Share

Bab 38: Kemarahan

Author: Narubi
last update Huling Na-update: 2025-07-24 16:00:30

BRAK!

Smartphone itu meluncur dari tangannya dan membentur dinding apartemen dengan suara keras. Benda elektronik mahal itu memantul lalu jatuh ke lantai, bagian layarnya retak, tapi Cheryl tidak peduli.

“Dasar brengsek!” umpatnya dengan napas memburu. Matanya merah, bukan hanya karena amarah, tapi juga karena kepanikan yang mulai menggumpal di dadanya. “Semuanya karena kamu, Fikri! Kalau aja kamu nggak maksa nikah sama aku waktu itu...!”

Kakinya menghentak-hentak lantai marmer sambil berjalan mondar-mandir, seperti binatang buas yang terperangkap. Ia mengacak rambut panjangnya, gigi menggertak. Sekujur tubuhnya diliputi rasa frustrasi yang tak tertahankan. Di balik segala kemewahan yang dulu dengan mudah ia genggam, kini ia berdiri di ambang kehancuran.

Dia bukan siapa-siapa tanpa dukungan ayahnya. Ia tahu itu.

“Aku nggak bisa hidup miskin! Aku nggak mau hidup seperti... seperti orang biasa!” katanya pada diriny

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Pria Tampan di Mimpiku Ternyata Suami Orang    Bab 40: Lawan jadi Sekutu?

    Pukul 23.45.Cheryl duduk bersandar di ujung tempat tidurnya, layar ponsel masih menyala di tangan. Jempolnya berhenti tepat di atas tombol “kirim” untuk pesan singkat yang sudah beberapa menit ia ketik dan hapus berulang kali.“Fikri, kita perlu bicara. Aku tunggu kamu besok di tempat biasa. Jam 2 siang. Ini penting.”Cheryl menghela napas panjang. Lalu—klik. Pesan terkirim. Tak ada balasan. Ponsel diletakan di nakas dan ia memaksa dirinya untuk tidur, meskipun dadanya masih penuh kegelisahan. Matanya menatap langit-langit gelap, dan pikirannya hanya berputar pada satu hal—Fikri.Pagi datang terlalu cepat.Pukul 10.30, Cheryl membuka mata dengan kantung mata yang menghitam. Setelah memeriksa ponsel, ia langsung memelototi layar. Tidak ada balasan. Ia menggertakkan giginya, lalu dengan kesal kembali mengetik.“Fikri, kamu baca kan pesanku semalam? Kita perlu ketemu. Ini buka

  • Pria Tampan di Mimpiku Ternyata Suami Orang    Bab 39: Mencoba Bertahan

    Cheryl menutup pintu apartemennya dengan pelan. Bunyi klik dari kunci pintu yang kembali tertutup seolah menandai bahwa semuanya sudah kembali seperti semula. Ia bersandar di daun pintu, memejamkan mata, dan mengembuskan napas berat.‘Ayah tidak akan membiarkan semuanya runtuh.’ Itu kalimat yang menenangkan—sekilas. Tapi makin lama ia mencerna maksud dari setiap kata ayahnya tadi, hatinya justru makin tidak tenang.Ia berjalan perlahan ke ruang tengah, melepas heels-nya dan membiarkannya tergeletak sembarangan. Langkahnya berhenti di depan jendela besar, tempat lampu-lampu kota berkedip seperti sekumpulan bintang yang gemetar di bawah.Cheryl mengangkat sebelah alisnya, bibirnya melengkung menyunggingkan senyum kecil—senyum kemenangan. “Ayah bilang dia akan mempertahankan.” Bisiknya lirih.Cheryl merasa sedikit bangga. Meski sempat dimarahi habis-habisan, tapi pada akhirnya keputusan ayahnya tetap sama: mempertahankan p

  • Pria Tampan di Mimpiku Ternyata Suami Orang    Bab 38: Kemarahan

    BRAK!Smartphone itu meluncur dari tangannya dan membentur dinding apartemen dengan suara keras. Benda elektronik mahal itu memantul lalu jatuh ke lantai, bagian layarnya retak, tapi Cheryl tidak peduli.“Dasar brengsek!” umpatnya dengan napas memburu. Matanya merah, bukan hanya karena amarah, tapi juga karena kepanikan yang mulai menggumpal di dadanya. “Semuanya karena kamu, Fikri! Kalau aja kamu nggak maksa nikah sama aku waktu itu...!”Kakinya menghentak-hentak lantai marmer sambil berjalan mondar-mandir, seperti binatang buas yang terperangkap. Ia mengacak rambut panjangnya, gigi menggertak. Sekujur tubuhnya diliputi rasa frustrasi yang tak tertahankan. Di balik segala kemewahan yang dulu dengan mudah ia genggam, kini ia berdiri di ambang kehancuran.Dia bukan siapa-siapa tanpa dukungan ayahnya. Ia tahu itu.“Aku nggak bisa hidup miskin! Aku nggak mau hidup seperti... seperti orang biasa!” katanya pada diriny

  • Pria Tampan di Mimpiku Ternyata Suami Orang    Bab 37: Akhirnya, Keputusan Paling Sulit Dibuat

    Fikri menyetir mobil dengan penuh tekad, melajukan mobilnya ke jalur sepi dan sampailah di sebuah rumah yang lebih mirip disebut istana. Fikri masuk, pelayan mempersilahkan. Ia langsung menuju ruang kerja ayahnya.Ruangan kerja itu masih sama seperti terakhir kali Fikri menginjakkan kaki di dalamnya. Besar, dingin, dan penuh aura kekuasaan. Aroma kayu mahal berpadu dengan wangi kopi hitam yang dibiarkan dingin di atas meja, menciptakan suasana formal yang terasa menekan.Fikri berdiri tegak di hadapan ayahnya—Saif Pradina Makarim—yang tengah duduk dengan ekspresi gelap di balik meja kayu jatinya. Di usia enam puluh lebih, pria itu masih menyimpan aura dominan yang mampu melumpuhkan mental siapa pun.Tapi hari ini, Fikri datang bukan sebagai anak yang tunduk, melainkan sebagai pria yang telah menetapkan hatinya."Aku akan menceraikan Cheryl." Suara Fikri tegas, nyaris tanpa jeda.Saif meletakkan cangkir kopinya dengan bunyi yang cukup ke

  • Pria Tampan di Mimpiku Ternyata Suami Orang    Bab 36: Ritual Malam Yang Terganggu

    Sukma berdiri di depan meja makan, tengah menata piring dan sendok, sementara suara kunci pintu diputar terdengar dari arah pintu utama. Tak lama, Fikri masuk dengan langkah tenang. Jasnya sudah ia buka dan digantung di lengannya, dasi dilonggarkan, dan lengan kemejanya digulung hingga siku.Sukma menoleh. “Akhirnya pulang juga, aku kira kamu lembur,” ucapnya sambil tersenyum kecil. “Langsung cuci tangan ya, aku udah masak.”Fikri tersenyum, matanya sedikit redup karena kelelahan. Namun begitu melihat Sukma, seolah ada cahaya baru yang menyala. “Iya, tadi ada urusan sebentar jadi pulangnya agak larut.” Ia berjalan ke arah Sukma dan mengecup pelipisnya sekilas. “Maaf ya, dan makasih.”Sukma hanya tersenyum kecil, menunduk. Meski sudah menikah, setiap gestur Fikri masih bisa membuatnya canggung sesaat.Tak lama kemudian, mereka duduk berdua di meja makan. Fikri mencicipi sup jagung buatan Sukma. “Hmm&hel

  • Pria Tampan di Mimpiku Ternyata Suami Orang    Bab 35: Keputusan Besar

    “Kalau kamu tetap ingin menceraikan Cheryl, kamu akan kehilangan semuanya… dan wanita itu pun akan ikut hancur.”Fikri menarik napas panjang, perkataan ayahnya masih terngiang di kepalanya. Bisa saja ia meninggalkan segalanya—nama Pradina, jabatan, harta, semua. Ia bukan anak kecil yang takut hidup dari nol. Tapi… bagaimana dengan Sukma?Wanita itu bahkan tak tahu bahwa kini hidupnya tengah digenggam dalam permainan kekuasaan dua keluarga kaya. Dia hanya mencintai Fikri dengan jujur. Dan Fikri… tidak sanggup membayangkan jika ayahnya menyentuh hidup Sukma hanya demi sebuah peringatan.“Ayah bilang aku punya pilihan…” gumamnya pelan. “Tapi kenapa aku tahu itu bukan pilihan sebenarnya?”Ia bangkit dari kursi, berjalan pelan menuju jendela besar yang memperlihatkan gedung-gedung tinggi Jakarta. Tangannya mengepal. Dalam bisnis, siapa yang tak tergantikan… akan tetap bertahan, apapun

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status