Share

Salah Ruangan

last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-02 15:03:15

Pil kontrasepsi sudah didapat, meski Selena harus berkorban menahan lirikan sinis pegawai apotek. Sekarang, ia tinggal hanya harus mencapai kantor sebelum jam tujuh tepat.

Dengan napas yang memburu karena berlari sedari tadi, juga menaiki tangga alih-alih lift … Selena akhirnya sampai tepat waktu di lantai lima–tempat ruangannya berada.

“Akhirnya….”

Selena mengelap peluh yang membanjiri dahi dan wajahnya. Kemudian dengan tergesa-gesa, ia membuka pintu ruangan. 

Di saat yang bersamaan, seseorang keluar dari ruangan tersebut dan membuat Selena yang juga tergesa-gesa menabraknya.

BRUKK

AHKK!

Selena pun tersungkur ke lantai, wajahnya hampir mencium ujung sepatu pria yang masih berdiri di sana. 

Dengan gusar, Selena mengangkat tubuhnya untuk memberi pelajaran ke orang yang berani menghalangi jalannya. Namun ...

"P-pak Aditya?" 

Selena ternganga melihat pria yang menghalangi jalannya adalah sang Pimpinan, dan ruangan di depannya yang adalah ruangan pimpinan, bukan ruangannya.

Cepat-cepat Selena membungkuk hormat dan meminta maaf. "Maafkan saya, Pak."

Tanpa ingin berlama-lama di sana, Selena menyambar cepat tasnya yang tercampak masuk ke ruangan pimpinan dengan resleting yang terbuka. 

Setelahnya, Selena segera berlari ke ruangannya yang berada di sebelah ruangan Aditya.

Sementara itu, Aditya yang melihat sikap ceroboh Selena hanya menggelengkan kepalanya. Namun, dahinya mengerut ketika melihat sebuah bungkusan kecil tergeletak di lantai, dekat pintu ruangannya. 

**

“Ah, kenapa aku tidak memberikan ceknya, tadi!”

Di ruangannya, Selena masih mengatur napas seraya mengipasi wajahnya yang memanas dengan map kosong.

Karena terburu-buru tadi, ia sampai lupa memberikan cek hasil ONS-nya semalam pada Aditya. Padahal … ini sudah nyaris 24 jam dari tengat waktu yang diberikan sang bos padanya.

Mau kembali ke ruangan Aditya, ia sudah kadung malu karena kejadian tadi. Mana pria itu juga tidak menanggapi permintaan maafnya.

Selena resah. Ia kini mondar-mandir di depan mejanya. Namun, karena terus diburu waktu, dan takut ancaman sang bos … mau tidak mau Selena memaksa dirinya kembali ke ruangan Aditnya.

Tok.

Tok.

Mengatur napasnya, Selena berdiri di depan pintu ruangan Aditya, tangannya bergetar menggenggam cek yang ingin diberikannya. Jantungnya mulai tidak beraturan mendengar suara Aditya yang menyuruh masuk .

Selena masuk dengan perasaan tidak menentu. Ia berjalan dengan kepala tertunduk menghampiri Aditya yang sibuk dengan laptopnya.

"Permisi, Pak, saya mau membayar ganti rugi ---"

"Ekhem!" Aditya berdehem keras mengagetkan Selena, ucapannya pun terhenti. 

Selena mengangkat kepalanya melihat Aditya, tapi pria itu fokus pada laptopnya.

Kemudian Selena meletakkan cek di atas meja dengan tangan bergetar. 

"S-saya permisi, Pak," ucap Selena merasa canggung, cepat-cepat keluar dari ruangan.

Di meja kerjanya, Selena menarik napas dalam-dalam dan menghempaskannya kasar.

Namun, baru beberapa detik merasa lega, lagi-lagi ia pun kembali berjingkat. Matanya melotot dengan tangan meremas kasar sisi mejanya.

Selena menelan salivanya kesulitan. Lehernya terasa kaku menoleh ke arah pintu. 

"Masa iya aku berikan 975 juta itu padanya?" Selena tak berhenti mengutuk keteledoran dirinya. Entah bagaimana caranya meminta kembali cek itu dari Aditya.

"Bodohnya kamu, Selena!" umpatnya menoyor kepalanya sendiri.

Sekarang, ia jadi harus kembali lagi ke ruangan Aditya, dan mencoba bernegosiasi tentang kelebihan jumlah uang di cek yang telah diberinya.

Namun, hingga waktu menjelang jam 4 sore, gadis itu masih tidak menemukan celah untuk kembali ke ruangan Aditya. 

Bahkan hingga sampai di kosnya, gadis itu seolah melupakan kelebihan uang yang tadi begitu ia pikirkan.

Ia malah kembali memikirkan pria tadi malam.

"Aku yakin dia bukan pria tua itu!" Ia mengingat lagi perbedaan dua pria aneh dan misterius yang ditemuinya kemarin. "Tapi kenapa pria tua itu malah memberikanku kepada pria lain?"

Kemudian, ia coba-coba mengingat tentang pria semalam yang bersamanya. 

Bagaimana harum tubuhnya, dan juga suaranya yang terdengar lembut.

"Suara?!" pekiknya refleks terduduk dengan mata yang melotot ke depan.

"Pak Aditya??!" desisnya dengan kedua mata mengerjap seperti menyadarkan dirinya.

Gemuruh jantungnya seketika meningkat. 

"Suara pria itu sangat mirip dengan Pak Aditya!” ujarnya dengan semangat, tetapi kemudian bahunya kembali memerosot.  “Tapi … tidak mungkin!" Aditya terkenal sebagai pria dingin nan arogan! Tidak mungkin memiliki suara selembut itu.

Selena memang baru bekerja sebulan di perusahaan Adiguna Jaya. Itupun, kejadian memecahkan guci hari itu jadi hari pertama ia mendengar suara pimpinannya. 

Suara Aditya kala itu benar-benar berbeda dengan suara pria semalam. 

Namun, kerutan di dahi Selena kembali muncul, kala mengingat keanehan lain … di mana pria semalam sudah mengetahui namanya.

“Ck, tapi dari mana dia tahu namaku?” Kening Selena berkerut kembali. Namun, tidak lama … tubuh gadis itu kembali menegang saat mengingat ia melupakan satu hal penting!

Buru-buru ia bangkit dari posisi tidurnya dan meraih tas kerja. Semua barang-barang di dalam tas itu ia keluarkan … tetapi benda yang ia cari tak juga kunjung ketemu.

“Di mana pil itu?!” katanya panik, membolak-balik tas dan isi-isinya memenuhi kamar kos.

Lalu, ketika ingatannya mengurutkan adegan seharian ini … matanya seketika membola!!

“Tidak mungkin!” pekiknya. Ia seketika membatu, dengan degup jantung yang memacu. “Jangan-jangan, pil itu jatuh di ruangan Pak Aditya??”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Roni Ronisa
seru bangat
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pria yang Kucumbu Malam Itu Ternyata Bosku   THE END

    "Semua sudah beres. Tinggal membawa Selena sekarang bertemu Tuan Collins, Aditya! Tapi tunggu aba-aba dariku!""Bagaimana dengan Tuan Barata? Apa Paman sudah menunjukkan bukti-bukti itu?" "Tenang saja. Semuanya sudah aman," jawab paman Grove meninggalkan perusahaan Barata. Sekarang dia hanya melakukan tugas terakhirnya sebelum Aditya tiba di rumah sakit. "Semua sudah beres?" Paman Grove menyambungkan ponselnya ke orang suruhannya di rumah sakit."Beres. Tuan Collins tampaknya sedikit syok dan tidak mengatakan apapun dengan bukti-bukti itu." "Oke, tugas kalian sudah selesai. Sekarang kalian bisa bebas. Katakan ke semua anggota, sampai kapanpun hal ini tidak bisa bocor! Ingat! Kalian berhadapan dengan Aditya!""Siap, Bos! Aman terkendali.""Oke, pergilah bersenang-senang. Bonus kalian sudah di transfer."Paman Grove mendahului Aditya ke rumah sakit, beberapa menit yang lalu Tuan Collins memintanya datang. Mungkin ingin menanyakan kebenaran bukti yang diberikan asisten pribadinya.

  • Pria yang Kucumbu Malam Itu Ternyata Bosku   Bukti Palsu

    Tuan Collins menunjukkan senyum smirk-nya. Dia memang menanyakan Aditya ke paman Grove. Sudah seminggu ini Julia mencari-carinya ke rumah sakit. Dari Julia jugalah Tuan Collins tahu Aditya tidak lagi tinggal di rumahnya. Namun, Tuan Collins tidak ingin membahasnya."Apa kamu sudah mengurus pernikahanmu dengan Julia?" tanya Tuan Collins membetulkan letak selang infus yang melilit di tangannya."Pernikahan? Aku memang sedang merencanakan pernikahan, tapi tidak dengan Julia, Kek." Aditya melipat kedua tangannya di dada.Ucapannya itu menarik atensi Tuan Collins dan menaikkan pandangannya. "Apa maksudmu, Aditya? Kamu mau menggagalkan rencanaku dengan Barata?" berangnya melotot tajam."Rencana mengakuisi perusahaan milik Tuan Abeth dan Viktor? Sepertinya Kakek tidak tahu jika Tuan Bramasta sudah bergerak lebih cepat." Aditya menarik punggungnya yang menempel di dinding kamar rumah sakit. "Tidak bisa di salahkan juga Tuan Bramasta. Kalian saja yang tidak bergerak cepat. Yah, kalian sibuk

  • Pria yang Kucumbu Malam Itu Ternyata Bosku   Hendra Meninggal

    Selena terbangun setelah mendengar bunyi alarm dari ponselnya. Sedikit kaget mendapati dirinya tertidur di ruang tamu. Punggungnya terasa mau patah karena semalaman tidur membungkuk di sofa kecil.Selena meregangkan otot tubuhnya sebelum berjalan ke kamar Baby Lea. Pun cepat-cepat membersihkan diri sebelum Aditya datang ke sana.Namun, belum selesai berkutat dengan Baby Lea, terdengar suara bell. "Iya, bentar," serunya berlari kecil ke depan. Tampak Aditya menunggu di depan pagar."Masuklah, aku belum selesai," ujar Selena memberikan Baby Lea kepada Aditya.Ia tidak tahu mengapa senyaman itu memperlakukan Aditya. Bahkan tubuhnya yang cuma terbungkus daster basah tidak merasa malu. "Selena," panggil Aditya melihatnya terburu masuk."Tunggu sebentar aku mandi," serunya menghilang di balik pintu kamar.Sengaja atau tidaknya, pintu kamar jelas tidak menutup sempurna. Aditya meletakkan Baby Lea di ruang bermain, niatnya ingin menutup pintu kamar. Aditya tidak yakin bisa menguasai dirin

  • Pria yang Kucumbu Malam Itu Ternyata Bosku   Selena Kembali Ke Aditya

    Setelah beberapa lama berbincang, Aditya berpamitan pulang. "Kamu pulang saja dulu, Selena. Mumpung ada Aditya yang bisa mengantarmu ke rumah," ujar Mami kasihan melihat Selena terus-terus di sana. "Mami saja yang pulang. Aku---""Biar Mami dan Riana di sini malam ini. Kamu dan Baby Lea pulanglah. Pun ada Papi juga di sini," potong Mami memaksa Selena pulang."Aditya, tolong antarkan Selena ke rumah ya.""Baik, Nyonya." Aditya meraih Baby Lea dari pangkuan Selena. Membawanya keluar mendahului Selena.'Pucuk dicinta ulam pun tiba. Semua sesuai dengan rencana. Sekarang tinggal menunggu giliran Kakek tua itu!' batin Aditya tertawa kecil. "Maaf merepotkan kamu," kata Selena menarik Baby Lea dari pangkuan Aditya dan mendudukkannya di kursi belakang.Aditya bergumam dalam hati, itu semua sudah direncanakan. Sekarang dia hanya ingin membuat Selena merasa dirinya malaikat penolong."Tidak apa-apa. Lupakan saja yang lalu-lalu, fokus dengan kesehatan Hendra dulu.""Tapi ... kata dokter Kak H

  • Pria yang Kucumbu Malam Itu Ternyata Bosku   Rencana Melenyapkan Hendra

    Di kediaman keluarga Bramasta tidak lantas membuat Selena tenang. Pikirannya tentang Aditya semakin kuat saja. "Hei, malah bengong." Riana yang baru tiba menepuk pundak Selena. Selena mengangkat kepala lemah. Melihat Riana jadi timbul niatnya keluar ingin menemui Aditya. Ia harus mengakui semuanya ke Aditya dan meminta Aditya untuk melupakannya dan Baby Lea.Selena tidak ingin jika Tuan Collins sampai tahu ia memiliki keturunan keluarga Collins. Ancaman pria tua itu belum bisa hilang dari pikirannya."Malah bengong," omel Riana menyikut bahu Selena."Iya, aku kelelahan seharian menjaga Baby Lea," sahut Selena tertawa kecil. "Elleh, kan Mami sudah langsung pulang. Sekarang kamu bisa bersantai juga."Benar juga. Ini kesempatannya bisa keluar dengan mengajak Riana yang doyan belanja-belanja dan salon."Hmm, kamu mau mengajakku keluar?" pancing Selena mengedipkan sebelah matanya menggoda calon iparnya.Benar saja, mendengar kata keluar, Riana mencampakkan tas belanjaannya ke dalam kam

  • Pria yang Kucumbu Malam Itu Ternyata Bosku   Merencanakan Sesuatu

    Paman Grove mengerahkan seluruh orang suruhannya mendapatkan benda untuk keperluan tes DNA yang diminta oleh Aditya."Aku yang akan mendapatkan sampel rambut putriku, paman Grove. Kalian hanya perlu mengawasi Hendra dan keluarga Bramasta saat aku berkepentingan di rumah Selena.""Baik, info sudah aku dapatkan, Tuan Bramasta dan istrinya juga putrinya tengah ke pertemuan mitra bisnis keluar kota, sore nanti baru kembali. Kami hanya akan mengendalikan Hendra selama kamu berkepentingan di rumah Selena."Aditya setuju dan segera bergerak menuju rumah Selena. Dia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk mendapatkan kembali wanita yang jadi cinta pertamanya.Sebenarnya, terlihat konyol bagi seorang Tuan Muda bangsawan mengejar-ngejar wanita yang tidak sederajat dengannya, pun mengemis cinta darinya. Selena di rumahnya. Setelah beberapa lama memastikan Aditya tidak datang lagi, ia mulai berani membuka pintu rumah dan bersantai di teras rumah. Hingga lima belas menit kemudian."Ekkhem!

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status