Share

Bab 111

Penulis: Zaina Aulia
Begitu mereka masuk ke kamar, mereka langsung melihat Andini sudah sadar.

Mata Kirana langsung memerah dan dia bergegas ke sisi ranjang. Dengan air mata mengalir, dia berkata, "Kamu sudah sadar? Syukurlah, akhirnya kamu sadar ...."

Sambil berbicara, air matanya terus mengalir tanpa henti.

Dianti juga berdiri di samping Kirana dengan mata yang sembap. Dengan suara bergetar, dia berkata, "Kakak akhirnya sadar juga. Doa-doa Ibu setiap hari nggak sia-sia. Kalau Kakak nggak sadar, aku khawatir mata Ibu akan buta karena terlalu banyak menangis."

Kata-kata Dianti membuat air mata Kirana semakin deras.

Andini mengerutkan alisnya dan tidak berkata apa pun. Namun, di dalam hatinya timbul rasa mual yang tak tertahankan.

Andini tidak mengerti bagaimana seseorang bisa menjadi begitu munafik. Yang mengirimnya menuju kematian adalah mereka. Sekarang, mereka juga yang menangisinya.

Kalau orang luar melihat ini, mereka pasti akan memuji Kirana dan Dianti sebagai ibu dan adik yang penuh kasih sayang. Su
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Zulfi Suwahyu
sedih banget sih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 970

    Mendengar itu, Andini tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. "Aku juga sempat curiga, tapi dia sama sekali nggak tahu penawar untuk Racun Es ...."Saat mengucapkan ini, Andini seakan-akan memahami sesuatu. "Maksudnya, bahkan Ketua Lembah Raja Obat pun nggak tahu cara menetralisasi Racun Es?"Kemungkinan itu membuat hati Andini terasa dingin. Kalau di dunia ini bahkan Ketua Lembah Raja Obat tidak mampu menyelamatkan Kalingga, siapa lagi yang bisa? Apakah racun di tubuh Kalingga benar-benar tidak ada obatnya?Melihat wajah Andini yang langsung pucat, Surya buru-buru menenangkan, "Bukan dia nggak bisa, tapi dia belum meneliti. Bukankah kamu bilang, Ketua Lembah Raja Obat sendiri mengatakan dia belum pernah membuat penawar Racun Es?""Mungkin hari itu setelah meninggalkanmu di atap, dia pergi dengan tergesa-gesa karena ingin meneliti penawar itu."Ucapan Surya ini setidaknya memberi Andini sedikit harapan lagi. Andini segera mengangguk. "Ya, pasti begitu. Guru juga bilang, Racun Es bukan

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 969

    "Aku pernah melihat dua patung giok dewa itu sekali. Nilainya tak terhitung," ucap Surya sambil menatap Andini. "Kamu rela memberikannya kepada mereka?""Dua patung giok itu bukan masalah bagiku. Nenekku adalah orang Keluarga Gutawa, tentu dia juga nggak ingin melihat Keluarga Gutawa jatuh terpuruk. Hanya saja ...." Andini menghela napas. "Keluarga Gutawa bukan hanya menginginkan dua patung giok itu, tapi juga menginginkanku."Mendengar itu, alis Surya langsung berkerut. Suaranya pun terdengar dalam dan berat. "Apa maksudnya?"Kening Andini berkerut tipis, "Kepala Keluarga Gutawa bilang di ruang kerja kakek Ikhsanun semasa hidup, tergantung sebuah lukisan. Katanya aku sangat mirip dengan wanita dalam lukisan itu dan aku adalah kunci untuk membuka harta karun tersebut."Wajah Surya semakin kelam. "Mereka ingin kamu ikut ke Negara Tarbo?""Ya." Andini mengangguk.Surya kembali bertanya, "Lalu, apa jawabanmu?""Aku bilang, tunggu sampai perang ini selesai. Setelah aku kembali ke ibu kota,

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 968

    Andini mengambil pakaian bersih di samping, membantu Surya mengenakannya, baru kemudian berkata, "Aku nggak pernah merasa takut pada Kak Surya, baik saat kamu menyembelih sapi maupun saat kamu datang dengan tubuh berlumuran darah.""Aku hanya berpikir, berapa banyak hewan buruan yang harus dibunuh agar bisa setegar itu, berapa banyak orang yang harus dilawan sampai bisa mengabaikan darah yang membasahi seluruh tubuh."Saat mengucapkan ini, hati Andini terasa sakit. Dia menarik napas dalam-dalam dua kali, berusaha menenangkan diri, lalu melanjutkan dengan suara tenang, "Tapi, kamu jelas-jelas seorang pangeran."Seseorang yang seharusnya berada di atas takhta, menikmati kemewahan dan kejayaan. Bukan seperti sekarang, harus bertaruh nyawa, penuh luka di tubuh.Mendengar kata-kata Andini ini, hati Surya seperti disayat sesuatu yang tak terlihat. Bukan rasa sakit, tetapi perasaan yang amat menyesakkan.Perang memang kejam, korban jiwa tak bisa dihindari. Tak ada yang bisa menjamin dalam sua

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 967

    Andini segera menjawab, "Belum, Kak Kino! Tunggu sebentar!"Selesai berkata, dia segera mengganti pakaian, lalu mengangkat tirai tenda dan berjalan ke luar.Kino sudah mengganti pakaian suku Tru, berdiri di luar tenda.Andini pun bertanya, "Kak Kino, ada urusan apa?"Kino mengernyit, melirik ke arah tenda Surya. "Kak Surya terluka, aku ....""Aku akan melihatnya!"Andini terkejut. Tanpa menunggu Kino menyelesaikan kata-katanya, dia sudah tak sabar melangkah ke tenda Surya.Pengawal yang berjaga di luar tenda melihat itu adalah Andini, jadi tidak menghalanginya. Andini mengangkat tirai tenda, lalu masuk. "Kak Surya, kamu terluka di bagian mana ...."Sebelum selesai berbicara, wajahnya langsung memerah.Surya buru-buru mengenakan celana, tampak lebih gugup dari biasanya. "Kamu ... aku ... aku nggak apa-apa, hanya luka ringan."Tatapan Andini tertuju pada tubuh bagian atas Surya yang telanjang. Di punggung dan lengannya terdapat beberapa luka.Namun, seperti yang Surya katakan, lukanya ta

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 966

    Cahaya api menutupi seluruh perkemahan suku Tru.Andini duduk di atas kuda jantan, melihat Surya berjalan keluar dari cahaya api. Jantungnya tak bisa berhenti berdebar. Dia buru-buru mengalihkan pandangannya.Surya berlumuran darah, di tangannya masih tergenggam sebilah golok yang meneteskan darah. Namun, ketika matanya bertemu tatapan Andini, barulah dia tersadar betapa menakutkan dirinya saat ini. Dia pun melemparkan golok di tangannya ke samping.Darya menuntun seekor kuda mendekat. Tanpa peduli pada kotoran di tubuhnya, dia langsung memeluk Surya erat-erat. "Aku tahu Kak Surya nggak akan mati!"Pandangan Surya baru berpindah dari tubuh Andini. Dia menepuk punggung Darya, menenangkannya dengan satu kalimat, lalu melompat ke atas kuda, memimpin pasukan Negara Darsa kembali ke kota perbatasan.Mungkin karena baru saja memenangkan pertempuran atau mungkin karena melihat Surya selamat, malam ini Darya menjadi sangat bersemangat dan cerewet.Dia terus mengikuti di belakang Surya, tak ber

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 965

    Mungkin karena menyadari bahwa raut wajah Surya tampak tidak beres, pria Tru itu pun menyipitkan matanya dan menatap curiga. "Kamu kenapa?"Surya menggeleng pelan. "Mungkin kebanyakan minum," jawabnya datar.Pemimpin Tru menepuk bahu Surya sambil tertawa, "Itu baru minum sedikit! Pria Tru harus kuat dan daya tahan minumnya juga harus kuat! Ayo, lanjut minum!"Surya melirik sejenak ke arah kendi arak yang tadi dibawa oleh Marno. Sudut bibirnya terangkat membentuk senyum dingin, lalu berkata, "Baik. Minum."Di sampingnya, pria Tru juga mengangkat cawan araknya tinggi-tinggi. Namun siapa sangka, begitu pria itu mendongakkan kepala, sebilah belati tajam di tangan Surya langsung mengiris lehernya.Gerakannya luar biasa cepat. Begitu cepat, hingga orang-orang di sekeliling belum sempat menyadari apa pun.Hanya setelah pria Tru itu menjatuhkan cawan dari tangan sambil memegangi lehernya yang mengucurkan darah dan memandang Surya dengan tatapan terkejut dan ketakutan, barulah semua orang tersa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status