Seketika dia ingin menjelaskan sesuatu, tapi saat dia membuka mulutnya dia malah tidak dapat mengatakan apapun di depan aura Aaron yang begitu kuat itu.Itu membuatnya merasa sangat malu..."Aaron."Tiba-tiba terdengar suara Rania yang sangat manja.Raut wajah Rangga dalam sekejam kembali berubah.Dia melihat ke arah Rania berjalan menghampiri Aaron dan berdiri di sampingnya.Karena perbedaan tinggi tubuh mereka, tinggi Rania sekitar leher Aaron, tapi saat mereka berdua berdiri berdampingan... Laki-laki terlihat tinggi besar dan tegap sedangkan perempuannya terlihat cantik dan mempesona, mereka saling bertukar pandang dan sorot mata mereka terlihat seperti penuh perasaan.Pemandangan seperti itu membuat suasana di sekitar mereka terlihat berbeda, seolah mereka adalah sepasang kekasih yang saling mencintai."Kok kamu malah keluar sih? Kan aku menyuruhmu untuk bersembunyi dan jangan keluar dulu dari sana?" Rania terus menggunakan suara manjanya, setelah mengatakan itu dia mencibirkan bi
Mirna menghela nafas lega, "Akhirnya aku punya kesempatan untuk menghina laki-laki brengsek itu dan memakinya untuk Rania! Sangat menyenangkan!"Keesokan harinya, Rania datang ke rumah sakit pagi-pagi sekali.Setelah dia menemani Kakek Sanjaya sarapan, Sinta dan Amelia terlambat dan baru datang.Amelia merasa marah karena Rania lebih cepat darinya tapi dia dengan cepat menghampiri Kakek Sanjaya lalu menyapanya dengan suara lembut.Tapi Kakek Sanjaya malah menundukkan kepalanya dan terus membaca koran, dia sama sekali tidak melihat ke arahnya dan bersikap seperti tidak mendengarnya sama sekali."Kakek, siang ini papa ada rapat yang penting jadi tidak bisa meninggalkannya karena itu papa memintaku dan mama datang untuk menjemput kakek dari rumah sakit..."Kakek Sanjaya tetap tidak mengangkat kepalanya.Amelia merasa sangat marah dan malu karena tidak dihiraukan oleh Kakek Sanjaya, saat dia baru mau bicara lagi..."Amelia." Sinta menahannya, "Sana bantu kakekmu membereskan barang-barang
Sinta juga merasa terkejut mendengar itu.Dia tahu bahwa Kakek Sanjaya sangat menyayangi dan memanjakan Rania, tapi dia sama sekali tidak menyangka Kakek Sanjaya akan melakukan ini.Sinta berpikir, 'Apa orang yang selalu melakukan hal dengan tenang seperti dirinya benar-benar mencari keluarga Chu hanya untuk memasukkan Rania dari jalan belakang?"Makan malam itu berakhir dengan suasana tidak menyenangkan.Amelia masih sama sekali tidak bisa menerima hal itu dan dia hanya mengatakan dirinya tidak selera makan kemudian pergi menangis sambil berlari menaiki tangga.Sinta ingin menyuruh Rangga pergi menghibur Amelia, tapi Rangga tiba-tiba bangkit berdiri."Rania, ikut aku pergi ke balkon, ada yang ingin aku bicarakan padamu."Saat mendengar itu, raut wajah Sinta sedikit berubah.Rania malah mengangkat alisnya dan berkata, "Adik ipar, memangnya ada hal apa hingga kamu tidak bisa bicara di sini?""Rangga." Harun Sanjaya memanggil Rangga dengan suara peringatan.Rangga menekan perasaan tidak
Jam 7 malam, vila keluarga Sanjaya.Di ruang makan lantai satu, meja makan ditutup dengan kain putih dan di atasnya dipenuhi oleh makan-makanan yang enak dan sebuah keluarga sedang makan malam bersama.Saat mereka semua melihat Rania berjalan masuk, seketika suara tawa dan obrolan mereka terhenti. Semua orang di meja makan seketika tertegun, ada yang terlihat terkejut, ada yang terlihat marah, sedangkan Rangga langsung mengerutkan alisnya.Kemarin malam Rania tiba-tiba muncul di rumah keluarga Sanjaya, kemudian dia membuat keributan setelah itu menghilang sepanjang malam dan Rangga tidak bisa menghubunginya.Walaupun wajah Rangga terlihat tenang, tapi sebenarnya hatinya merasa gelisah dan tidak tenang karena merasa bersalah.Tapi dia sama sekali tidak mengira bahwa saat bertemu lagi dengan Rania, Rania sama sekali tidak terlihat marah seperti kemarin malam. Raut wajahnya saat ini benar-benar terlihat datar dan tidak terlihat perasaan apapun.Dia merasa perempuan yang baru saja merasa
Kamar rawat inap rumah sakit."Tuan besar, lihatlah siapa yang datang."Orang tua yang sedang duduk di atas ranjang dan membaca koran itu mengangkat kepalanya lalu dia memegang kacamatanya untuk melihat dengan jelas siapa yang datang.Rania dengan suara yang menahan tangisan berkata, "Kakek, ini aku."Setelah dua tahun tidak bertemu, Rega Sanjaya malah terlihat seperti sudah menua sepuluh tahun lebih. Kedua sisi rambutnya sudah menjadi putih, wajahnya terlihat keriput dan lesu, dan pakaian rumah sakit membuatnya terlihat semakin rapuh."... Rania?" Rega Sanjaya terlihat sangat terkejut, "Kamu adalah Rania?"Dua tahun yang lalu Rania masih berumur 18 tahun, saat itu adalah masa-masa muda dan memberontak bagi seorang remaja.Saat itu Rania berambut pendek, mewarnai rambutnya menjadi abu-abu, setiap hari dia menggunakan riasan yang tebal, dan pakaian cosplay yang tidak bisa dipahami oleh Kakek Sanjaya, tapi Rania tidak membuat tato ataupun menindik tubuhnya.Tapi hari ini, untuk tidak me
"Rania, setelah selesai menjenguk kakekmu, kamu pulang ke rumah ya, tidak baik jika kamu terus tinggal di rumah Nona Mirna. Aku sudah meminta Bibi untuk menyiapkan makan siang, semuanya adalah makanan kesukaanmu." Sinta bicara dengan suara yang keibuan."Tidak perlu." Rania bersikap dingin. "Berikan saja semua makan itu kepada menantumu yang tinggal di rumah itu."Saat Amelia mendengar itu, dia langsung merasa marah, "Rania, jaga bicaramu, sejak kapan Kak Rangga tinggal di rumah sebelum kami menikah?""Memangnya itu tidak akan terjadi?" Wajah Rania sama sekali tidak terlihat berbahaya, "Sekarang kalian belum menikah? Tapi dia setiap hari datang ke rumah bahkan tidur di atas ranjang kamar tidurmu, jadi aku berpikir kalau kemarin aku pulang ke rumah yang salah, bukan rumah keluarga Sanjaya melainkan rumah keluarga Mahendra.""Rania, kamu...""Amelia." Sinta menahan tangan anaknya itu.Hal itu karena pintu kamar rawat inap terbuka dan ada yang berjalan keluar dari dalam.Rania tidak memp