Share

Pertemuan Part I

Matahari mulai menelisik dibalik jendela kamar Serena. Gadis yang menjadi viral itu masih setia bergelung di balik selimut. Di dalam mimpinya, ia bertemu dengan seorang Pangeran berkuda putih yang sangat tampan. Dengan gagah berani, Pangeran itu mengangkatnya dan membawanya naik ke Kuda yang ditunggangi bersama. Dengan posisi yang intim Pangeran memeluk Serena dari belakang, membantu menarik tali kekang kuda agar menuruti perintah sang majikan.

Keduanya sangat bahagia, jalan-jalan sembari menunggang kuda merupakan hal yang romantis. Di saat keduanya berhenti di sebuah hamparan sabana yang luas, Pangeran turun, dan membantu Serena dengan mengulurkan tangan. Serena dengan senang hati menyambut uluran tangan Pangeran, akan tetapi ia tidak fokus karena terus memandangi wajah nan rupawan ciptaan Tuhan dihadapannya, sehingga ia jatuh ke tanah dengan dengan posisi berada diatas Pangeran.

Keduanya merasa canggung saat wajah Pangeran makin maju mendekati hidung dan bibir Serena. Serena mulai memejamkan mata dan memajukan bibirnya bersiap untuk di cium, makin dekat wajah Pangeran disertai deru nafas aroma mint membuatnya semakin berdebar menyambut kecupan di atas bibirnya. Ketika wajah mereka bersentuhan tiba-tiba Pangeran mendadak menghilang seketika. Serena bingung, netranya menelisik ke berbagai arah, tapi Pangerannya tak kunjung muncul.

"Serena bangun!" teriak Ratu yang berdiri di depan ranjang Serena. Sambil berkacak pinggang memakai baju persatuan emak-emak.

Brukk!

Serena terjatuh dari atas tempat tidur kaget mendengar teriakan mama Ratu.

"Aduh." keluh Serena berusaha bangun." Mama Ratu sejagad Raya bisa nggak sih kalo ngebangunin itu yang lembut, bukan malah teriak-teriak seperti toa mesjid!" kesal Serena.

"Eh, Serena Paulina Geum Jan Di yang katanya cantik, manis, dan tomboy, Mama dari tadi udah bangunin kamu dengan suara merdu nan mendayu-dayu. Kamunya aja yang kelewat heboh tidur sampai monyong-monyong tuh bibir layaknya ikan lohan yang mangap-mangap. Memang kamu mimpi apa sih sampai segitunya?" tanya Ratu  heran.

"Mama aku tuh ketemu dengan Pangeran berkuda putih yang gagah nan rupawan layaknya bidadara surga. Mengajak ke padang sabanah yang luas sampai pangeran mau menciumku eh, malah nggak jadi gara-gara Mama membangunkan di waktu yangbkurang tepat!" seloroh Serena mengambil handuk yang tergantung di balik daun pintu.

Tanpa mempedulikan omongan anaknya Ratu lekas menyuruh anak perawan satu-satunya membersihkan diri.

"Cepetan sana mandi, di bawah ada yang nungguin," perintah mama Ratu lalu kembali ke bawah melihat tamunya.

Usai kepergian mama Ratu, sejenak berpikir Serena mengerutkan keningnya. Tatkala dirinya pertama kali mendapat tamu pagi-pagi sekali. 

"Tumben, pagi-pagi ada yang cariin aku!" ucapnya melangkah menuju kamar mandi. Akan tetapi, langkahnya terhenti tatkala ponselnya berdering. Serena balik kemudian meraih benda pipih yang tergelatak di atas nakas samping tempat tidurnya.

Melihat nomor asing yang baru pertama kali muncul di layar ponselnya, ia pun menaikkan satu alisnya.

"Siapa nih nomor baru yang nelfon terus." ucapnya ketika bunyi kedua kembali berdering.

"Iya Hal--"

Ucapannya terhenti, tatkala di seberang sana seseorang langsung berbicara tanpa jeda.

"Sekarang kamu siap-siap dan ikut dengan orang yang ada di rumahmu. Mereka akan mengantarmu. Datang sebelum jam 9!" ucap suara laki-laki di seberang layaknya wartawan.

Serena sejenak melihat siapa orang yang ada di rumahnya. Ia mengintip dibalik gorden menemukan dua orang laki-laki berbadan besar dan berpakaian rapi berdiri di depan rumahnya.

"Cepat sana mandi, mereka sudah lama menunggumu," saran Ratu sembari mendorong anaknya ke kamar mandi.

"Ih, Mama apa-apaan sih! Sadis amat jadi Ibu Ratu Sejagad Raya. Sikap dan perilakunya tidak mencermingkan sila peri kemanusiaan dan keadilan. Malah menghambat Hak Asasi hidup anaknya!" teriak Serena dari dalam kamar mandi.

Ratu tentu tidak menanggapi ucapan anaknya yang bermulut cabe rawit keriting. 

Usai berdandan dan memakai pakaian casual seperti biasa, Serena keluar dan melangkah menuju mobil, di mana kedua orang asing yang sedari tadi menunggunya sudah berdiri siap mengantarkannya ke suatu tempat. 

"Ada perlu apa Bapak mencari saya yah?" tanya Serena memandang penampilan kedua laki-laki itu.

"Silahkan ikut kami Nona, kami akan mengantar anda sampai tujuan." jawab Laki-laki satu yang memiliki tahi lalat di ujung mata sebelah kiri, seraya membuka pintu mobil sedan hitam.

Serena segera masuk ke dalam mobik usai mendegar penjelasan laki-laki itu. Dan mobil berjalan perlahan meninggalkan rumahnya menuju kediaman Castanyo.

Sepenjang perjalanan Serena hanya fokus dengan ponselnya di tangan bertukar pesan dengan Lela. Ia memberi tahu Lela bahwa ia dijemput oleh dua orang laki-laki berbadan besar, seraya diam-diam mengambil gambar kedua orang itu.  Serena hanya waspada bila sesuatu terjadi kepadanya. Bahkan ia sudah mengaktifkan GPS di poselnya supaya keberadaannya mudah di ketahui.

***

Di kediaman Castanyo, semua orang kecuali Gifran, terlihat antusias menyambut kedatangan gadis bar-bar yang berani meninju wajah Gifran. Apa lagi Gina, yang sejak malam menginginkan perempuan itu mengelus perutnya.

Mobil melewati gerbang tinggi dan memasuki halaman yang luas. Serena dibuat terpaku melihat kemegahan rumah yang ada dihadapannya. Mobil berhenti tepat di bawah anak tangga pintu masuk.

Serena turun usai pintu dibukakan oleh laki-laki yang membawanya. Ia masih terpaku menatap kemewahan rumah yang ia datangi. "Ini rumah siapa Pak?" tanya Serena yang masih berdiri di samping mobil

"Nona silahkan masuk. Anda sudah di tunggu di dalam." ucap pengawal laki-laki yang memiliki tahi lalat di matanya.

Tentu saja Serena gugup. Selama ia hidup 23 tahun, Ia belum pernah menginjakkan kakinya di rumah yang megah seperti ini. Dengan langkah hati-hati, Perlahan ia melangkah masuk ke dalam rumah mewah yang lantainya terbuat dari material marmer kualitas tinggi. Dan betapa terkejutnya ia, hingga melototkan matanya ketika melihat Gifran turun dari tangga berjalan menghampirinya. Ia meremas ujung bajunya dengan kencang. Bulir keringat mendadak muncul disekitar dahi dan pelipisnya, saat Gifran sudah berdiri di depannya.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Harsia
Lanjuttt otorr
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status