Share

20. Cemburu.

"Dasar bajingan!" Demitrio memaki geram setelah bayangan Kiran dan Om Bima menghilang. Hal yang pertama kali ia lakukan adalah menelepon timnya. Ia menjelaskan tentang peristiwa penembakan yang terjadi di depan rumah Om Bima. Setelahnya ia mencabut pistol dari pinggang sembari memeriksa keadaan. Sepertinya Kiran benar. Bahwa si penembak sudah pergi. Karena ia tidak menemukan hal-hal yang mencurigakan di TKP. Kecuali beberapa tetangga Om Bima yang mengintip dibalik pagar-pagar rumah mereka.

"Keparat!" Demitrio kembali memaki. Ia melihat ada lubang bekas tembakan pada kaca samping mobilnya. Ada titik lain juga yang terlihat retak-retak di seputarannya.

"Nyaris saja," Demitrio menghembuskan napas napas kasar sekaligus lega. Kalau saja tadi Kiran terlambat menunduk sepersekian detik, pasti lubang kecil ini telah bersarang ke tubuhnya.

Sejurus kemudian terdengar suara sirene ambulance dan polisi yang saling bersahutan. Ketika delapan orang rekannya turun dari dua unit mobil patroli, Demi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Dewi Faradilla
semangat author.... ditunggu nehh kelanjutan nya
goodnovel comment avatar
Yosefa Wahyu
Lisna ini alibinya menurutku paling mengada²...bener sih butuh senter, tpi kesannya malah mau mojokin Rani, apalagi sobekan baju&kancing jg mengarah ke Rani...jadilah Rani si kambing hitam
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status