Share

Hati Yang Berbalik Arah

Tidak berpikir banyak lagi, Osha menuntunnya untuk bisa ke bawah. Hari yang buruk, rencana telah kacau. Sebetulnya ia emosi kepada Edars karena telah menghalangi pedang yang ingin menebas leher Bintang.

Kenapa jadi salah?

Namun di sisi lain, Osha beruntung karena bukan dirinya yang melakukan. Lagipula pihak kerajaan pasti akan memutuskan untuk memberi pertanggungjawaban kepada Querry, karena satu-satunya anak kandung raja dan ratu asli dari keturunan kebangsawanan.

"Bintang! Kamu tak apa-apa?"

"Osha, apakah kamu diam saja? Cepat dan tolong bukakan rantai ini,"

Bukannya peduli terhadap kakaknya sendiri yang sebentar lagi dibawa ke tempat perkuburan, anehnya Querry khawatir dengan keadaan Bintang yang bisa dibilang tidak apa-apa.

Tangannya membuka kain yang menutupi kedua mata Bintang, sedangkan Osha dan prajurit lainnya membuka rantai. Sesuai dengan apa yang diperintahkan.

Pejabat itu harus nurut.

Tidak hanya Osha yang matanya terbelalak melihat Querry, semua prajurit dan orang-orang di lapangan terkejut melihat tingkah laku sosok anak raja itu.

"Aku khawatir dan tidak kuat, Bintang," lirih Querry ketika berdekapan dengan lelaki itu.

"Putri! Tuan Edars akan segera dikubur, kita tidak mengadakan pemandian terlebih dahulu, karena darahnya tak kunjung mereda. Apakah Putri akan menemuinya satu kali saja? Tuan Edars benar-benar pergi dari dunia ini," laporan dari prajurit yang sedang bertugas.

"Sebaiknya tidak, aku ingin tenang," jawab Querry.

Sosok yang masih ia dekap ini ternyata belum membalas dekapan yang diberinya. Meskipun ia sudah tahu, kalaupun Bintang tidak suka kepada dirinya. Kemungkinan dekapan ini tidak akan terbentuk.

"Maaf Tuan Putri, hamba bukanlah siapa-siapa. Bisa lepas?" ucap Bintang.

"Bintang! Hati ini salah jalan, entah kenapa hati ini menempel ke medan magnet-mu. Tolong! Hargai perempuan," sontak Querry sambil memukul lemah dada bidang perkasa itu.

"Aku menghargai, apakah Putri yang salah? Karena ... membiarkan Tuan Edars tewas? Seharusnya aku! Buat apa hidup kalau masih ada hutang kepada Tuan Edars?" ujar Bintang yang sangat-sangat menyayat ke hati perempuan di dekapannya.

"Diam! Kamu mau menyalahkan Tuan Edars? Bintang, seharusnya berterima kasih. Seakan-akan Putri Rexa pun kamu tidak menghargai kasih sayangnya," sela Osha sambil menarik lembut tangan Querry.

"Osha, aku tidak mengijinkan ucapanmu didengar Bintang. Aku memberikan kasih sayang? Tidak! Aku hanya sedang bersandar di pelukan seseorang yang membuat nyaman," cetus Querry.

Perdebatan halus namun menyayat hati dan pikiran, tak kunjung selesai. Namun setelah Bintang memutuskan untuk pergi sekaligus menjauh dari Querry, ini adalah keputusan terbaik. Querry akhirnya menerima, apalagi Osha.

Dan sekarang air mata itu tak kunjung reda, Querry duduk di atas ranjang seperti tadi. Ada yang aneh dengan Osha.

Entah kenapa lelaki itu terus melayani Querry dengan penuh perhatian dan kasih sayang. Tak lama lagi, tangannya mengelus lembut rambut hitam pekat itu. Sebuah ciuman langka, kini menempel di kening mulus.

"Bau keringat Tuan Edars masih menempel," lirih Osha.

"Pergi! Kamu masih menagih utang itu? Osha, aku sakit. Jangan kau menambahnya," ucap Querry tak berdaya, gerakan tangannya berusaha menyingkirkan lelaki itu.

"Tidak-tidak, aku tidak mungkin menagih. Tugasku belum selesai, meskipun hampir semua keluargamu hancur meninggal. Namun ... ayahandamu memberikan tugas kepadaku agar menjagamu seumur hidup," ucapan Osha mengerikan untuk didengar apalagi dirasakan.

"Jangan ... aku tidak ingin! Osha ... aku tidak bisa, aku bukan yang terbaik—" lirih Querry.

"Huft ... istirahat, aku urus pekerjaan,"

__(bersambung)__

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status