Share

Prince Of The Dark
Prince Of The Dark
Author: S. Rustandi

Bab 1 - Penguasa Dunia Bawah

Sebuah istana megah tampak berdiri dengan kokoh. Pepohonan dan semak belukar tampak menghiasi istana tersebut di semua sisinya.

Ada yang berbeda, semuanya tampak gelap, begitu pula dengan langit yang gelap seolah mendung yang tak berakhir. Istana itu di bangun dengan menggunakan batu hitam, begitu pula pepohonan yang berwarna hitam pula.

Aneh? Tentu saja tidak, karena ini bukan berada di suatu tempat di dunia ini, dunia tempat manusia berada.

Tak jauh dari istana tampak sebuah sungai yang mengalir berwarna merah. Jika manusia biasa pasti akan bergidik ngeri saat melihatnya.

Nampak pula dua buah patung berbentuk hewan yang mengerikan dengan tiga ekor kepala dalam satu tubuh dengan gigi yang begitu runcing dan dapat merobek apapun di depan gerbang istana tersebut. Tampak seolah sedang duduk dengan siaga menjaga istana.

Mereka adalah anjing nereka yang biasa di sebut Ceberus. Iria dan Ambroz.

Iria dan Ambroz bukan hanya patung biasa, mereka akan hidup saat mereka merasakan akan adanya serangan ke pada istana tempat Tuan mereka berada.

Seorang pria dengan rambut hitam kelam dan netra merahnya duduk dengan santai di singgasananya.

Tatapannya begitu dingin dan penuh intimidasi, di sertai aura yang mencekam menguar dari dari tubuhnya dan mempengaruhi suasana sekitarnya, hingga seluruh ruangan.

Tampak beberapa pengikutnya berdiri di hadapannya. Diam dan khusyuk menunggu Tuan mereka mengeluarkan suara.

Tangan kanannya memegang sebuah gelas berkaki yang terbuat dari perak murni dan tampak sangat mengkilat.

Rambut hitam panjangnya terurai begitu indah, bak malam yang sangat kelam. Kulit putihnya begitu kontras dengan warna rambutnya, hidungnya begitu mancung dan bibir yang merah.

Terlihat sangat tampan dan penuh pesona. Mahluk mana-pun pasti akan berdecak kagum saat melihat kesempurnaan yang dimilikinya.

Dia lah penguasa dunia bawah, dunia yang begitu gelap, dunia yang sangat di takuti oleh semua mahluk yang bernyawa.

Dia lah pangeran kegelapan Dyrroth Atreo Leocadio. Salah satu dari empat Penguasa Neraka. Utara Neraka merupakan wilayah kekuasaannya.

***

"Aw...." ringisnya kesakitan saat ia sedang membersihkan luka di sikutnya.

Wajahnya tampak memerah menahan perih saat cairan antiseptik itu bekerja dilukanya.

"Menyebalkan, hiks..." lirihnya sambil terisak.

Luka yang ia dapatkan berasal dari perundungan yang ia terima. Bodoh memang, ia sudah 19 tahun namun ia tak mampu melawan.

Karena terlalu sering di rundung ia kerap membawa kotak p3k di tas nya.

Arkeyna gadis manis dengan mata abunya kerap mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari tiga teman sekelasnya.

Brakk… brak...

Terdengar pintu kamar mandinya di ketuk dari luar.

Keyna sedikit tersentak, karena ia takut mereka kembali datang dan merundungnya lagi.

Kini ia bersembunyi di dalam kamar mandi kampus di lantai 7, di mana tempat ini jarang didatangi mahasiswa dan mahasiswi yang lain.

"Key... Buka, aku tahu kamu di dalam. Cepat buka pintunya!" teriak seseorang dari luar sambil menggedor kembali pintu kamar mandi di mana Keyna berada.

"Aline..." Gumam Keyna pelan, kemudian menyeka air matanya dan segera beranjak untuk membuka pintu kamar mandi.

Tampak Aline yang merupakan sahabatnya sudah berdiri di depan pintu dengan wajah yang begitu khawatir.

"Kau tak apa-apa?" tanyanya seraya menelisik seluruh tubuh Keyna dan menemukan beberapa luka di sana.

"Ck!!" Aline berdecak kesal.

"Kenapa kau tak melawan saja sih, Key!!" seru Aline kesal.

Tentu saja ia sangat kesal, karena Keyna kerap mendapatkan perlakuan yang seperti ini.

"Aku sudah melawan mereka, tapi... Mereka malah semakin menjadi," lirih Keyna.

"Brengsek!!" pekik Aline emosi.

Sebenarnya Keyna adalah gadis yang periang dan energik, namun semenjak Clarissa dan teman-temannya mengetahui Keyna menaruh hari pada Xavier. Membuat Keyna menjadi korban perundungan mereka.

Aline kerap membantu Keyna melawan. Namun kali ini mereka melakukannya saat Aline tak ada bersama Keyna.

Sedari tadi Aline menunggu Keyna di kantin. Ia sudah menelepon ponsel Keyna puluhan kali, hingga ia mendengar beberapa mahasiswa bergosip dan mengatakan bahwa Clarissa dan geng nya sedang merundung seseorang. Aline langsung tahu jika Keyna lah yang menjadi korban dan segera menyusulnya ke sini.

Namun sayangnya Clarissa dan teman-temannya sudah tak ada. Jika masih ada pasti Aline membuat perhitungan dengannya saat ini juga. Minimal menghajar dengan tangannya sendiri, untuk membalas apa yang sudah dilakukannya pada Keyna.

"Baju mu kotor, Key!" seru Aline saat melihat kemeja yang di kenakan Keyna tampak lusuh dan kotor. Aline merasa kasian pada Keyna.

"Iya, tadi aku terjatuh di lantai," jawab Keyna seraya menepuk-nepuk pakaiannya untuk mengurangi kotor. Tentu saja Keyna terjatuh, karena saat Clarissa dan teman-temannya mendorong Keyna hingga terjatuh ke lantai.

"Biar aku bantu," ujar Aline kemudian membantu menepuk-nepuk punggung Keyna yang kotor.

Rasanya Aline ingin menghujat dan menghajar Clarissa dan teman-temannya jika ia tak sayang beasiswa yang di dapatnya.

Clarissa bukanlah orang sembarangan. Ia berasal dari keluar kaya yang memberikan sumbangan pada kampus ini. Hingga tak ada dosen yang berani menegur kelakuan semena-menanya.

Sudah terlalu banyak korbannya, namun tak ada yang berani melawannya. Percuma untuk melapor pada pihak kampus, karena tidak pernah ditanggapi. Jika pun ditanggapi Clarissa hanya mendapatkan teguran ringan saja.

Setelah itu Clarissa kembali berulah, dan semakin menjadi. Bahkan tak segan membalas orang yang melaporkannya dua kali lipat. Clarissa tak pernah merasa puas untuk menyiksa setiap korbannya.

Mengapa Keyna bisa sampai menjadi korban Clarissa, itulah permasalah awalnya. Bodohnya, Keyna menaruh hati pada pria incaran Clarissa hingga ia terus diganggu olehnya.

Clarissa mengetahuinya, hingga ia terus-terusan mengganggu Keyna dengan kerap membully-nya.

Selain itu, Keyna terlalu baik, hingga ia tak berani melawan. Meskipun sesekali ia kerap melawan saat Clarissa dan teman-temannya bersikap berlebihan.

"Bajumu terlalu kotor, Key. Pakailah jaketku!" tawar Aline.

"Hmm... Baiklah Al, terima kasih!" ujar Keyna saat mematut dirinya di hadapan cermin, melihat pakaiannya yang masih saja kotor.

Aline segera menyerahkan jaketnya untuk di gunakan Keyna. Sebentar lagi mereka ada kelas. Jadi tak mungkin Keyna akan berpakaian kotor seperti ini.

'Andai saja aku memiliki kekuatan dan keberanian untuk melawan, tapi  sayangnya aku tidak memilikinya sama sekali…' gumam lirih Keyna dalam hati saat ia mulai melangkahkan kakinya keluar dari kamar mandi bersama Aline.

Di kampus, hanya ada Aline yang menjadi teman dekatnya, Keyna hanya memiliki beberapa teman saja. Namun hanya Aline-lah paling dekat dengannya.

Tidak lama kemudian akhirnya Keyna dan Aline sampai di depan kelas mereka dan mulai masuk ke dalam kelas yang sudah diisi beberapa orang teman-teman sekelasnya.

Keyna duduk di samping Aline dan mulai membuka tasnya, untuk mengeluarkan buku-buku dan peralatan tulis yang ia butuhkan.

-To be continue-

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status