombong denganku! Derajatku jelas jauh di atasmu!” seru wanita itu menyombongkan dirinya.

Adeline tertawa sinis, memicingkan mata, senyumnya seolah mengejek kemudian berkata santai, “Apa kamu tidak pernah mendengar istilah langit tidak perlu mengatakan dirinya tinggi?”

Sebuah pertanyaan yang langsung membuat Vivianne muram. Adeline tersenyum puas. Tidak perlu banyak kata-kata untuk membuat wanita sombong itu bungkam.

“Sudah, ya! Aku sedang sibuk sekarang.”

Adeline berbalik dan masuk ke dalam mobil. Namun, tiba-tiba Vivianne menarik lengannya dan membuat Adeline kehilangan keseimbangan. Wanita itu juga memberikan tamparan yang sangat keras di wajah Adeline hingga membuat tanda merah di pipinya.

Adeline merasakan darahnya berdesir. Mencium bau amis, dia memegang sudut bibir yang ternyata mengeluarkan cairan berwarna merah. Meski bertubuh kecil, ternyata Vivianne memiliki tenaga yang kuat untuk memukulnya.

“Kamu memukulku?!” Adeline hendak membalas namun seorang pria tiba-tiba berdiri di depannya. Adeline menerka pria itu namun, karena sosoknya yang tinggi besar, ia jadi tidak bisa melihat siapa pria itu sebenarnya.

Tanpa basa-basi, pria itu langsung menarik lengan Vivianne dengan satu tangan dan menyeretnya menjauh dari Adeline. Melemparnya ke luar dari kawasan hotel tersebut. Adeline melihat Brandon berlari mendekati istrinya. Terjadi baku hantam tapi Brandon kalah kemudian pergi dari sana.

Sedangkan Adeline sangat terkejut dengan kejadian barusan. Dia hanya bisa terdiam dan menyaksikan semuanya.

Siapa pria itu dan dari mana asalnya, Adeline sama sekali tidak tahu. Pria misterius yang sama sekali tidak diketahui asal-usulnya dan alasan pria itu mau menolongnya.

“Nona? Apa Anda baik-baik saja?” tanya seorang wanita berpakaian rapi yang tiba-tiba berada di belakang Adeline. Melihat pakaiannya yang rapi serta sebuah name tag yang tergantung di leher, Adeline menduga bahwa wanita itu adalah manager hotel.

“Ah! I-iya. Saya tidak apa-apa. Terima kasih,” ucap Adeline.

“Anda terluka. Nona, mari ikut saya. Saya khawatir jika tidak segera diobati, maka akan meninggalkan bekas yang tidak bisa hilang,” ucap wanita itu meyakinkan.

Sejenak Adeline merenungi ucapannya yang benar. Akhirnya ia menurut dan kembali masuk ke dalam. Biar bagaimanapun ia tidak ingin memiliki bekas luka di wajah.

Awalnya Adeline pikir mereka hanya akan ke ruang kesehatan saja. Namun, ia malah dibawa ke sebuah ruangan mewah yang berada di lantai paling atas hotel tersebut.

“Maaf, kenapa Anda membawaku ke sini?” tanya Adeline.

“Tentu saja untuk mengobati Anda, Nona,” balas wanita itu. 

Ketika Adeline ingin bertanya lebih lanjut, wanita itu meminta Adeline untuk duduk di sofa dan memintanya menunggu dengan alasan dia akan kembali dengan membawa kotak P3K.

Alhasil Adeline harus menunggu di dalam ruangan itu seorang diri. Dia tidak berani untuk melihat-lihat karena menurutnya itu adalah sikap yang tidak sopan. Adeline memilih untuk mengeluarkan ponsel dan membuka e-mail kalau-kalau ada berita terbaru dari asisten kepercayaannya.

Beberapa saat kemudian pintu ruangan kembali terbuka. Namun, bukan sosok seorang wanita yang datang. Melainkan seorang pria yang tadi bertemu dengannya. Pria itu yang sudah memberikan penawaran lain supaya dia mau menanamkan uangnya di perusahaan Adeline.

“Tuan Kane? Sedang apa Anda di sini?”

Bukannya menjawab, pria itu malah duduk di samping Adeline dan menatap tepat di iris hitam miliknya. 

“Menikahlah denganku maka akan kubalaskan dendammu.”

Bersambung~~

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Pria Tampan Alat Balas Dendamku   BAB 108 MASALAH SELESAI

    Perkataan yang diucapkan Arasy membuat Adeline membuka mulut karena tercengang dengan permintaan wanita itu. Sesaat hanya ada ketegangan di ruangan itu. Hingga akhirnya Arasy tertawa membuat Adeline menjadi bingung.“Hahaha … apa kalian serius menganggapku sejahat itu?” tanya Arasy di sela tawanya.Meski bingung, Adeline tetap merasa bahwa dia harus merespon ucapan wanita itu. Namun, yang terjadi dia hanya tersenyum dengan sangat terpaksa.Arasy tersenyum pada Leo dan Adeline. Dia lalu menggenggam tangan Adeline dan melihatnya dengan sedih.“Adeline, aku ingin meminta maaf karena sudah membuatmu terluka. Aku minta maaf karena sudah mengajakmu berkelahi. Aku tahu apa yang kulakukan salah, tapi aku sangat mengharapkan maaf darimu.”Mendengar hal itu tentu saja membuat Adeline terkejut. Dia seperti mengalami senam jantung dalam sehari ini.“Adeline? Apa kamu memaafkanku?” tanya Arasy membuat Adeline tersadar dari lamunannya.Adeline memandangnya bingung. Menatap wanita itu, mencari tahu

  • Pria Tampan Alat Balas Dendamku   BAB 102 MENIKAH DENGAN ARASY BARU DIMAAFKAN

    Adeline merasakan sakit di kepalanya akibat tarikan Arasy pada rambutnya yang sangat kencang. Dia juga merasa lengan dan hampir seluruh tubuhnya kesakitan. Tanpa melihat pun, dia tau bahwa ada luka lebam di tubuhnya.Adeline menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan. Dia melihat langit-langit ruang IGÐ rumah sakit itu dengan pikiran yang berkecamuk."Seharusnya aku tidak terpancing!""Benar! Seharusnya kamu tidak terpancing!"Adeline menolehkan kepalanya ke asal suara itu. Nampak Alexander berjalan ke arahnya dengan tatapan penuh ketidaksukaan."Ayah?" Adeline bangun hendak turun dari ranjang rumah sakit itu.Namun, gerakannya terhenti karena Alexander mengangkat tangan. Membuat Adeline menunduk ketakutan."Kamu itu istri dari Leo Alaric Kane. Apa kamu sadar akan hal itu?" Alexander memandangnya sinis."Iya, Ayah. Saya sadar akan hal itu." Adeline semakin menundukkan kepala. Dia sangat takut dengan kemarahan sang ayah mertua. "Saya mohon maaf karena sudah membuat kecewa. Say

  • Pria Tampan Alat Balas Dendamku   BAB 106 PERTENGKARAN

    Adeline terbangun dengan kondisi Leo yang sudah tidak ada di kamar. Dia melihat jam yang sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. Dia teringat dengan ucapan pria itu yang sudah mulai bekerja hari ini.Adeline lalu bangun dan langsung membersihkan diri. Hari ini dia tidak memiliki janji untuk keluar rumah. Mungkin dia akan memutuskan untuk bekerja dari rumah seperti kemarin.Sebelum mandi, Adeline mengecek ponselnya dan terlihat sebuah pesan yang Leo kirimkan untuknya. Dia tersenyum ketika melihat pesan itu. Pesan yang berisi kata-kata manis dan sebuah perintah untuknya mandi dan sarapan.Setelah membalas isi pesan tersebut, barulah dia berjalan menuju kamar mandi dan bersiap-siap. Adeline lalu keluar dari kamar dan berjalan menuju ruang makan untuk sarapan."Sudah bangun, Nak?" tanya Camila ketika mengambil buah dari dalam lemari es."Sudah, Ibu," jawab Adeline. Dia mengambil dua lembar roti gandum dan mengoleskannya dengan selai kacang

  • Pria Tampan Alat Balas Dendamku   BAB 105 MENUNGGUMU HINGGA SIAP

    Leo sudah merayu Adeline untuk tidur bersama di ranjang. Namun, istrinya itu tetap bersikeras supaya dia tidur di sofa. Alhasil Leo hanya bisa pasrah dan menerima keadaan bahwa dia harus mengalah."Aku belum tidur bersamamu tapi malah disuruh untuk tidur di sofa," gerutunya ketika merasa Adeline sudah tertidur pulas."Aku mendengarmu!" sahut Adeline dengan kedua mata terpejam.Mendengar itu membuat Leo semakin takut. Khawatir Adeline akan semakin marah padanya.Lampu kamar sudah dimatikan. Leo yang tidur di sofa juga sudah memejamkan kedua matanya. Adeline bangun karena dia belum ingin tertidur.Sebenarnya tidak bisa sepenuhnya salah Leo. Pria itu hanya ingin menghibur dengan caranya. Namun, ternyata malah membuat Adeline kesal.Adeline menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan. Dia bangun dari ranjang dan berjalan menuju sofa. Dia hanya bisa melihat wajah sang suami dengan samar karena saat ini penerangan hanya dari lampu tidur di samping tempat tidur.Adeline berlutut di d

  • Pria Tampan Alat Balas Dendamku   BAB 104 SUDAH CINTA

    BAB 104 SUDAH CINTA"Alex!" Camila memandang Adeline dengan senyum. Dia memegang kedua tangan sang menantu kemudian berkata, "Ayo, kita makan.""Siapa yang mengizinkan kamu untuk makan?" Kali ini Alexander berbicara pada Camila, sang istri.Camila menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan. Dia memejamkan kedua mata sebelum akhirnya berbalik dan menatap sang suami dengan penuh kekesalan."Saya akan makan dengan atau tanpa persetujuan darimu!" seru Camila setelah itu beralih pada Adeline dan pergi meninggalkan suaminya.Adeline melihat sang ibu mertua yang berjalan menuju ruang makan seraya menggenggam tangannya. Seketika dia merasakan hatinya menghangat karena diperlakukan sampai seperti ini.Namun, dia juga merasa sedih karena melihat orang tua suaminya harus bertengkar karena dirinya."Ibu," panggil Adeline."Iya, Sayang," Camila menjawab panggilan sang anak namun dia tetap berjalan menuju ruang makan."Apa Ibu tidak apa-apa?" tanya Adeline khawatir.Camila menghentikan lan

  • Pria Tampan Alat Balas Dendamku   BAB 103 PENOLAKAN ALEXANDER

    Leo sangat panik saat ini. Dia takut Jika Adeline pergi meninggalkannya karena mendengar kalimat yang diucapkan sang ayah.Leo menuruni anak tangga dengan terus mencoba untuk memanggil ponsel sang istri."Adeline, kamu di mana?" tanyanya bermonolog.Leo sudah menelpon sang istri berkali-kali namun panggilan itu selalu tak tersambung. Operator telepon selalu menyebut bahwa nomor ponsel Adeline sedang berada di luar jangkauan."Adeline, kumohon ...!" Leo benar-benar berharap bahwa dia bisa bertemu dengan sang istri.Ketika dia sampai di ruang tamu, langkahnya terhenti karena sang ibu memanggil"Iya, Bu. Ada apa?" tanya Leo. Ekspresi wajahnya yang panik membuat sang ibu terheran."Kamu ingin kemana?" tanya Camila."Mencari Adeline, Ma." Leo mengeluarkan kunci mobil dari dalam saku celananya. Sedangkan pandangannya masih tertuju pada layar ponsel."Mencari Adeline kemana? Kenapa kamu sampai mengeluarkan kunci mobil?" tanya Camila semakin heran dengan sikap sang anak."Karena Adeline tidak

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status