Albert tersenyum puas dengan keterampilan yang ia pilih. Ia mengingat kembali kejadian sebelum ia mencapai kamar asramanya yang menjadi alasan kuat untuk memilih keterampilan ini.
Setelah Gading pergi, ia menuju minimarket terlebih dahulu untuk membeli peralatan mandi dan beberapa perlengkapan untuk membantunya pindah. Yah, ia telah memutuskan menerima tawaran Gading untuk kembali ke rumah masa kecilnya. Ia tidak butuh banyak pertimbangan, mengingat begitu ia memulai kerja praktek dan tugas akhir, akan sangat kecil kewajibannya untuk kembali ke kampus.Minimarket yang terletak dalam fasilitas kampus normalnya tetap sebelum larut malam. Namun dengan berakhirnya ujian pada hari ini, ada kemungkinan minimarket akan lebih cepat tutup karena banyak mahasiswa di asrama yang kembali ke rumah masing-masing. Oleh karena itu, Albert mempercepat langkahnya karena kampus sudah sangat sepi. Ketakutannya segera memudar begitu melihat minimarketnya masih buka dengan kasir yang tengah beres-beres untuk tutup dan seorang pembeli lain.Setelah mengambil semua barang yang ia butuhkan, ia segera menuju kasir untuk memproses pembayaran.“Semuanya 60 ribu rupiah tuan, bagaimana anda berencana untuk membayarnya?” tanya kasir dengan sopan. Pertanyaan yang membuat Albert segera tersadar dengan kesalahan yaitu melupakan fakta bahwa ponselnya telah rusak sehingga uang digitalnya tidak dapat digunakan. Ia juga bukan tipe pemuda yang nyaman dengan membawa uang kas sehingga ia jarang menggunakan dompet. Ia lebih mengandalkan uang digital di ponselnya yang menurutnya lebih praktis.“Dengan debit,” balas Albert cepat. Beruntungnya ia selalu menyimpan kartu debit di saku jaketnya.Kartu debit ini merupakan tabungan pribadi yang dananya berasal dari tunjangan bulanan beasiswa dan hasil pekerjaan sampingannya secara daring. Ia sangat lega sekarang karena dapat terhindar dari kejadian memalukan di mana ia tak dapat membayar belanjaannya.Namun perasaan itu tidak bertahan lama karena kasir tersebut dengan wajah bermasalah menyampaikan, “Maaf tuan, namun kartu debit ini diblokir. Apakah anda memiliki kartu lain?”Albert sangat terkejut mendengar kartunya diblokir namun ia segera mengetahui apa yang terjadi. Keluarga Rich benar-benar tak kenal ampun. Mereka pasti yang memblokir tabungan di seluruh bank atas namanya walaupun uang itu tak pernah berasal dari mereka.Satu-satunya pilihan hanyalah mengambil kartu bank Royal yang berada di kamarnya. Namun bank Royal bukanlah bank konvensional biasa, mereka memiliki batas minimum untuk setiap penarikan dana. Batas minimum yang tak akan bisa dipenuhi oleh minimarket di kawasan universitas. Jika memilih menggunakan kartu bank Royal nya mungkin ia harus mencari mesin ATM terdekat yang ia tidak tahu dimana posisinya dan sangat menyusahkan untuk mencarinya tanpa bantuan ponsel.Sebelum sempat Albert memutuskan untuk membatalkan belanjanya, seorang gadis yang berbaris di belakangnya menepuk pundaknya.“Ah maaf saya tidak sengaja mendengar perbincangan anda. Bagaimana jika saya membayar belanja anda terlebih dahulu ?”Albert tentu saja sangat terkejut dan bingung dengan tawaran ini. Ia sama sekali tak mengenal gadis ini, mengapa gadis ini ingin menolongnya?Albert berpikir sejenak dan kemudian mengangguk. Ia tak merasakan adanya niat buruk dari gadis ini dan juga ia dapat meminta kontak gadis ini untuk membayar gadis ini kembali dengan uang digital setelah ia mendapatkan ponsel baru.“Maaf merepotkan anda, sepertinya ada yang salah dengan bank saya dan kebetulan hp saya sedang rusak. Jika anda tidak keberatan, anda dapat meninggalkan saya kontak anda dan saya akan menghubungi anda besok untuk membayarnya.”
Gadis itu tersenyum lembut dan segera memproses pembayaran belanjaannya dengan Albert.Albert harus mengakui bahwa gadis ini sangat cantik, ia bisa disandingkan dengan Gebby yang merupakan salah satu primadona kampus. Namun bertolak belakang dengan Gebby yang terkesan seksi dan sensual, gadis ini menunjukkan pesona kecantikan alami yang murni dengan wajah orientalnya. Albert tidak terlalu tertarik dengan hal ini karena primadona-primadona kampus ini rata-rata lebih tua 3 tahun darinya.Albert pun menawarkan untuk membawa belanjaan gadis tersebut hingga ke titik di mana mereka harus berpisah yang diterima baik oleh gadis tersebut.“Ah, maaf atas ketidaksopanan saya, perkenalkan saya Albert, mahasiswa fakultas bisnis tahun ketiga,” ucap Albert memulai obrolan dengan memperkenalkan dirinya.“Ah salam kenal Albert, kamu dapat memanggilku Riska, aku juga sama berada di tahun ketiga namun dari fakultas farmasi. Kamu terlihat sangat muda untuk mahasiswa tahun akhir, kupikir kamu mahasiswa baru!”“Anda bukan yang pertama untuk berpikir seperti itu. Namun, saya dapat berkata hal yang sama tentang anda.”Riska hanya tertawa kecil dan Albert menangkap bahwa gadis itu tak nyaman dengan topik pembicaraan ini dan segera mengganti topik.“Mengapa anak farmasi seperti anda berbelanja di minimarket fakultas bisnis di malam hari seperti ini?”“Sepupuku akan masuk ke fakultas bisnis tahun depan dan memilih untuk tinggal di asrama agar lebih dekat dengan teman-temannya. Aku hanya membantunya merapikan kamar asramanya,” jawab Riska, “Ah, kamu akan pulang ke asrama bukan ? Bagaimana jika kita berpisah disini, saya akan menuju parkiran.”Albert setuju dengan Riska dan setelah mendapatkan kontak Riska untuk dapat melunasi hutangnya, mereka berpisah.Namun belum jauh ia berjalan, ia mendengar suara tamparan keras di belakangnya yang diikuti sebuah teriakan.“Anda jangan tidak sopan ya! Saya peringatkan anda akan ada konsekuensi yang berat jika anda berani menyentuh saya sembarangan!” Albert segera berbalik ketika menyadari teriakan itu milik Riska.Singkat kata, ia menemukan Riska disudutkan oleh 2 berandalan. Ia mengingat jelas bagaimana tanpa sadar keterampilan bela dirinya aktif sehingga membuatnya mampu menangani kedua berandalan itu secara cepat. Kedua berandalan itu tak sempat berbuat apa-apa ataupun mengenal siapa yang menyerang mereka. Namun dari rutukan dan sumpah serapah mereka tentang menjadi bawahan dari Joni Anggara, yang baru ia ketahui merupakan ketua preman di Universitas Negara dan memiliki dukungan dari keluarganya yang bertindak serupa namun skalanya meliputi satu kota ini.Albert tahu dengan menyelamatkan Riska telah membuatnya menjadi target dari keluarga berbahaya ini. Oleh karena itu, ia perlu keterampilan untuk menghadapi mereka. Albert memeriksa sistemnya.[Selamat! Anda mendapat julukan “Penyelamat Wanita!”][Anda memperoleh peningkatan kekuatan dan keterampilan bela diri sebanyak 3 poin][Status terbaru][Level: 17/100 (Pemula)][Kecerdasan: 25/100 (Pemula)][Kekuatan: 20/100 (Pemula)][Kebijaksanaan: 13/100 (Pemula)][Keterampilan: Bela diri 18/100 (Pemula), Strategi 7/100 (Pemula), Multitasking 10/100 (Pemula)][Program untuk mencapai tujuan: aktif. Progress: 10%]Albert dapat melihat bela diri dan kekuatannya telah bertambah sesuai dengan yang dikatakan sistem. Namun bagaimana dengan peningkatan keterampilan multitasking sebanyak 5 poin? Apakah ini berkaitan dengan intensitas penggunaannya?"Sepertinya, masih banyak hal yang perlu kupelajari tentang sistem, terutama tentang cara menaikkan level."
Albert sama sekali tak menyalahkan tindakan memalukan Martin. Wajar bagi pak tua tersebut untuk berusaha semaksimal mungkin agar terhindar jatuh ke dalam tangan keluarga Anggara. Di kalangan dunia bawah kota Bandar sudah menjadi rahasia umum bahwa lebih baik dipenjara oleh polisi dibandingkan dipenjara oleh keluarga Anggara. Polisi masih akan memperlakukanmu secara manusiawi, sedangkan keluarga Anggara tidak. Joni sama sekali tak memiliki simpati pada Martin. Sejujurnya ia memiliki beberapa keluhan pada dosen korup ini. Tidak cukup dosen korup ini selalu mencari perhatian pada Gebby Tan yang telah ia incar sejak gadis itu masuk universitas negara, dosen ini juga berani memperdaya dan memperlakukannya seperti bawahan. Baginya sudah sama sekali tidak ada kata ampun untuk pak tua ini. Burhan menghela nafas panjang. Ia sangat membuang-buang waktunya hari ini. Tidak hanya, ia tidak mendapatkan rekomendasi untuk kerja praktek di jaya grup, tapi juga kehilangan salah satu k
Albert memberikan Joni tatapan yang sama saat ia menumbangkan empat bawahannya tanpa usaha sama sekali. Jujur saja Joni sangat ketakutan, namun egonya yang besar membuatnya berpura-pura bersikap tangguh dan menatap balik Albert. Pikirannya segera membuat pembenaran atas situasinya sekarang. Tak masalah jika Albert memang bisa menumbangkan empat bawahannya. Keempatnya juga hanyalah bawahan kelas teri. Mereka biasanya memeras orang karena memiliki senjata dan menang jumlah. Dari fisiknya, Joni dapat melihat bahwa Albert pernah mempelajari beberapa bentuk bela diri sehingga itu sangat wajar untuk dapat menumbangkan empat orang tak berguna ini. Jikapun ada kejadian di mana Albert berbuat kasar padanya, Joni yakin ia dapat memberikan perlawanan. Namun sebelum itu terjadi, Joni yakin Albert tak berani menyentuhnya setelah mendengar nama keluarga Anggara. Sekuat apapun Albert, ia tak memiliki kekuatan untuk menghadapi petarung elit keluarga Anggara. Dengan semua pem
"Kami dari bank Royal sangat mengutamakan efisiensi dan kenyamanan dari nasabah kami. Jadi saran saya bagaimana jika anda menambahkan informasi kontak asisten anda untuk transaksi berikutnya ?""Itu saran yang bagus. Saya akan memberikan kontaknya kepada anda secepatnya pak Daniel.""Baik. Saya akan menunggu informasi selanjutnya. Selamat beraktivitas lagi, tuan Albert."Joni melongo mendengar berita ini. Ia sama sekali tak menyangka Martin menyuruhnya mengincar orang ini. Dengan kekayaan sebanyak itu, Albert telah bisa menjadi orang di bawah usia 20 tahun terkaya di negara ini mengalahkan para pewaris lima keluarga besar. Orang ini masih sangat muda dan jenius sehingga potensinya masih sangat besar.Gebby sangat senang dengan pilihannya selama ini untuk tidak bersikap buruk pada Albert. Pemuda ini hanya 3 tahun lebih muda darinya, memiliki paras tampan, kecerdasan, dan kekayaan yang menjadi dambaan para wanita. Untuk saat ini, ia perlu mempertimban
Pemikiran Gebby sangatlah sederhana. Sejak kecil, ia telah menjadi angin dalam keluarganya. Saudaranya lebih kompeten darinya dan telah mengamankan posisi mereka dalam keluarga. Hanya tersisa Gebby yang akan menjadi alat untuk pernikahan politik. Oleh karena itu, ia telah mengembangkan keahlian untuk mengetahui cara menempatkan diri dalam sisi baik seseorang. Dengan keahliannya ini, ia memutuskan untuk memihak Albert. Dengan kekayaan hampir 7 triliun, bukankah memiliki hubungan baik dengan Albert adalah keputusan yang benar ? Jikapun itu salah, maka ia akan kembali kepada hubungan sebelumnya yaitu saling mengabaikan satu sama lain. Burhan yang memiiliki keadaan yang tidak jauh lebih baik dari Gebby di keluarga Brata memiliki pemikiran yang sama, "Saya sependapat dengan Gebby pak Martin. Paman saya, kepala keluarga Brata memiliki juga kartu emas bank royal. Mereka memang memiliki mekanisme seperti ini." Martin yang sama sekali tak menyangka Burhan dan Gebby akan memih
Setelah mendengar bagaimana Burhan dengan mudahnya melipatgandakan harga yang ia tawarkan, Martin segera melupakan ketakutannya kepada Albert. Fokusnya kembali untuk mendulang keuntungan sebanyak mungkin."Tuan Burhan benar-benar sangat bijaksana," sahut Martin bersemangat, "Apakah saya baru saja mendengar 110 juta?"Gebby mengangkat tangannya untuk menyetujui pancingan yang ditawarkan Martin.Namun, Burhan dengan enteng berseru "150 juta!"Joni tersadar dari ketakutannya ketika ia mendengar harga fantastis yang ditawarkan Burhan. Sebelum lelang ini dimulai, Joni telah mengirim pesan kepada Rio untuk menanyakan tindakan yang perlu diambil karena kehadiran Burhan Brata membuat Martin menjadikan tawaran ini untuk dilelang. Ia dengan panik masih menunggu jawaban dari Rio karena tidak memiliki kewenangan untuk mengendalikan uang di atas 100 juta! Uang jajan bulanannya saja tidak mencapai angka tersebut sehingga ia membutuhkan dukungan dari keluarganya.
Setelah mendengar dan melihat uang yang harus mereka keluarkan untuk mendapatkan rekomendasi, banyak mahasiswa yang memilih meninggalkan gedung auditorium tersebut dengan kecewa. Mereka-mereka ini berasal dari keluarga biasa atau bahkan yang kurang mampu dan niatnya mau menggunakan kesempatan ini untuk mengubah nasib. Sayang sekali dengan dosen seperti Martin, itu mustahil terjadi. Para dosen juga sama sekali tak menghentikan mereka karena target mereka bukanlah mahasiswa ini. Tujuan dari pemberitahuan secara luas adalah agar berita ini tersebar secara luas dan harapannya dapat menyentuh keluarga-keluarga kelas atas. Tujuan ini telah tercapai dengan kehadiran Burhan yang notabene bukan merupakan mahasiswa universitas negara. Dari 1000 lebih yang hadir sekarang tersisa kurang dari 200 orang. Gedung yang semula terlihat penuh sesak, sekarang terlihat sangat kosong. Bertho yang termasuk dalam rombongan yang pergi menemukan Albert masih duduk tenang menghampirinya. "Ah A