Share

18. Dalam Intaian.

"Lisna mengambil ponselnya di kamar, Pak. Karena saat itu gelap gulita."

Ujian pertama lolos. Jawaban Rani tidak berubah.

"Baik. Sekarang saya bertanya pada Anda sekali lagi. Mengapa Anda ingin mencelakai Bu Yanti? Jangan bilang kalau Anda membenci beliau. Larena gestur tubuh Anda saat mengatakannya, berbanding terbalik dengan kata-kata Anda. Jujurlah kalau Anda masih ingin menikmati matahari pagi di luar tembok penjara."

Hening.

Rani tidak menjawab. Ia hanya menunduk sembari memandang jari jemarinya yang saling terjalin di pangkuan. Pandangan Rani kosong.

"Kalau menurut Mbak Rani, siapa yang mencelakakan Bu Yanti?" Kiran mengalihkan topik pembicaraan. Terlalu ditekan bisa membuat Rani kembali diam seribu basa, seperti awal-awal interogasinya tadi.

"Tidak siapa-siapa, Mbak." Rani menggeleng lemah.

"Bu Yanti pasti terjatuh saat mencoba memutar kursi roda di kegelapan. Bu Yanti pasti takut kembali saya celakai," imbuh Rani lagi.

"Oh begitu. Lantas soal Pak Harry Soebrata. Apa Mbak ma
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status