Selamat membaca
-----------Cla menggeret kopernya susah payah, karena isi yang ia bawa lumayan banyak. hari ini ia sudah memutuskan dengan matang, bahwa ia akan pergi dari rumah Stev.Stev hanya menatap datar dan terkesan dingin padanya, sama sekali tak ada niatan untuk membantu Cla sedikit pun."Ray, antarkan dia dengan selamat sampai ke tempat tujuannya." perintahnya pada Ray sang supir."Baik tuan," jawab Ray mengangguk patuh.Setelah mengatakan itu Stev berbalik badan, melangkahkan kakinya menaiki tangga menuju kamarnya yang berada di lantai atas. Cla menatap nanar punggung kokoh pria yang di cintainya, yang kini telah berubah menjadi sangat dingin. bahkan Stev enggan untuk melihat dirinya yang terakhir kali di rumah ini, setidaknya salam perpisahan tidak dia ucapkan untuk Cla.Ray membantu Cla memasukkan dua koper miliknya, sengaja Cla membawa semua barang-barangnya agar tak ada yang tertinggal disini. bukan apa-apa, takutnyCemburu reading! Darah Stev mendidih melihat dua orang yang sedang bercanda ria dengan sangat akrab, Cla tertawa riang bersama Jerry. salah satu staf yang bekerja di perusahaan Stev.Tadinya Stev memutuskan untuk makan siang di kantin perusahaan. niat awalnya agar ia bisa bertemu dengan Cla, namun apa yang di lihatnya, Cla tengah makan bersama pria lain.Stev berbalik pergi menuju ruangannya kembali, nafsu makannya tiba-tiba hilang begitu saja.Cla semakin hari juga semakin menghindar darinya, bahkan untuk makan siang bersama dengannya saja Cla terang-terangan menolaknya.Kalau seperti ini lama-lama Stev bisa mati kesepian!Tok... tok... tok...Seseorang mengetuk pintu ruangan Stev, Stev menoleh ke arah pintu."Masuk!" perintahnya mempersilahkan orang tersebut untuk masuk."Selamat siang tuan." sapa pria muda berkaca mata."Ya, selamat siang Mario. ada apa?" tanya Stev pada Mario, orang kepercayaannya.
Happy reading! *****Jerry mengajak Vaye dan Cla untuk berdansa di lantai dansa, Vaye dengan senang hati mengikuti Jerry. sementara Cla memilih tidak ikut, wanita itu tetap memilih duduk di tempatnya.Cla memperhatikan semua orang yang tengah berdansa ria, ia lebih fokus dan asyik memperhatikan Jerry dan Vaye yang terlihat sangat mesra.Tenggorokan Cla begitu kering dan terasa sangat haus, ia meminta minuman pada bartender. minuman datang di antar seorang pelayan yang bekerja di club malam itu.Cla meneliti botol minuman di atas meja yang di letakkan pelayan tersebut. ragu ingin meminumnya tapi rasa penasaran membuat cla menyentuh botol itu."Minuman apa ini?" tanya Cla pada diri sendiri, ia memutar botol itu ke kanan dan ke kiri."Apakah tidak ada jus disini?" ia melihat ke segala arah, namun semua orang meminum minuman yang sama sepertinya.Cla melihat ke lantai dansa, disana Vaye dan Jerry masih asyik menikmati dansan
"Yeeayy!" teriak Cla gembira saat mobil berhenti di halaman rumah Stev"Kita sudah sampai, horeee!"Stev tak menggubris Cla, pria itu turun dari mobilnya. memutari lalu membuka pintu mobil sebelahnya, ia buka saefty belt Cla dan berusaha memapah tubuhnya."Gendong." rengek Cla manja.Kaget melihat reaksi Cla yang berusaha menggapai lehernya untuk ia peluk, meski pun Cla sudah memakai high heels, tetapi tubuh Cla yang tak terlalu tinggi pun sulit untuk menyamai tinggi badannya."Stev, gendong." rengek Cla lagi.Stev pun menuruti keinginan Cla, ia gendong Cla di depan seperti sedang menggendong seorang bayi. Cla memeluk erat leher Stev sembari menyembunyikan kepalanya di ceruk leher Stev, aroma tubuh Stev yang wangi mengunggah selera Cla yang kondisinya sedang tak terkontrol saat ini.Ia hirup dalam-dalam aroma Stev, Stev bisa merasakan hembusan nafas Cla yang terasa
Happy reading! *******"Engghh," Cla menggeliatkan tubuhnya.Silau cahaya matahari pagi dari celah gorden jendela kamar yang terbuka menganggu tidur cantiknya. Cla perlahan membuka kedua matanya yang terasa berat dan berdenyut.Ia bangkit perlahan dari rebahannya, duduk memperhatikan sekeliling dengan seksama. "Kenapa kamar Vaye jadi besar sekali ya." gumamnya masih belum sadar dimana ia berada sekarang."Seperti rumah Stev." kekehnya saat menyebut nama pria yang ia rindukan."Eeh, Stev?" kagetnya melotot sempurna seraya turun dari ranjang.Tepat saat ia berdiri, Stev masuk ke dalam kamar dengan membawa nampan berisi makanan di tangannya. Cla terdiam di tempatnya berdiri saat ia melihat sosok pria yang selama ini telah mengacaukan pikiran dan hidupnya."Selamat pagi, kau sudah bangun." sapa Stev tersenyum sembari meletakkan nampan itu di nakas samping ranjang.Stev menatap Cla intens saat wanita itu tak menjawa
Cla tambah kesal saat mengetahui jika Vaye dan Jerry tidak masuk kantor hari ini, padahal Cla ingin menanyakan perihal soal kemarin malam di club dan juga Stev.Cla mencoba menghubungi nomor ponsel Vaye berulang kali, tapi tak kunjung juga wanita itu angkat. Cla pun mencoba mengirimi pesan padanya, berharap jika wanitu itu membalas setelah membaca pesannya.Di lain tempat...Sepasang tubuh berbeda jenis kelamin tengah mendekap saling erat di atas ranjang. kehangatan begitu kentara sekali, menguar dari tubuh polos masing-masing.Kedua manusia itu bahkan tak menghiraukan matahari di luar sana yang sudah terbit tinggi. tak malu pada hari yang perlahan berganti siang.Sayup-sayup suara dering ponsel yang berbunyi pun tak di gubris sama sekali. sepertinya kebersamaan mereka tak ingin di ganggu oleh apapun juga."Enghh," salah seorang dari mereka menggeliatkan badannya.W
Anne mendekati Stev yang duduk di hadapannya, perlahan wanita itu duduk di atas pangkuan Stev. memeluk leher pria itu dengan sangat mesra, mata mereka saling menatap intens.Stev membalas senyuman Anne dengan sangat manis, sebelah tangannya membelai mesra pipi Anne."Apa Andrew tidur?" tanya Stev yang di angguki Anne.Saat ini mereka bertiga tengah berada di rumah Anne, setelah capek menemani Andrew yang bermain di sebuah wahana tempat bermain. Anne mengajak untuk ke rumahnya, dan anehnya Stev menyetujui ajakan wanita itu."Stev, hari ini kenapa kau sangat berbeda sekali sayang." tanya Anne membelai wajah Stev dengan sangat lembut."Kenapa? kau tidak suka aku yang begini?" tanya balik Stev datar.Kepala Anne menggeleng manja, Anne mencondongkan wajahnya mendekat ke wajah Stev."Aku suka kau yang begini Stev, itu artinya kau mau menerima ku kembali." Anne menyu
"Hei, bangunlah!" titah Stev membangunkan Anne.Anne yang mulai terusik menggeliatkan badannya, kedua mata Anne terbuka. mengerjap memastikan penglihatannya."Selamat pagi Stev." sapa Anne tersenyum sangat manis.Stev tak bergeming, ekspresi wajah pria itu terkesan dingin dan sangat menakutkan."Stev? kau kenapa?" tanya Anne heran.Stev menggeleng seraya mendekati Anne yang masih berbaring di ranjang."Sebaiknya kau bangun, lalu kita bertiga sarapan bersama. An sudah menunggu di meja makan." ucap Stev berlalu pergi.Di meja makan terlihat jika Andrew tengah duduk manis menunggu kedatangan kedua orang tuanya. bocah itu tersenyum senang melihat kehadiran Stev."Daddy, Mommy mana?""Masih di kamar, sebentar lagi juga kemari." Stev menarik kursi di samping Andrew."An, sudah sangat lapar?" tanya Stev yang melihat
"Ayo Cla kita bermain!" ajak Andrew memegang sebelah tangannya.Cla otomatis menatap Stev, seakan bertanya apa yang harus ia lakukan. menyetujui ajakan anaknya atau menolaknya."Bermainlah disini, ok!" titah Stev membuat Andrew manyun.Setelah mengatakan itu Stev melangkah membuka pintu ruangannya."Cla!""Iya An?" tanya Cla menatap pada Andrew."Apakah kau menyukai Daddy?"Pertanyaan Andrew membuat Cla terdiam seketika, bagaimana caranya Cla untuk menjawab pertanyaan bocah ini."Eh, apa yang sedang kau tanyakan ini sayang?" tanya Cla gemas mencubit pipi Andrew."Tidak usah mengalihkan pertanyaan ku Cla, aku bisa melihatnya dari tatapan matamu pada Daddy ku."Cla tergelak mendengar ucapan Andrew, betapa hebatnya tebakan bocah berusia 10 tahun ini hanya dengan tatapan mata Cla dan ayahnya.