Home / Fantasi / Prince Love Maze / Pernyataan Pahit

Share

Pernyataan Pahit

last update Last Updated: 2022-03-29 21:31:05

Dia benar-benar menancapkan pedang tajam nan tipis ke badan prajurit itu. Dengan perasaan tega, ia langsung menarik kembali pedangnya dan mengambil kunci yang terdapat di saku samping.

ARGH!

"Aku tidak peduli dengan lumuran darahnya! Sebaiknya nyawanya cepat-cepat pergi, agar aku tidak ketahuan," ucap Querry dan pergi dari dalam ruang penjara.

Querry cepat-cepat berjalan menuruni anak tangga yang begitu curam. Berpuluh-puluh anak tangga yang dibuat pada jaman raja ketiga di istana.

Penjara bawah tanah adalah penjara yang paling ditakuti oleh semua orang. Begitu juga dengan Querry.

Dirinya sangat takut dan tidak ingin berurusan dengan penjara bawah tanah. Namun, gegara ia begitu sangat kasihan dengan Bintang, itu membuatnya tidak peduli dengan rintangan yang akan menghadang nantinya.

"Stop! Aku harus menyamar, tapi bagaimana!" serunya dalam hati.

Dirinya bersembunyi di balik dinding penjara bawah tanah. Mula-mula, ia melepas semua ikat rambut kecil yang pada awalnya tersusun rapi di rambut panjangnya.

Selanjutnya, pakaian itu diganti dengan model yang berbeda agar semakin tidak dikenali.

"Alangkah baiknya aku mengikat rambut. Ini sangat gerah," batinnya.

Tak lama kemudian, ia menampakkan diri di hadapan para algojo dan prajurit paling berenergi yang sudah disahkan untuk menjadi penjara tersebut.

Dengan pakaian yang berbeda dari biasanya, ia yakin algojo dan prajurit itu tidak akan mengenalinya. Apalagi karena sekarang ia hanya menampilkan dua matanya saja. Wajahnya benar-benar ditutupi kain!

"Penyusup!"

Pertikaian kejam itu langsung terjadi. Querry terus-menerus mengibaskan pedangnya agar mengenai badan para algojo itu. Sayangnya tidak bisa, para algojo-algojo itu memakai pakaian berbahan dasar besi!

Merasa tidak mungkin ia bisa mengalahkan para algojo yang kuat dan sakti, ia berpikiran untuk menusukkan pedangnya ke bola mata para algojo itu.

"Rasakan ini!" sontaknya.

PRANG!

"Dasar! Pedangnya jatuh!" batinnya dan sangat panik.

Querry tidak punya pilihan antara kedua ini, yaitu memilih untuk pergi dan mungkin ada masalah baru muncul. Ataukah memilih melawan dan menemui Bintang secepatnya untuk meminta bantuan?

Dengan penuh keterpaksaan, ia harus menghadapi tantangan yang menghadap.

Walaupun tidak membawa senjata, alias dengan tangan kosong. Dirinya yakin, pasti ia bisa melawan asalkan punya kesempatan.

BRAK!

"Maju!"

"Sebentar kawan! Suara mirip dengan Putri Rexa, apa kita sedang diuji?" rasa curiga dari salah satu prajurit itu terpampang.

"Putri Rexa tidak mungkin bisa bela diri! Karena setahuku, seorang putri hanya ditugaskan untuk memahami, bukan berbuat!" ucap salah satu prajurit lainnya.

"Siapa Putri Rexa! Aku benar-benar ingin mengambil nyawanya!" ucap Querry yang berpura-pura menjadi penyusup serta tidak tahu apa-apa tentang Putri Rexa.

Semoga berhasil.

Kalau dipikir-pikir, ada baiknya juga ia berpura-pura tidak tahu dengan Putri Rexa yang merupakan dirinya sendiri.

Cuma, beda panggilan saja.

Namanya itu lengkap! Yakni "Querry Rexa" pihak istana lebih memilih memanggil dengan nama belakang daripada depan.

"Ini kesempatan!" batinnya.

Dia meluncur berlari menuju ke terowongan yang lebih gelap ditambah menyeramkan.

Tidak apa-apa, ia lebih mementingkan nyawa seseorang yang pernah menolongnya daripada nyawa dirinya sendiri.

Pedang itu, masih ia pegang sehabis tadi terlempar.

"Bintang! Kamu di mana? Aku mencari dirimu!" serunya.

Dengan kegelapan yang mengerumuni, ia seperti orang bodoh! Ini karena kakinya yang terus melangkah ke depan tanpa arah.

Tiba-tiba, sebuah cahaya terpancar dari penjara pojok kiri. Ia langsung mendekati cahaya itu agar bisa menemukan ruang penjara Bintang diletakkan.

"Aku tidak percaya! Dia bukanlah Bintang, tetapi ... dia benar-benar—" lirihnya, ia berharap yang dilihat ini bukan sosok Bintang.

Tangannya cepat-cepat memutar dan membolak-balik gembok yang ingin ia buka. Hasilnya tidak bisa! Apakah kuncinya salah?

Ada satu lingkar kunci yang ia ambil tadi, tentu tidak mudah mencari mana yang pas dan cocok.

GREK!

"Bintang! Bintang? Apakah ini kau?" tanyanya lirih penuh rasa khawatir.

Setelah mendekat, ia duduk tepat di samping sosok seorang yang dari tadi ia cari-cari.

Ini adalah Bintang, badannya sudah tidak berdaya. Mulai dari detak jantung dan pernapasan yang sudah tak karuan. Darah bercucuran di mana-mana, salah satunya dari kepala dan mulut.

"Buka mata! Kamu belum tiada! Aku yakin...." lirih Querry.

Querry membuka kain yang menutupi sebagian wajahnya tadi, lalu ia usapkan ke luka darah Bintang.

Ia tidak berdaya melihat seseorang yang pernah menyelamatkannya sedang dalam kondisi memprihatinkan.

Darah itu semakin merembes ke kain miliknya.

"Bintang, aku merasa bersalah kepadamu," lirih Querry dan mendekap tubuh Bintang.

"Putri? Apakah ini dirimu?" tiba-tiba pertanyaan lirih terdengar ke telinga Querry.

"Bintang? Iya, aku Querry. Janganlah engkau memanggilku dengan sebutan Putri Rexa. Aku tidak suka," cetus Querry.

"Baiklah. Apakah boleh dilepas? Tolong...." lirih Bintang dan mengakibatkan Querry berdiam diri, dingin.

"Bukan maksudku menyakiti hatimu yang sedang bersedih ... Querry?" imbuhnya sembari mengalihkan tangan gadis itu dari lehernya.

SRAK!

Querry mengarahkan pedangnya ke leher Bintang. Dia menatap tajam dan dipenuhi buaian air mata.

Meskipun gelap, Bintang tahu bahwa Querry tengah menatap ke arahnya dengan penuh ketajaman.

Pikiran Querry bertumpu ke pedang yang sudah menjadi miliknya. Kalau saja Bintang menolak untuk menerima semua tindakannya nanti, berarti Bintang tidaklah tulus.

Namun! Kalau sebaliknya, sudah pasti ia tidak salah memilih Bintang. Dan ia yakin, Bintang adalah sosok seseorang yang sangat tulus.

"Aku pastikan! Pedang ini akan merenggut nyawamu sekarang!" sontak Querry dipenuhi ketajaman dan ketelitian.

"Silahkan, aku lebih suka mendapat hukuman mati dari seseorang yang aku cin—" lirih Bintang, dia benar-benar keceplosan.

"Apa?"

"Tidak, aku tidak—"

"Bilang saja yang jujur, Bintang! Aku tidak akan menyakitimu," cetus Querry sambil melempar pedangnya.

Dia menangis sejadi-jadinya, setelah mendengar ucapan yang hampir memenuhi kata "Cintai" dari lisan Bintang.

Merasa sedikit kecewa juga karena tangisan yang ia keluarkan ini adalah ungkapannya kepada Bintang. Tetapi ... Bintang sama sekali tidak menghapus air mata yang terus-menerus menetes dari tadi.

"Bintang! Tolong peduli terhadapku, aku merasa tidak kuat sekarang," batin Querry yang berkeinginan diberi perhatian dari Bintang.

"Kenapa kamu tidak keluar?" tanya Bintang, datar.

Querry bersandar ke tembok yang ada di sebelahnya. Dia sama sekali tidak menjawab pertanyaan yang menurutnya tidak penting. Kalau bukan karena Bintang, kenapa ia rela berpura-pura menjadi penyusup tadi?

Kenapa lelaki lugu tidak peka? Ataukah karena grogi?

Beberapa lama kemudian, ia merasakan tangan kekar itu mengelus lembut ke tangannya.

"Aduh ... Putri? Bisa kau tolong aku untuk—"

"Aaa!"

Bintang merasa kesakitan.

Querry segera mengusap pipinya, ia menoleh ke arah Bintang yang sedang mengelus-elus di bagian dada.

Dia mendekati dan melihat sebuah garis merah melintang di dada itu. Ingat, kalau bekas garis itu adalah bekas dari tebasan keris milik Osha. Ia sangat mengenal Osha, sampai pada suatu ketika, dirinya pernah melihat Osha melawan musuh dan memberi bekas yang sama persis seperti yang ada pada Bintang.

"Kita harus keluar," lirihnya.

"Apakah kamu mempunyai kesaktian? Intinya kita bisa keluar dari sini!" lanjutnya.

"Kesaktian? Dari kapan aku punya kesaktian?" Bintang bertanya-tanya, aslinya ia hanya pura-pura.

"Bohong! Kalau seperti itu, aku rela mengandung anakmu. Bintang!"

Mendengar ucapan itu, Bintang langsung mematung dan dingin.

__(bersambung)__

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Prince Love Maze   Bertemu Teman Baru

    Querry yang celingak-celinguk ke arah pepohonan di mana tadi Morgan menghilang.Tiba-tiba bahu Querry ditepuk tidak terlalu keras oleh perempuan itu. Querry menampilkan senyuman dan mengangguk ramah."Apakah Kau ini ... Putri Rexa?" lontar perempuan itu setengah kaget."Putri Rexa!" seru perempuan itu dan langsung memeluk erat tubuh Querry.Di posisi itu, Querry merasa sangat-sangat senang bagai keliling dunia sampai ke kutub bertemu beruang putih. Sedikit seram juga bertemu beruang.Pokoknya Querry senang, baru kali ini dipeluk oleh sosok perempuan selain ibundanya.Pelukan hangat yang diselimuti sinar panas dari sang surya. Diiringi pula angin semilir dari arah belakang. Rambut yang terurai panjang milik perempuan itu menyeruak ke wajah manis Querry.Bukan menyeruak, lebih dikenal menepis lembut."Iya, Kamu ini ... adik sepupu Morgan ya?" tanya Querry."Kurang tepat, Putri," jawab perempuan yang belum diketahui namanya."Ini adik aku, paling suka cabai. Dia pacarnya cabai!" celetuk

  • Prince Love Maze   Bersama Morgan, Querry Berubah

    Wajah Querry benar-benar kesal, dia sengaja mencubit pipi kiri Morgan demi dihargai.AAA!Morgan hanya meringis, pura-pura kesakitan. Yang paling lucu, pipinya sekarang dipenuhi bekas hitamnya arang. Querry langsung tertawa."Wajahmu ganteng banget, Gan," cetus Querry cengar-cengir."Haha, tumben. Kamu juga cantik banget, kalah sama gulali," ucap Morgan sekedar senyum."Aku kalah sama gulali?" tanya Querry sedikit serius."Iya, karena aku belum merasakan," jawab Morgan cuek."Huh! Emang aku tidak tahu," lirih Querry.Di balik wajah Morgan yang cuek, dia juga romantis. Karena mau memasak untuk Querry. Terlebih lagi masaknya dihadiri hati.Aroma sup sayur tercium oleh indra penciuman Querry. Ia yang tengah duduk di bawah pohon langsung menuju ke sumber aroma.Matanya berbinar-binar melihat sup yang sepertinya enak."Kalau boleh ya. Aku mau lamar Kau dengan harta sup sayur dan jiwa ragaku," ucap Morgan menyodorkan sendok berisi sup."Temanku, ragaku. Sup sayur itu tidak ada manfaatnya,"

  • Prince Love Maze   Ujaran dari Kakek

    "Seharusnya aku jadi prajurit," celetuk Querry."Buat apa?""Ya ... karena aku jadi Putri malahan minim pengetahuan,"Morgan auto cengengesan, dia menatap Querry dengan penuh gembira. Bagaimana tidak, dengan keberadaan Querry membuatnya tenang, damai khalayak es batu terus mencair tiba-tiba.Saking gembiranya Morgan, dia hampir jatuh menubruk Querry. Untungnya hampir dan tidak sengaja. Kalaupun terjadi nantinya juga berakhir enak.Bercanda."Kau tahu Osha?""Yah," jawab Querry malas."Dia tampan melebihi—""Melebihi Bintang? Kamu salah, Morgan,"Morgan langsung menatap malas kepada Querry, barusan mau memberi penjelasan. Kenapa tiba-tiba dipotong terus dilanjutkan dengan nyosor.Querry tidak pernah peduli, perempuan harus menang. Kalau kalah harus menentang.Itu moto asli dari Querry.Querry cepat-cepat memeluk Morgan dari belakang, dia ingin bermain. Sesekali seharusnya bermain, seorang Putri perlu kegembiraan."Lepas, Querry ... Kau ingin minta maaf? Aku tolak," ucap Morgan yang ter

  • Prince Love Maze   Cuma Teman

    "Jangan jadi bawahan, Querry," celetuk Morgan."Maksudnya?""Iya, Kau harus menjadi pemimpin. Nadimu tetap mengalir darah keturunan bangsawan," ujar Morgan.Apa yang dibilang Morgan sangatlah benar. Querry harus menyadari hal itu semua. Namanya kerajaan juga harus dipimpin keturunan Raja, itu benar. Namun Querry juga tidak bisa memaksa penduduk untuk memberi dukungan. Menjadi Putri Mahkota pasti butuh dukungan para rakyat.Berita terkait kenaikan tahta kerajaan, Querry tahu tentang berita tersebut. Sosok prajurit yang ia takuti, nanti malam sudah bisa dipanggil Raja. Mau tidak mau harus terima.Pada aslinya menaikan tahta kerajaan harus dihadiri Raja sebelumnya. Sayangnya Raja sebelum ini atau ayahanda Querry telah tiadaApa kenaikan tahta malam ini akan sah?Tidak ada yang tahu kecuali Raja sebelumnya. Sesuai dengan Kitab Xuerayl yang berisi tentang semua aturan dan hukum istana."Nanti malam kenaikan tahta," Querry bersuara memecah kesunyian.Morgan menoleh, benaknya dipenuhi pertan

  • Prince Love Maze   Bahkan Morgan Itu Baik

    "Tidak perlu, aku yang seharusnya merawat Kamu. Ini hanya keringat, bau dan asin. Kamu tidak berhak," ucap Morgan menatap kepada Querry.Anehnya, tatapan Morgan begitu tulus. Apalagi dengan posisi tangannya, tangan kiri memegang pinggang dan tangan kanan memegang kepala Querry dari belakang.Ini bahaya, Morgan dicap sebagai tersangka dalam kasus perebutan cintanya Querry dengan nomor urut tiga.Bercanda, ya."Bau, asin. Kita semua sama. Maaf apabila aku salah. Bintang memang sosok yang aku cintai dan dia adalah separuh napasku," ujar dengan jelas Querry."Seandainya ada seseorang yang menanti dirimu selain Bintang. Kamu akan menerimanya?" Morgan bertanya dengan hati-hati.Querry hanya melirik Morgan, dia langsung melepas tangannya. Hatinya tiba-tiba panas.Berapapun lamanya pelukan tadi bertahan, Querry sama sekali tidak merasa nyaman. Lebih baiknya menjauh karena itu yang membuat nyaman.Napas Querry begitu sesak, sangat ingin bersama Bintang. Dia merindukan sosok Bintang. Sangat rin

  • Prince Love Maze   Harapan Morgan

    Harapan Morgan adalah ingin cepat-cepat menyembuhkan Querry. Masa sekarang jadi kacau balau cuma gegara kehadiran sang nenek."Nenek bisa buat ramuan, iya?" tanya Morgan menatap tajam."Ramuan apa?" neneknya Morgan linglung.Morgan mengendus kesal, dia duduk di samping Querry. Tangannya membelai rambut Querry dengan harapan itulah sentuhan yang membuat jiwa kembali sehat.Jangan berharap aneh-aneh.Mana bisa cuma dibelai terus siuman, itu adanya hanya di film-film keajaiban atau horor."Nenek ke belakang dulu, misal pengin dibuatkan ramuan. Kamu harus menikahinya dulu, Gan," celetuk nenek.Morgan melempar pandangan sinis dan berapi-api ke arah neneknya. Kesal sangat kejam. Menikah tidak semudah membalikkan selendang.Tak lama kemudian, Morgan bisa merasakan tangannya diraih Querry dan dipegang kuat-kuat.Morgan juga melihat Querry menangis dengan mengigau. Rasanya pengin dibelah dua hatinya ini."Bintang, jangan pergi. Aku butuh Kamu," lirih Querry."Siapa, Bintang? Maksud Querry itu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status