Querry menatap sendu kepada kakaknya, apa yang akan ia lakukan kalaupun menolong pasti membuat pihak kerajaan murka.
"Cepat katakan! Apa yang kamu lakukan kepada adikku!" sontak Edars penuh keringat panas."Raka, sebaiknya—" Querry mencoba menyela."Diam! Raka sedang bertanya dengannya atau ... kamu yang akan jujur?" ucap Edars kepada Querry."Walaupun aku jujur, Raka pasti tidak percaya. Lebih baik tanyakan saja kepadanya!" jawab Querry pasrah."Iya, hamba akan menjawabnya! Hamba pastikan, jawaban ini adalah kejujuran yang muncul dalam diri hamba," lirih Bintang ingin memberikan penjelasan."Baguslah,""Tadi malam, hamba merasakan lelah yang luar biasa. Pikiran hamba langsung berpendapat untuk bersatu dengan—"BRAK!"Apa! Kamu lanjutkan ceritamu yang bodoh itu, akan aku habisi!" ucap Edars, kerisnya tepat menunjuk ke leher Bintang."Rexa! Mulai detik ini, kamu tidak boleh keluar dari kamar! Dan Raka akan menyiapkan hukuman untuk dia!" tegas Edars."Raka ... cerita itu salah, dia tidak mendekati wajahku sekalipun. Dia tidak—" lirih Querry."Masih bodoh? Osha! Aku perintahkan untuk mengantar Rexa ke penjara paling belakang. Sedangkan dia! Akan aku antar ke penjara bawah tanah!" perintah Edars yang mengarah kepada Osha.Ternyata, murka Edars tidak bisa dihentikan oleh Querry. Sekalipun Querry akan menjelaskan yang sebenarnya, pasti tidak akan percaya.Querry merasa sangat kecewa dengan jawaban salah total itu, buat apa Bintang berbohong tentang hal ini? Dirinya sudah berusaha berpura-pura tidak tahu, namun malahan berakhir seperti ini.Kedua tangannya dipegang kuat oleh Osha, berjalan dengan langkah kaki bersamaan.Akhirnya mereka berdua pun sampai ke penjara paling belakang. Ini adalah tempat yang menyeramkan, karena penjara ini sudah beberapa kali menjadi tempatnya orang dihukum sampai mati.BRUK!Tubuh Querry menghantam keras ke tembok di belakangnya, sedangkan di hadapannya ada Osha yang berusaha mengincar bibirnya."Apakah kamu tidak tahu bahwa perempuan itu selalu menderita?" ucap Querry, tangannya menolak dada Osha yang ingin mendekapnya."Aku tidak membuatmu menderita,"Querry semakin membenci Osha, dirinya terus menggeleng-geleng dan menjauh dari terkaman Osha.Namun ... pada kenyataannya Querry sudah lelah karena tubuhnya terhimpit kuat, Osha juga lelah mengincar sesuatu yang teramat susah digapai."Setiap hari, aku akan memberi makan kepada Bintang. Kalau kamu mau, tapi ada syaratnya," ucap Osha yang pastinya sangat licik."Apa ini? Demi Bintang, aku rela," batin Querry sambil mengangguk lemah."Syarat ini tidaklah sulit dan berat, aku hanya meminta kepadamu...." ucap Osha dan mulai mengecup kuat ke bibir tipis itu.Tidak ada salahnya Querry menerima dengan lapang dada syarat dari Osha, asalkan Bintang akan bertahan dan tidak kekurangan makan. Dirinya mengeluarkan air mata cukup deras sambil mengikuti apa yang dilakukan Osha.Pada akhirnya ia mengambil posisi duduk, dan masih juga diikuti Osha."Tolong ... ini sangat berat bagiku, aku tidak kuat!" batin Querry semakin pasrah dengan keadaan.Menikmati boleh, asalkan sudah ada hubungan antar dua belah pihak yang bersangkutan.Di Istana Xuerayl, ada sebuah hukuman yang sangat mengerikan. Hukuman itu ditimpakan kepada siapapun yang melanggar peraturan dari raja pertama waktu dahulu."Barang siapa yang menjalin hubungan gelap, akan menerima kutukan. Dan siapapun yang melahirkan anak tidak jelas, akan kehilangan nyawa"Bunyi undang-undang itu begitu disepelekan oleh semua penduduk di sekitar istana maupun di pedesaan.Jadi, sudah banyak korban atas perlakuannya sendiri.Karena hukuman itu datangnya dari atasan guru paling sakti yang tempatnya tidak diketahui oleh siapapun juga.Entahlah, kalau seandainya tadi malam Querry benar-benar terkena noda daru Osha, pasti mau tidak mau harus segera diatasi dengan perkawinan."Jangan sampai kakakmu tahu tentang ini. Ingat!"Tak lama kemudian, Osha terburu-buru pergi dari dalam kurungan penjara tersebut. Querry semakin menggeleng-geleng tidak tahu dengan tujuan Osha bergegas pergi.Duduk sendirian di dalam ruangan tertutup rapat, kecuali di depannya yang terpampang ada besi-besi berjejeran rapi. Pandangannya berhalusinasi tentang hal kedewasaan.Dirinya merasa ada yang salah, pikirannya benar-benar tidak pernah merasa dewasa. Sampai-sampai masalah percintaan pun baru menimpanya.Tidak hanya itu, ia juga merasa dirinya lebih pantas untuk menyandang seorang perempuan biasa tanpa ditemani pendamping hidup. Walaupun ada sisi baiknya juga menyandang status sebagai seorang istri, namun ... pemikirannya tetap menolak."Ada seseorang di sana? Tolong buka ini! Aku hanya ingin menemui Bintang ... tolong!" seru Querry sembari melambaikan tangannya."Iya Putri? Mau menemui Bintang? Penggembala kambing itu maksudnya? Sebaiknya jangan, ini perintah dari Osha," ucap ramah prajurit itu."Baiklah, terima kasih."Querry rasa, menghabiskan waktu untuk berdiam diri di dalam ruangan penuh kegelapan ini memang ada bagusnya. Yaitu, dirinya tidak terkena ejekan dari saudaranya.Tetapi ... mungkin gelarnya akan diubah menjadi "Putri mesum" karena ia memperkirakan bahwa tak lama lagi dirinya akan mengikuti alur gairah nafsu yang diberikan Osha.Dan ia juga pasti akan merasa tertekan setiap hari."Oh tidak ... lebih baik aku mati!""Atau? Lebih baik aku mengandung anak orang lain, asal bukan Osha!"Hatinya penuh keyakinan, ia sangat menderita dengan lika-liku kehidupan yang dijalaninya.Kenapa harus ada Osha dalam kehidupannya! Kenapa tidak ada seorang ibu yang memberi perlindungan? Dunia di istana ini sangat salah!"Gelang? Gelang aku mana? Bukankah tadi pagi tidak diambil Raka?"Querry baru tersadar kalau gelang pemberian dari Bintang terlepas begitu saja dan entah kemana.Apakah Osha mengambilnya?Querry curiga dengan tingkah laku Osha tadi, kemungkinan besar ... Osha juga mengambil gelang miliknya itu.Begitu sangat geram dirinya kepada Osha yang sama sekali tidak ada di hadapannya. Namun bayangannya saja yang membekas di benak.Dia pun menggigit bibirnya sendiri sampai mengeluarkan darah, ia berharap dengan cari ini, kakaknya bisa tahu yang sebenarnya terjadi.****Apa kabar dengan suasana yang berubah menjadi malam, dari pagi tadi ia hanya menatap pilu ke sebuah makanan yang tersaji di depannya."Apapun yang terjadi, aku harus menemui Bintang. Dia harus selamat, dan jikalau aku mati ... aku rela!" lirihnya.Tak lama kemudian, ada seorang prajurit membawakannya makanan. Dirinya sangat senang karena bukan itu bukanlah Osha.Kesempatan telah ada di hadapannya, dia pura-pura tidur. Ketika prajurit membuka pintu penjara, dia langsung mengambil pedang tajam nan tipis itu.SRING!"Putri! Jangan diambil! Pedang itu sangat berbahaya!" sontak prajurit itu."Aku bukanlah anak kecil lagi. Cepat berikan semua kunci itu!" tegas Querry, suaranya berubah seperti suara pendekar."Tidak! Hamba tidak akan memberikannya kepada Putri! Ini adalah peraturan, dan pastinya hamba akan kena hukuman," cetus prajurit itu yang sangat serius."Apa! Aku di sini lebih berkuasa daripada dirimu yang hanya prajurit remehan. Akan aku bunuh kau!"JLEP!__(bersambung)__Querry yang celingak-celinguk ke arah pepohonan di mana tadi Morgan menghilang.Tiba-tiba bahu Querry ditepuk tidak terlalu keras oleh perempuan itu. Querry menampilkan senyuman dan mengangguk ramah."Apakah Kau ini ... Putri Rexa?" lontar perempuan itu setengah kaget."Putri Rexa!" seru perempuan itu dan langsung memeluk erat tubuh Querry.Di posisi itu, Querry merasa sangat-sangat senang bagai keliling dunia sampai ke kutub bertemu beruang putih. Sedikit seram juga bertemu beruang.Pokoknya Querry senang, baru kali ini dipeluk oleh sosok perempuan selain ibundanya.Pelukan hangat yang diselimuti sinar panas dari sang surya. Diiringi pula angin semilir dari arah belakang. Rambut yang terurai panjang milik perempuan itu menyeruak ke wajah manis Querry.Bukan menyeruak, lebih dikenal menepis lembut."Iya, Kamu ini ... adik sepupu Morgan ya?" tanya Querry."Kurang tepat, Putri," jawab perempuan yang belum diketahui namanya."Ini adik aku, paling suka cabai. Dia pacarnya cabai!" celetuk
Wajah Querry benar-benar kesal, dia sengaja mencubit pipi kiri Morgan demi dihargai.AAA!Morgan hanya meringis, pura-pura kesakitan. Yang paling lucu, pipinya sekarang dipenuhi bekas hitamnya arang. Querry langsung tertawa."Wajahmu ganteng banget, Gan," cetus Querry cengar-cengir."Haha, tumben. Kamu juga cantik banget, kalah sama gulali," ucap Morgan sekedar senyum."Aku kalah sama gulali?" tanya Querry sedikit serius."Iya, karena aku belum merasakan," jawab Morgan cuek."Huh! Emang aku tidak tahu," lirih Querry.Di balik wajah Morgan yang cuek, dia juga romantis. Karena mau memasak untuk Querry. Terlebih lagi masaknya dihadiri hati.Aroma sup sayur tercium oleh indra penciuman Querry. Ia yang tengah duduk di bawah pohon langsung menuju ke sumber aroma.Matanya berbinar-binar melihat sup yang sepertinya enak."Kalau boleh ya. Aku mau lamar Kau dengan harta sup sayur dan jiwa ragaku," ucap Morgan menyodorkan sendok berisi sup."Temanku, ragaku. Sup sayur itu tidak ada manfaatnya,"
"Seharusnya aku jadi prajurit," celetuk Querry."Buat apa?""Ya ... karena aku jadi Putri malahan minim pengetahuan,"Morgan auto cengengesan, dia menatap Querry dengan penuh gembira. Bagaimana tidak, dengan keberadaan Querry membuatnya tenang, damai khalayak es batu terus mencair tiba-tiba.Saking gembiranya Morgan, dia hampir jatuh menubruk Querry. Untungnya hampir dan tidak sengaja. Kalaupun terjadi nantinya juga berakhir enak.Bercanda."Kau tahu Osha?""Yah," jawab Querry malas."Dia tampan melebihi—""Melebihi Bintang? Kamu salah, Morgan,"Morgan langsung menatap malas kepada Querry, barusan mau memberi penjelasan. Kenapa tiba-tiba dipotong terus dilanjutkan dengan nyosor.Querry tidak pernah peduli, perempuan harus menang. Kalau kalah harus menentang.Itu moto asli dari Querry.Querry cepat-cepat memeluk Morgan dari belakang, dia ingin bermain. Sesekali seharusnya bermain, seorang Putri perlu kegembiraan."Lepas, Querry ... Kau ingin minta maaf? Aku tolak," ucap Morgan yang ter
"Jangan jadi bawahan, Querry," celetuk Morgan."Maksudnya?""Iya, Kau harus menjadi pemimpin. Nadimu tetap mengalir darah keturunan bangsawan," ujar Morgan.Apa yang dibilang Morgan sangatlah benar. Querry harus menyadari hal itu semua. Namanya kerajaan juga harus dipimpin keturunan Raja, itu benar. Namun Querry juga tidak bisa memaksa penduduk untuk memberi dukungan. Menjadi Putri Mahkota pasti butuh dukungan para rakyat.Berita terkait kenaikan tahta kerajaan, Querry tahu tentang berita tersebut. Sosok prajurit yang ia takuti, nanti malam sudah bisa dipanggil Raja. Mau tidak mau harus terima.Pada aslinya menaikan tahta kerajaan harus dihadiri Raja sebelumnya. Sayangnya Raja sebelum ini atau ayahanda Querry telah tiadaApa kenaikan tahta malam ini akan sah?Tidak ada yang tahu kecuali Raja sebelumnya. Sesuai dengan Kitab Xuerayl yang berisi tentang semua aturan dan hukum istana."Nanti malam kenaikan tahta," Querry bersuara memecah kesunyian.Morgan menoleh, benaknya dipenuhi pertan
"Tidak perlu, aku yang seharusnya merawat Kamu. Ini hanya keringat, bau dan asin. Kamu tidak berhak," ucap Morgan menatap kepada Querry.Anehnya, tatapan Morgan begitu tulus. Apalagi dengan posisi tangannya, tangan kiri memegang pinggang dan tangan kanan memegang kepala Querry dari belakang.Ini bahaya, Morgan dicap sebagai tersangka dalam kasus perebutan cintanya Querry dengan nomor urut tiga.Bercanda, ya."Bau, asin. Kita semua sama. Maaf apabila aku salah. Bintang memang sosok yang aku cintai dan dia adalah separuh napasku," ujar dengan jelas Querry."Seandainya ada seseorang yang menanti dirimu selain Bintang. Kamu akan menerimanya?" Morgan bertanya dengan hati-hati.Querry hanya melirik Morgan, dia langsung melepas tangannya. Hatinya tiba-tiba panas.Berapapun lamanya pelukan tadi bertahan, Querry sama sekali tidak merasa nyaman. Lebih baiknya menjauh karena itu yang membuat nyaman.Napas Querry begitu sesak, sangat ingin bersama Bintang. Dia merindukan sosok Bintang. Sangat rin
Harapan Morgan adalah ingin cepat-cepat menyembuhkan Querry. Masa sekarang jadi kacau balau cuma gegara kehadiran sang nenek."Nenek bisa buat ramuan, iya?" tanya Morgan menatap tajam."Ramuan apa?" neneknya Morgan linglung.Morgan mengendus kesal, dia duduk di samping Querry. Tangannya membelai rambut Querry dengan harapan itulah sentuhan yang membuat jiwa kembali sehat.Jangan berharap aneh-aneh.Mana bisa cuma dibelai terus siuman, itu adanya hanya di film-film keajaiban atau horor."Nenek ke belakang dulu, misal pengin dibuatkan ramuan. Kamu harus menikahinya dulu, Gan," celetuk nenek.Morgan melempar pandangan sinis dan berapi-api ke arah neneknya. Kesal sangat kejam. Menikah tidak semudah membalikkan selendang.Tak lama kemudian, Morgan bisa merasakan tangannya diraih Querry dan dipegang kuat-kuat.Morgan juga melihat Querry menangis dengan mengigau. Rasanya pengin dibelah dua hatinya ini."Bintang, jangan pergi. Aku butuh Kamu," lirih Querry."Siapa, Bintang? Maksud Querry itu