Share

Prince Love Maze
Prince Love Maze
Author: lathery_sphere

Berawal dari Pertolongan

"Aku tidak bisa menerimamu, tolong! Jangan memaksa!"

Rintihan dari seorang gadis berparas cantik nan terhormat. Dia memojokkan diri di pojok ruangan lusuh, seorang lelaki memiliki postur badan bak kesatria itu mengerumuninya dengan maksud meminta jawaban yang pasti tentang sebuah pertanyaan.

Seorang Putri anak Raja di Istana Xuerayl, ia bernama Querry atau sering dipanggil Rexa. Dia menutupi wajahnya dengan tangan, merasa dirinya terpojokkan oleh seorang lelaki prajurit istana yang menginginkan dirinya untuk dijadikan seorang istri.

Tentu Querry menolak keras, ia tidak pernah memikirkan dengan hal-hal yang berbau dewasa. Dirinya masih ingin menikmati masa remajanya. Karena, di pulau ini ... aktivitasnya seperti khalayak di bumi. Bedanya, kalau di sini semua peri atau orang sakti memiliki kekuatan masing-masing yang berbeda-beda.

Namun, berbeda dengan Querry yang belum menemukan kekuatan sejatinya. Beginilah nasibnya, ia tidak bisa melindungi diri.

"Tuan Putri...."

"Diam! Jangan panggil aku tuan, aku bukanlah siapa-siapa,"

"Baiklah, Putri Rexa. Aku masih bertanya tentang pertanyaan itu. Apakah kau bersedia?"

Pertanyaan itu lagi-lagi masuk ke rongga-rongga telinganya, serta membungkam lisan yang tak berdaya untuk berucap.

Dia kembali menangis, merasa sangat ketakutan apabila ada seseorang lelaki yang mendekatinya apalagi sampai mengutarakan isi hati disertai pertanyaan paling berbobot dalam kehidupan.

Seorang kesatria itu menambah langkah depannya, tubuhnya seolah-olah ingin menuangkan sedikit nafsu yang campur aduk di dalam tubuhnya.

Tangan kirinya langsung mengelus lembut dari ujung rambut sampai ke pinggang. Sedangkan tangan kanannya mencoba menghapus genangan air mata yang tak henti keluar dari tadi.

"Aku tidak butuh! Tolong ... keluarkan aku dari sini. Osha! Kau denger aku kan?" sontak Querry semakin ketakutan.

"Setiap lelaki punya keinginan masing-masing dan perempuan hanya menerima. Maka nikmatilah bersama," ucap lelaki bernama Osha, tangan kirinya benar-benar sudah melepas tali gaun berwarna hijau itu.

"Umurku belum cukup untuk melengkapi kebutuhanmu. Aku pun sama sekali belum kepikiran, jadi tolong...." lirih Querry sangat berharap.

Querry tak kuasa mengelak dari itu semua, kedua tangannya dipegang kuat oleh Osha dan tubuhnya benar-benar kaku.

Di ruangan gelap cuma ada satu lilin yang belum dipadamkan. Querry terus meminta tolong kepada Osha agar dirinya bisa dilepaskan. Ia takut kalau malam ini dirinya akan dijadikan sebuah wadah penikmat untuk seorang lelaki yang tidak ia cintai.

Tak lama setelah gaun itu terlepas, tangan kekar itu memegang kuat pinggang dan kedua tangan mungil itu. Sepasang bibir sudah mulai mendekat, kemungkinan Querry tidak punya harapan selain menerima.

"Aku tidak mau—" lirih Querry yang bibirnya sudah menempel.

BRAK! Pintu terbuka lebar dan berdirilah seseorang dengan maksud yang baik, kelihatannya.

"Lepaskan! Aku bilang! Cepat lepaskan dia!"

Seruan itu kedengaran sangat lantang, Osha langsung panik dan cepat-cepat berdiri ketika melihat ada seorang lelaki dengan berpakaian mirip kakaknya Querry. Itu sangat payah, dirinya pasti akan kena hukuman yang setimpal dari atasannya.

BRUK!

Osha terbanting ke tanah, badannya merasakan ada hawa yang sangat kuat dari lelaki di hadapannya.

"Bintang? Ternyata kamu! Apa urusanmu datang kemari!" tanya Osha yang baru saja mendongakkan kepalanya.

"Ini keajaiban, sebaiknya kamu pergi. Aku janji tidak akan memberitahu kepada siapa-siapa tentang perihal ini. Cepat pergi! Apabila masih ada di hadapanku, aku tidak segan-segan melaporkannya kepada Raja!" sontak seorang lelaki bernama Bintang, ia masih mengepalkan tangannya. Ini pertanda bahwa dirinya belum puas untuk melawan.

"Sial! Daripada mampus, lebih baik pergi!" geram Osha yang mengangkat kaki dari hadapan Bintang.

Tak lama kemudian, setelah Osha pergi. Bintang mendatangi Querry yang masih duduk dalam keadaan kaku tak berdaya.

Hal ini juga terjadi kepada Bintang sendiri, dari dulu ... ia tidak sesekali mendekati seorang Putri Raja yang sendirian. Badannya seketika bergetar dan mengeluarkan keringat dingin.

"Tuan Putri ... sebaiknya—"

BUK!

Badan yang penuh getaran itu benar-benar merasakan tubuh seorang Putri. Tangannya masih kontra dengan pelukan itu, detak jantungnya sangat sesak.

"Aku tidak mungkin bisa hidup kalau tidak ada kamu yang menolongku. Terima kasih...." ucap lirih Querry masih sesenggukan.

"Iya Tuan Putri, hamba hanya melakukan hal yang berhubungan menolong. Tidak lebih," cetus Bintang, keringatnya sampai menetes deras ke tubuh Querry.

"Untungnya ini malam hari, bisakah kamu mencari ikat pinggang milikku? Tadi jatuh," ucap Querry.

"Maaf Tuan Putri, sebaiknya pakaiannya dirapikan. Dan ... pelukan ini bisa lepas?" lirih Bintang.

"Iya, kenapa aku memeluk seseorang yang tidak aku kenal? Lantas, apakah dia baik? Wajahnya saja belum aku ketahui." batin Querry sambil merasa ragu untuk melepas pelukannya.

Querry mengikuti apa yang dikatakan Bintang, ia merasa dirinya telah bertemu dengan seseorang yang sangat baik hati. Setelah menerima ikat pinggang dari Bintang, ia sedikit mendekat. Sangat jelas dirinya ingin mendapatkan kehangatan dari lelaki yang baru saja ia temui.

"Tolong pakaikan," lirih Querry.

"Baik Tuan,"

Tubuh Bintang tidak mau terlalu dekat dengan gadis berjabat tinggi itu. Ia merasa tersindir karena hanya seorang pembuat keris.

Querry merasa sangat senang, ia tersenyum di bawah gelap yang mengerumuni mereka berdua dalam sebuah ruang kecil dan berdebu.

Tiba-tiba Bintang menyodorkan tangannya yang menggenggam sebuah gelang. Ia berpesan agar Querry memanfaatkannya hanya untuk menghilang dan berpindah tempat.

"Langsung hilang?"

"Iya, aku harap kamu akan tertolong dengan gelang itu," pesan dari Bintang dan kini ia menghilang begitu saja.

Querry terkejut, kenapa kain yang ia pegang dari tadi menghilang. "Dia menghilang? Sungguh mulianya," ia terpukau.

Tak lama lagi, ia melakukan apa yang diutarakan oleh Bintang. Gelang yang ia pakai mengeluarkan cahaya seketika, dan membuat seluruh tubuhnya berpindah tempat dalam satu kedipan mata.

Dia sudah siuman, namun ... ada yang aneh dengan suasana di istana pada malam ini. Terdengar jelas suara orang-orang pada minta tolong kepada dirinya.

BRAK-BRAK!

Pintu kamar sangat kokoh menghalangi segerombolan orang yang berperilaku seperti ada demo. Dia sudah yakin, pasti ada masalah politik atau ekonomi yang tidak merata.

"Pergi! Sang Puteri sedang pergi, dia tidak ada di kamarnya!" seruan itu ia kembali mendengarnya.

Querry memutar kedua bola matanya, suara khas itu berasal dari Osha. Entah kenapa prajurit sekejam Osha ada di istana, kenapa bukan di perumahan atau hutan.

Querry menyadari, kalau menit-menit tadi dirinya ingin dimiliki oleh prajurit itu. Namun ... karena sekarang ada di istana, mungkin perilakunya akan berubah dan sengaja diubah.

KLEK!

"Apa kepentingan apa? Kenapa kalian bisa menerobos pintu masuk?" tanya Querry yang baru saja keluar dari kamarnya.

"Hah! Putri Rexa ada di istana? Ataukah ia sudah mempunyai kesaktian?" Osha sangat panik, ia membatin dari tadi.

"Puteri?" lirih Osha dan Querry hanya melirik sinis.

"Raja Gurnala telah mati! Kami semua memutuskan untuk diadakannya pemilihan Raja baru!" seru salah satu penduduk kampung.

"Ayahanda telah tiada?" lirihnya.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
opening yang bagus.. boleh kasih tau akun sosmed ga ya soalnya pengen aku share ke sosmed trs tag akun author :)
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status