Home / Pendekar / Putra Langit Tak Tertandingi / Bab 194. Ancaman yang Mengintai

Share

Bab 194. Ancaman yang Mengintai

last update Huling Na-update: 2025-10-04 00:03:13

Sore itu, udara di Sekte Putra Langit masih terasa damai. Tian Fan berjalan santai bersama Huang Yi Lin dan Fan Shishi di taman sekte, menikmati cahaya keemasan yang memantul di dedaunan. Shishi tertawa kecil saat Tian Fan menunjukkan gerakan-gerakan ringan yang menghibur, sementara Yi Lin sesekali menepuk tangan adik kesepuluhnya itu, tersenyum melihat kebahagiaan mereka.

Di lain sisi, jauh di ruang baca utama, tubuh spiritual Jenderal Shan Ceng sedang tenggelam dalam meditasi sambil menelaah kitab kuno. Aura energi sekte mengalir lembut di sekelilingnya, menenangkan pikiran. Tiba-tiba, getaran hebat mengguncang tubuhnya, menandakan resonansi dari tubuh fisiknya yang berada tidak terlalu jauh dari tempatnya.

Dengan refleks cepat, Jenderal Shan Ceng menghilang dari ruang baca dan muncul di hadapan Tian Fan. Seketika, Tian Fan juga merasakan energi iblis luar biasa kuat terpancar dari arah pegunungan dekat Sekte Putra Langit. Tanpa ragu, mereka berdua melesat menuju sumber energi itu
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Putra Langit Tak Tertandingi   Bab 195. Persiapan Menghadapi Ancaman

    Cahaya senja perlahan menghitam, langit di atas Sekte Putra Langit berubah jingga keemasan. Tian Fan berdiri di halaman utama, menatap murid-murid dan para pendamping yang mulai berkumpul. Aura tenang namun tegas mengelilinginya. “Semua anggota Sekte Putra Langit, dengarkan baik-baik,” ucap Tian Fan. “Ancaman baru telah muncul. Jiwa Iblis Ketujuh sedang mengintai. Kita harus bersiap. Jangan terlalu santai, tingkatkan latihan kalian. Setiap langkah, strategi, dan energi kalian menentukan keselamatan sekte.” “Ling Lanxi, Ling Hanyue, dan Ling Yueli, kalian akan berlatih bersamaku malam ini” lanjut Tian Fan sambil menatap ketiga Roh Senjata itu. “Latihan untuk menghadapi Jiwa Iblis Ketujuh. Kalian harus siap bertarung di medan sesungguhnya, sekaligus melatih harmoni energi kita.” "Mendengar itu wajah ketiga gadis itu memerah, entah kenapa latihan yang muncul di benak mereka bertiga adalah latihan panas di atas pembaringan. Tian Fan lalu menatap ke arah yang lainnya, "Kalian semua jug

  • Putra Langit Tak Tertandingi   Bab 194. Ancaman yang Mengintai

    Sore itu, udara di Sekte Putra Langit masih terasa damai. Tian Fan berjalan santai bersama Huang Yi Lin dan Fan Shishi di taman sekte, menikmati cahaya keemasan yang memantul di dedaunan. Shishi tertawa kecil saat Tian Fan menunjukkan gerakan-gerakan ringan yang menghibur, sementara Yi Lin sesekali menepuk tangan adik kesepuluhnya itu, tersenyum melihat kebahagiaan mereka. Di lain sisi, jauh di ruang baca utama, tubuh spiritual Jenderal Shan Ceng sedang tenggelam dalam meditasi sambil menelaah kitab kuno. Aura energi sekte mengalir lembut di sekelilingnya, menenangkan pikiran. Tiba-tiba, getaran hebat mengguncang tubuhnya, menandakan resonansi dari tubuh fisiknya yang berada tidak terlalu jauh dari tempatnya. Dengan refleks cepat, Jenderal Shan Ceng menghilang dari ruang baca dan muncul di hadapan Tian Fan. Seketika, Tian Fan juga merasakan energi iblis luar biasa kuat terpancar dari arah pegunungan dekat Sekte Putra Langit. Tanpa ragu, mereka berdua melesat menuju sumber energi itu

  • Putra Langit Tak Tertandingi   Bab 193. Aturan dan Tujuan Turnamen

    Kapal roh Sekte Putra Langit terus meluncur menembus awan, membelah langit biru Dimensi Tengah. Suasana di kabin kini lebih serius. Para murid sekte lain tetap duduk dengan penuh perhatian, sementara kelima Master Aula Tian Fan duduk berjejer, siap menjelaskan rincian yang lebih mendalam. Wu Lin Jia, Master Aula Timur, membuka pembicaraan dengan suara tegas namun tenang. “Turnamen Seribu Bintang bukan sekadar pertarungan biasa. Tujuan utamanya adalah menentukan 100 peserta terbaik dari seluruh benua tengah, yang akan memperoleh hak istimewa masuk ke Alam Rahasia Xuán Tíng, babak final dari kompetisi sekaligus penentuan murid paling berbakat di seluruh Dimensi Tengah.” Bao Zhang, Master Aula Selatan, menambahkan, “Setiap peserta akan melalui beberapa ronde eliminasi. Pertarungan bersifat terbuka dan dinilai secara objektif oleh dewan pengawas arena. Kekuatan, strategi, kemampuan menyesuaikan diri dengan lawan, dan kerja sama antar-sekte semuanya diperhitungkan.” Bai Guan Xing, Mast

  • Putra Langit Tak Tertandingi   Bab 192. Perjalanan Ke Turnamen Berlanjut

    Tawa ringan di kabin kapal roh baru saja mereda ketika suara tegas terdengar dari sudut lain. Bao Jie, murid keempat Tian Fan dan Master Aula Utara, menepuk meja dengan tangan terbuka. “Kakak pertama, kakak kedua, kakak ketiga, dan adik kelima, aku rasa sudah cukup bercanda. Aku senang melihat kalian gembira, tapi ingat, turnamen ini bukan sekadar permainan. Fokus kita adalah yang terpenting sekarang, tugas kita kali ini cukup berat, menentukan tidak hanya nama baik Sekte Putra Langit, tapi juga keselamatan diri masing-masing. Jangan sampai keseruan mengalahkan kewaspadaan.” Para murid menunduk sedikit, menyadari keseriusan kata-kata Bao Jie. Wu Lin Jia, Master Aula Timur, masih menahan senyum tipis. Bai Guan Xing, Master Aula Barat, menyeringai ringan, sementara Bao Zhang, Master Aula Selatan, tampak menelan tawa yang tersisa. Xiao Zi Ning, Master Aula Tengah, menunduk lebih dalam, wajahnya masih tersisa merah karena kejadian tadi. Di sudut kabin, sosok berdiri tenang, jubah panja

  • Putra Langit Tak Tertandingi   Bab 191. Keberangkatan Menuju Turnamen Dimensi Tengah

    Pagi itu, halaman utama Sekte Putra Langit dipenuhi barisan murid dan tetua. Bendera sekte berkibar tinggi, sementara lonceng besar berdentang tiga kali sebagai tanda keberangkatan resmi. Di barisan paling depan berdiri tiga belas peserta yang terpilih, mengenakan jubah khusus dengan lambang naga langit di dada mereka. Aura mereka terpancar tegas, sebagian penuh percaya diri, sebagian lain menyimpan ketegangan. Di belakang mereka berdiri lima pendamping, para tetua dengan tatapan tajam yang seolah menembus hati setiap murid. Tian Fan berdiri di hadapan semua, langkahnya sederhana namun auranya membuat seluruh lapangan terdiam. Dengan suara tenang namun dalam, ia berkata, “Turnamen ini bukan sekadar pertarungan. Ini ujian nama baik sekte, dan ujian keberanian kalian. Bawalah kebanggaan Sekte Putra Langit ke hadapan dunia.” Sorak semangat terdengar dari murid-murid yang tidak ikut berangkat. Suasana semakin membara. Tepat saat para peserta hendak melangkah menuju artefak terbang, s

  • Putra Langit Tak Tertandingi   Bab 190. Pengenalan Murid Baru dan Simulasi Akhir

    Turnamen Seribu Bintang tinggal beberapa hari lagi, namun di Lembah Putra Langit, setiap hari terasa penting. Latihan, strategi, dan kekompakan mulai terbentuk. Murid-murid semakin matang, siap menghadapi tantangan besar yang akan menentukan nasib sekte. Suasana lembah kini bukan hanya penuh latihan, tetapi juga tawa ringan, candaan, dan momen manja dari para istri Tian Fan, yang membuat sebulan latihan terasa lebih hangat dan bersemangat. Di akhir hari, saat matahari mulai merunduk ke barat, para master berkumpul sebentar. Wu Lin Jia menatap murid-muridnya, “Mereka sudah siap. Tinggal beberapa hal terakhir yang perlu diperkuat.” Bao Zhang menambahkan, “Keseimbangan energi, koordinasi, dan strategi individual. Itu kunci.” Bai Guan Xing tersenyum, “Dan jangan lupa, semangat kerja sama akan menentukan segalanya.” Xiao Zi Ning berdiri agak terpisah, matanya menatap Tian Fan sejenak. Ada ketegangan yang samar, campuran antara rasa hormat dan keanehan yang muncul setiap kali ia berada

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status