Share

BAB 21: Suasana Canggung

Author: Narubi
last update Last Updated: 2025-07-13 21:34:05
Malam itu, vila pribadi yang harusnya terasa hangat, justru begitu sunyi. Begitu mereka tiba, Sukma berjalan masuk lebih dulu tanpa menoleh. Fikri menyusul pelan di belakang, menutup pintu vila dengan hati-hati.

Langkah Sukma terhenti sejenak di ruang tengah, lalu ia langsung naik ke lantai dua, menuju kamarnya. Fikri berdiri di bawah, ingin bicara—tapi ia menahan diri.

Setelah beberapa menit, Sukma keluar dari kamar, turun setengah tangga. Fikri berdiri di bawah, akhirnya memberanikan diri untuk bicara.

“Sukma…” ucapnya pelan. “Aku... nggak tahu kenapa Cheryl bisa ada di sini.”

Sukma menghentikan langkah. Ia memandang ke bawah, ke arah Fikri. “Aku cuma butuh waktu buat sendiri dulu,” jawabnya singkat.

Fikri mengangguk, bibirnya tertahan ingin menjelaskan lebih banyak. Tapi ia tahu, kali ini bukan waktunya. “Baik,” katanya pelan.

Sukma kembali naik, langkahnya ringan namun berat di hati. Sementara Fikri mengambil jaket tipis di gantungan, lalu berjalan keluar dari vila menuju taman kec
Narubi

Selamat membaca, terimakasih.

| Like
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pria Tampan di Mimpiku Ternyata Suami Orang    Bab 25: Masak dengan Cinta

    Panci di atas kompor mulai mengeluarkan aroma sedap.Uap panas mengambang di udara, menciptakan kabut tipis di dapur hotel yang bergaya minimalis namun cukup nyaman.Sukma berdiri dengan celemek bergambar wortel di tubuhnya, sendok sayur di tangan, wajah serius seperti seorang chef profesional yang hendak menyelamatkan dunia.Ia mencicipi sesendok sup, mengernyit. “Kurang… sesuatu,” gumamnya.Dari meja bar, Fikri hanya memerhatikan sambil menyeduh teh. “Kurang cinta mungkin?”Sukma melirik. “Kalau kamu masih bercanda, aku masukin kamu ke panci ini.”Fikri tertawa kecil. “Coba aku icip, deh.”Sukma memberi ruang. Fikri melangkah pelan ke belakangnya. Tapi langkah itu... terlalu dekat.Saat Fikri mengambil sendok sup, posisi tubuhnya nyaris memeluk Sukma dari belakang. Tubuhnya menyentuh sedikit bahu dan sisi tubuh gadis itu.Sukma terlonjak sedikit. Wajahnya seketika merah padam. “Eh—”“Tenang, aku cuma mau nyobain aja,” kata Fikri santai sambil menyeruput sup. Ia mengangguk pelan. “Cum

  • Pria Tampan di Mimpiku Ternyata Suami Orang    Bab 24: Semakin Membaik

    "Kenapa kamu kayak gitu tadi?"Pertanyaan itu terlontar begitu mobil mulai melaju pelan meninggalkan vila. Fikri tak menoleh, hanya melirik sekilas ke arah Sukma yang duduk di samping dengan pandangan lurus ke depan."Kayak apa?" tanya Sukma datar."Kayak..." Fikri ragu. Tangannya masih mantap di setir, tapi bahunya agak tegang. "Orang kesetanan," sambungnya akhirnya. Suaranya nyaris seperti gumaman.Sukma menoleh pelan. "Nggak ah, orang aku biasa aja."Fikri tertawa pendek. Bukan tawa geli, lebih seperti ‘Iya sih, tapi enggak juga.’ Ia menghela napas panjang.Mobil terus meluncur di jalanan kecil resor yang dipenuhi pohon palem dan suara angin laut yang sayup.Sukma masih diam. Tangannya bertaut di pangkuan, jemarinya saling menggenggam. Lalu ia menarik napas dalam-dalam dan berkata pelan, "Aku cuma kesel. Kebablasan aja."Fikri mengangguk. Ia bisa menerima itu. Tapi ia juga... masih terkejut. “Dia nyebelin, ya?” Fikri mencoba membuka obrolan lagi.Sukma mendengus kecil. “Kamu nanya b

  • Pria Tampan di Mimpiku Ternyata Suami Orang    Bab 23: istri vs calon mantan istri

    Sukma mengaduk perlahan jus jeruk di hadapannya. Tatapannya tetap tertuju pada Cheryl, namun bibirnya tersenyum tipis—senyum yang tidak pernah terasa sehangat biasanya.“Jadi... udah lama pacaran?” tanya Sukma santai, seolah yang duduk di hadapannya adalah teman lama, bukan wanita yang tengah menggantung nasib rumah tangganya.Cheryl tersenyum, menyilangkan kaki dan menatap Sukma balik dengan percaya diri. “Lumayan. Tapi baru kali ini aku ngerasa bener-bener cocok sama seseorang. Nggak perlu drama, nggak perlu pura-pura.”“Ah,” Sukma mengangguk. “Berarti... waktu masih jadi istri orang, kamu sempat merasa hidupmu drama dan penuh kepura-puraan?”Cheryl menahan senyum. “Sukma, sayang... pernikahan itu kompleks. Kadang kita perlu berkompromi. Tapi ada kalanya... kita harus jujur sama diri sendiri.”“Setuju,” jawab Sukma cepat. “Makanya aku selalu jujur sama diri sendiri... termasuk saat sadar bahwa status aku sekarang, istri dari seseorang yang akan bercerai.”Fikri menunduk. Satu tangan

  • Pria Tampan di Mimpiku Ternyata Suami Orang    BAB 22: Sarapan yang Terganggu

    Matahari pagi mengintip malu dari balik gorden tipis vila.Sukma baru saja selesai mengenakan pakaian kasual santai saat Fikri mengetuk pintu kamar.“Aku tunggu di luar ya. Pake sandal yang nyaman,” ucapnya dari balik pintu.Sukma tidak menjawab, tapi mendengar nada Fikri yang terdengar... agak berbeda. Lebih ringan. Tidak sesuram semalam.Beberapa menit kemudian, mereka berkendara hingga sampailah di tempat yang dituju. Kemudian berjalan berdampingan di jalan setapak menuju salah satu restoran terkenal di tepi pulau. Pemandangan laut membentang biru, angin membawa aroma asin yang menyegarkan.“Tempat ini terkenal banget,” kata Fikri pelan saat pelayan mengantar mereka ke meja yang menghadap laut. “Makanan dan view-nya katanya worth banget.”Sukma mengangguk. “Terlihat seperti itu.”Mereka duduk. Pelayan datang membawakan menu.Fikri mempersilakan Sukma memilih dulu.“Pagi ini... kamu terlihat lebih tenang,” ucap Fikri sambil menatapnya.Sukma mengangguk. “Aku mikir semalaman. Dan... a

  • Pria Tampan di Mimpiku Ternyata Suami Orang    BAB 21: Suasana Canggung

    Malam itu, vila pribadi yang harusnya terasa hangat, justru begitu sunyi. Begitu mereka tiba, Sukma berjalan masuk lebih dulu tanpa menoleh. Fikri menyusul pelan di belakang, menutup pintu vila dengan hati-hati.Langkah Sukma terhenti sejenak di ruang tengah, lalu ia langsung naik ke lantai dua, menuju kamarnya. Fikri berdiri di bawah, ingin bicara—tapi ia menahan diri.Setelah beberapa menit, Sukma keluar dari kamar, turun setengah tangga. Fikri berdiri di bawah, akhirnya memberanikan diri untuk bicara.“Sukma…” ucapnya pelan. “Aku... nggak tahu kenapa Cheryl bisa ada di sini.”Sukma menghentikan langkah. Ia memandang ke bawah, ke arah Fikri. “Aku cuma butuh waktu buat sendiri dulu,” jawabnya singkat.Fikri mengangguk, bibirnya tertahan ingin menjelaskan lebih banyak. Tapi ia tahu, kali ini bukan waktunya. “Baik,” katanya pelan.Sukma kembali naik, langkahnya ringan namun berat di hati. Sementara Fikri mengambil jaket tipis di gantungan, lalu berjalan keluar dari vila menuju taman kec

  • Pria Tampan di Mimpiku Ternyata Suami Orang    BAB 20: Kejutan paling tidak diinginkan

    Langkah kaki Sukma terasa ringan saat menuruni anak tangga villa kayu itu. Langit cerah, angin lembut berhembus, dan suara ombak terdengar seperti musik pengantar tidur. Tapi bukan itu yang membuat langkahnya enteng.Melainkan... dia benar-benar di Maldives. Berdua. Dengan suaminya. Diam-diam.“Padahal aku emang gak mau dirahasiain,” ucap Sukma pelan saat mereka baru tiba siang tadi. “Tapi aku juga belum siap hubungan kita go publik... kalau kamu belum resmi cerai dengan Cheryl.”Fikri menoleh dari balik kacamata hitamnya dan hanya mengangguk. Tidak membantah. Tidak juga berjanji. Tapi tatapan matanya—tenang, seolah mengerti.Mereka menempati salah satu kamar di villa yang menghadap laut. Tempat tidur besar dengan tirai putih lembut, balkon luas dengan kursi malas, dan kamar mandi yang lebih besar dari dapur kontrakan Sukma.Sukma sempat membatin, ‘ya ampun... ini mewah banget. Aku nginep di hotel apa istana?!’Tapi tetap menjaga ekspresinya datar.Sementara Fikri hanya berkata santai

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status