"Sebenarnya, aku tidak begitu pandai memasak kak, apakah kakak Tian akan menyukai gadis seperti aku? Aku tidak secantik kakak-kakak semua, aku juga tidak punya latar belakang keluarga seperti kalian. Aku takut kakak Tian nanti akan menyuruh ku pergi, saat dia menyadari hal itu." Kata Xiao Yu dengan suara bergetar. "Kau ini." Kata Lu Qian berpura-pura kesal sambil menepuk lembut kepala Xiao Yu dengan kepalan tangannya. "Kakak Tian itu sudah menerimamu, kau pikir untuk apa dia datang menemui keluargamu, jika hanya untuk mengusirmu pergi setelahnya." Tambah Lu Qian. "Adik ke enam, kau pikir apa latar belakang yang kakak punya? Kakak juga hanya berasal dari keluarga kecil di kota Guang." Dan Ran ikut menimpali. "Tapi kan, kak..." "Tapi apa? Kakak yang seorang jendral? Kau pikir jika kakak Tian tidak memiliki ketulusan hati untuk menerima kakak, apakah mungkin kakak ini layak untuknya? Jika kau ingin bandingkan keberadaan kita dengan kakak Tian, jangankan hanya kakak yang jendral
"Di lihat dari nama besarnya, sepertinya master itu cukup hebat. Lalu apakah kamu punya cara untuk menghubungi nya?" Tanya Ming Lan pada putranya. "Tentu saja ibu, aku memiliki nomor teleponnya dan aku juga tau tempat tinggalnya di kota Sen Zen. Tapi bu, sepertinya kita tidak perlu datang ke kota Sen Zen karena aku dengar dalam beberapa hari master Mo Jun akan datang ke kota Xia untuk mencari mantan istri dan putrinya." Jawab Guan Xing "Bagus, itu kesempatan kita untuk mengundang master Mo Jun ke keluarga kita, beri tahu paman pertama dan paman keduamu untuk langsung menghubungi master Mo Jun itu dan mengajukan kerja sama, sebelum nanti kita perkenalkan dia ke keluarga Bai kita." Perintah Ming Lan. ... Di Villa nomor satu, Ganbu Mountain Villa. Setelah tiba, Qi Jian dan Xiao Yu segera masuk ke kamar mereka dan mulai membersihkan diri, setelah selesai mereka beristirahat di kamarnya hingga sore. namun tidak dengan Dan Ran, ia merapikan Villa besar itu sendirian, sepanjang h
"Pacar?" "Ia ayah, pacarku. Dia ada di sana, dia adalah pria yang pernah ku ceritakan, kau tau dia adalah cucu satu-satunya dari empat pendekar hebat yang tinggal di pulau Lian Yu. Namanya Tian Fan." Bisik Mei Ling di telinga ayahnya. Mendengar itu, Zen Hao mendadak sangat bersemangat. Putri kebanggaannya ini memang tidak pernah mengecewakannya. Jika pria dengan kemampuan medis sehebat itu menjadi menantunya, bukankah..." Zen Hao tidak bisa membayangkan hal selanjutnya, yang ia rasakan hanya kebahagiaan luar biasa. Ia segera berlari kecil mendekati Tian Fan, dengan semangat ia berkata, "Tuan Tian, selamat datang di rumah sakit kami. Putriku sudah menceritakan banyak hal tentang mu, aku senang sekali akhirnya kita bisa bertemu." "Tuan kepala rumah sakit, anda terlalu sopan." Jawab Tian Fan kaku, bagaimana pun pria di depannya ini adalah calon mertuanya, bagaimana dia bisa menerima kesopanan yang begitu besar, dari ayah mertuanya sendiri. "Ayah, kakak Tian, kalian berdua terla
"Maaf kan kakak sayang, kakak tidak bermaksud membuatmu sedih." Kata Tian Fan sedikit menyesal. "Tidak kakak, jika ibuku melihat aku hidup bahagia dengan pria yang baik seperti kakak Tian, ibu pasti sangat bahagia." Jawab Mei Ling sambil mengusap air matanya dan tersenyum. ... Sepuluh menit kemudian mobil Audi merah itu telah memasuki kawasan Rumah sakit Hua Medika. Mei Ling langsung bertanya pada resepsionis, apakah ayahnya sang kepala rumah sakit sedang berada disana. Resepsionis itu pun menjawab, Jika dokter Hua sedang mengoperasi pasien. Akhirnya, Mei Ling memutuskan untuk membawa Tian Fan ke ruangannya dan menunggu ayahnya di sana. Sambil menunggu ayahnya kembali, Mei Ling kembali menggoda Tian Fan dan pertempuran tak terelakkan pun kembali terjadi. ... Dua Jam kemudian. Jam sudah menunjukkan pukul 6 sore. Aktivitas yang mereka lakukan pun telah usai. "Kakak Tian, mungkin sebentar lagi ayah ku sudah akan kembali dari ruang operasi, bagaimana kalau kita mak
"Sebenarnya aku tidak sengaja melakukan kesalahan, ayah. Gadis yang di culik itu adalah Lu Qian, sementara temannya segera menghubungi master Lin Jia dan juga tunangan Lu Qian, sehingga mereka datang dan menghajar kami semua." Jelas San Ji yang kembali gemetaran saat membayangkan kejadian tadi siang itu. "Lalu dimana master Bao Zhang dan yang lainnya?" "Aku juga tidak tau ayah, yang aku tau, tunangan Lu Qian itu, menendang adik Master Bao Zang hingga tak sadarkan diri, hanya dengan satu tendangan dan hanya membutuhkan waktu beberapa detik saja. Setelahnya aku bahkan sempat melihat master Bao Zhang berlutut ketakutan di depannya, master Lin Jia juga terlihat begitu menghormati pria itu." Lanjut San Ji lagi. "Siapa pria itu, bagaimana bisa dua orang ahli bela diri begitu hormat padanya?!" Kata Shang Guan sambil berpikir keras. ... Dalam perjalanan ke keluarga Lin. Tian Fan membawa serta Qi Jian dan Xiao Yu bersamanya, sementara Mei Ling dan Dan Ran berangkat dengan mobil Mei
"Siapa yang bisa begitu hebat untuk menjadi guru dari master nomor satu di kota Xia?" Tanya Yu Kwan penasaran. "Dia adalah cucu menantu anda, Nyonya besar." Jawab Lin Jia lagi. Di mata tegasnya terpancar rasa kagum yang mendalam pada sang guru yang ia sebut itu. "Maksudmu?" Tanya Yu Kwan masih bingung. "I..., Itu adalah kakak Tian Fan nenek, cucu dari nenek Jiang, yang sudah nenek jodohkan dengan ku." Jawab Lu Qian malu-malu. "Gadis kecil, ternyata kau sudah bertemu lebih dulu dengannya. Dasar, kau ini memang tidak sabaran." Kata Yu Kwan tampak begitu senang. "Tidak nenek, kami bertemu secara tidak sengaja, karena kakak tampan datang menolongku saat itu." Lu Qian menjawab dengan semu merah di kedua pipinya. "Lalu bagaimana pendapatmu tentang kakak tampanmu itu?" Tanya Yu Kwan menggoda cucunya. "Nenek, jangan menggoda ku." Kata Lu Qian dengan kepala tertunduk. "Nyonya besar, dengan segala hormat, saya akan menyampaikan sesuatu. Karena guru saya sudah datang ke kota in