Share

Bab 7

Albert tersenyum puas dengan keterampilan yang ia pilih. Ia mengingat kembali kejadian sebelum ia mencapai kamar asramanya yang menjadi alasan kuat untuk memilih keterampilan ini.

Setelah Gading pergi, ia menuju minimarket terlebih dahulu untuk membeli peralatan mandi dan beberapa perlengkapan untuk membantunya pindah. Yah, ia telah memutuskan menerima tawaran Gading untuk kembali ke rumah masa kecilnya. Ia tidak butuh banyak pertimbangan, mengingat begitu ia memulai kerja praktek dan tugas akhir, akan sangat kecil kewajibannya untuk kembali ke kampus.

Minimarket yang terletak dalam fasilitas kampus normalnya tetap sebelum larut malam. Namun dengan berakhirnya ujian pada hari ini, ada kemungkinan minimarket akan lebih cepat tutup karena banyak mahasiswa di asrama yang kembali ke rumah masing-masing. Oleh karena itu, Albert mempercepat langkahnya karena kampus sudah sangat sepi. Ketakutannya segera memudar begitu melihat minimarketnya masih buka dengan kasir yang tengah beres-beres untuk tutup dan seorang pembeli lain.

Setelah mengambil semua barang yang ia butuhkan, ia segera menuju kasir untuk memproses pembayaran.

“Semuanya 60 ribu rupiah tuan, bagaimana anda berencana untuk membayarnya?” tanya kasir dengan sopan. Pertanyaan yang membuat Albert segera tersadar dengan kesalahan yaitu melupakan fakta bahwa ponselnya telah rusak sehingga uang digitalnya tidak dapat digunakan. Ia juga bukan tipe pemuda yang nyaman dengan membawa uang kas sehingga ia jarang menggunakan dompet. Ia lebih mengandalkan uang digital di ponselnya yang menurutnya lebih praktis.

“Dengan debit,” balas Albert cepat. Beruntungnya ia selalu menyimpan kartu debit di saku jaketnya.Kartu debit ini merupakan tabungan pribadi yang dananya berasal dari tunjangan bulanan beasiswa dan hasil pekerjaan sampingannya secara daring. Ia sangat lega sekarang karena dapat terhindar dari kejadian memalukan di mana ia tak dapat membayar belanjaannya.

Namun perasaan itu tidak bertahan lama karena kasir tersebut dengan wajah bermasalah menyampaikan, “Maaf tuan, namun kartu debit ini diblokir. Apakah anda memiliki kartu lain?”

Albert sangat terkejut mendengar kartunya diblokir namun ia segera mengetahui apa yang terjadi. Keluarga Rich benar-benar tak kenal ampun. Mereka pasti yang memblokir tabungan di seluruh bank atas namanya walaupun uang itu tak pernah berasal dari mereka.

Satu-satunya pilihan hanyalah mengambil kartu bank Royal yang berada di kamarnya. Namun bank Royal bukanlah bank konvensional biasa, mereka memiliki batas minimum untuk setiap penarikan dana. Batas minimum yang tak akan bisa dipenuhi oleh minimarket di kawasan universitas. Jika memilih menggunakan kartu bank Royal nya mungkin ia harus mencari mesin ATM terdekat yang ia tidak tahu dimana posisinya dan sangat menyusahkan untuk mencarinya tanpa bantuan ponsel.

Sebelum sempat Albert memutuskan untuk membatalkan belanjanya, seorang gadis yang berbaris di belakangnya menepuk pundaknya.

“Ah maaf saya tidak sengaja mendengar perbincangan anda. Bagaimana jika saya membayar belanja anda terlebih dahulu ?”

Albert tentu saja sangat terkejut dan bingung dengan tawaran ini. Ia sama sekali tak mengenal gadis ini, mengapa gadis ini ingin menolongnya?

Albert berpikir sejenak dan kemudian mengangguk. Ia tak merasakan adanya niat buruk dari gadis ini dan juga ia dapat meminta kontak gadis ini untuk membayar gadis ini kembali dengan uang digital setelah ia mendapatkan ponsel baru.

“Maaf merepotkan anda, sepertinya ada yang salah dengan bank saya dan kebetulan hp saya sedang rusak. Jika anda tidak keberatan, anda dapat meninggalkan saya kontak anda dan saya akan menghubungi anda besok untuk membayarnya.”

Gadis itu tersenyum lembut dan segera memproses pembayaran belanjaannya dengan Albert.

Albert harus mengakui bahwa gadis ini sangat cantik, ia bisa disandingkan dengan Gebby yang merupakan salah satu primadona kampus. Namun bertolak belakang dengan Gebby yang terkesan seksi dan sensual, gadis ini menunjukkan pesona kecantikan alami yang murni dengan wajah orientalnya. Albert tidak terlalu tertarik dengan hal ini karena primadona-primadona kampus ini rata-rata lebih tua 3 tahun darinya.

Albert pun menawarkan untuk membawa belanjaan gadis tersebut hingga ke titik di mana mereka harus berpisah yang diterima baik oleh gadis tersebut.

“Ah, maaf atas ketidaksopanan saya, perkenalkan saya Albert, mahasiswa fakultas bisnis tahun ketiga,” ucap Albert memulai obrolan dengan memperkenalkan dirinya.

“Ah salam kenal Albert, kamu dapat memanggilku Riska, aku juga sama berada di tahun ketiga namun dari fakultas farmasi. Kamu terlihat sangat muda untuk mahasiswa tahun akhir, kupikir kamu mahasiswa baru!”

“Anda bukan yang pertama untuk berpikir seperti itu. Namun, saya dapat berkata hal yang sama tentang anda.”

Riska hanya tertawa kecil dan Albert menangkap bahwa gadis itu tak nyaman dengan topik pembicaraan ini dan segera mengganti topik.

“Mengapa anak farmasi seperti anda berbelanja di minimarket fakultas bisnis di malam hari seperti ini?”

“Sepupuku akan masuk ke fakultas bisnis tahun depan dan memilih untuk tinggal di asrama agar lebih dekat dengan teman-temannya. Aku hanya membantunya merapikan kamar asramanya,” jawab Riska, “Ah, kamu akan pulang ke asrama bukan ? Bagaimana jika kita berpisah disini, saya akan menuju parkiran.”

Albert setuju dengan Riska dan setelah mendapatkan kontak Riska untuk dapat melunasi hutangnya, mereka berpisah.

Namun belum jauh ia berjalan, ia mendengar suara tamparan keras di belakangnya yang diikuti sebuah teriakan.

“Anda jangan tidak sopan ya! Saya peringatkan anda akan ada konsekuensi yang berat jika anda berani menyentuh saya sembarangan!” Albert segera berbalik ketika menyadari teriakan itu milik Riska.

Singkat kata, ia menemukan Riska disudutkan oleh 2 berandalan. Ia mengingat jelas bagaimana tanpa sadar keterampilan bela dirinya aktif sehingga membuatnya mampu menangani kedua berandalan itu secara cepat. Kedua berandalan itu tak sempat berbuat apa-apa ataupun mengenal siapa yang menyerang mereka. Namun dari rutukan dan sumpah serapah mereka tentang menjadi bawahan dari Joni Anggara, yang baru ia ketahui merupakan ketua preman di Universitas Negara dan memiliki dukungan dari keluarganya yang bertindak serupa namun skalanya meliputi satu kota ini.

Albert tahu dengan menyelamatkan Riska telah membuatnya menjadi target dari keluarga berbahaya ini. Oleh karena itu, ia perlu keterampilan untuk menghadapi mereka. Albert memeriksa sistemnya.

[Selamat! Anda mendapat julukan “Penyelamat Wanita!”]

[Anda memperoleh peningkatan kekuatan dan keterampilan bela diri sebanyak 3 poin]

[Status terbaru]

[Level: 17/100 (Pemula)]

[Kecerdasan: 25/100 (Pemula)]

[Kekuatan: 20/100 (Pemula)]

[Kebijaksanaan: 13/100 (Pemula)]

[Keterampilan: Bela diri 18/100 (Pemula), Strategi 7/100 (Pemula), Multitasking 10/100 (Pemula)]

[Program untuk mencapai tujuan: aktif. Progress: 10%]

Albert dapat melihat bela diri dan kekuatannya telah bertambah sesuai dengan yang dikatakan sistem. Namun bagaimana dengan peningkatan keterampilan multitasking sebanyak 5 poin? Apakah ini berkaitan dengan intensitas penggunaannya?

"Sepertinya, masih banyak hal yang perlu kupelajari tentang sistem, terutama tentang cara menaikkan level."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status