Share

Bab 227

Penulis: Zaina Aulia
Wajah Andini tampak datar. Dia menghentikan Byakta, lalu mengambil makanan yang berantakan di lantai.

Byakta terkejut, mengira Andini ingin memakan makanan itu untuk menggantikannya. Dia hendak mencegahnya, tetapi tak disangka Andini langsung menyodokkan makanan di tangannya ke mulut Dimas.

Dimas buru-buru menghindar, tetapi makanan itu tetap mengenai wajahnya. Sebagai putra dari keluarga Menteri Perekonomian, kapan dia pernah menerima penghinaan seperti ini?

Dimas langsung naik pitam. "Kamu pikir kamu siap? Berani sekali kamu menyentuhku!"

"Aku nenek moyangmu!" Suara Andini tidak terlalu keras, tetapi cukup jelas untuk didengar semua orang yang hadir.

Di seluruh ibu kota, hampir tidak ada wanita yang berani berbicara seperti ini kepada Dimas. Seketika, semua orang mulai memperhatikan Andini dengan saksama.

Dimas sebelumnya selalu menghindari Andini. Ini adalah pertama kalinya dia melihatnya dari jarak sedekat ini. Dia memandang Andini cukup lama sebelum akhirnya sadar. "Oh, aku pikir
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Liza Chairani
sambungannya kapan min keluar.??
goodnovel comment avatar
iinfadilah415
gabrung bgtttttt
goodnovel comment avatar
Dennis Yoseph
Apakah andini tidak secerdik itu? hmm, waktu 3 tahun rupanya tidak cukup untuk memantik kecerdasan andini, sayang sekali. Sehingga kurang menarik cerita ini.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 934

    Andini merasa ada yang aneh dengan kalimat itu, sehingga dia kembali refleks melirik ke arah si kakek. Pria itu sedang perlahan membereskan botol-botol obatnya. Tubuhnya agak membungkuk, tampak tidak jauh berbeda dengan kebanyakan orang tua pada umumnya.Apakah dia yang salah sangka?Andini mengernyit, tapi akhirnya memilih melangkah cepat keluar dari kedai teh.Di belakangnya, Darya menimbang-nimbang perak yang tadi dibayarkan, lalu bertanya dengan penasaran, "Kenapa kamu mencari penawar Racun Es? Siapa yang keracunan?"Andini merasa tidak ada yang perlu disembunyikan, jadi dia hanya menghela napas dan menjawab, "Itu karena Kak Kalingga."Mendengar itu, Darya langsung terkejut. Dia menyusul ke depan sambil berjalan mundur dan bertanya, "Kalingga? Dia kenapa?"Andini pun berjalan berhadap-hadapan dengannya sambil menjelaskan, "Kak Kalingga sempat lumpuh di tempat tidur, semua itu karena Racun Pelebur Tulang. Tapi belakangan aku merasa suhu tubuhnya nggak normal dan setelah kutanyakan p

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 933

    "Ngerti apa kamu!" gerutu si kakek dengan penuh amarah. "Itu semua karena pengkhianat di Lembah Raja Obat yang curang. Mereka meracuniku duluan! Kalau nggak, sudah kuacak-acak itu lembah dan kujungkirbalikkan sampai ke akar-akarnya!"Wajahnya dipenuhi rasa kesal dan dendam yang seolah belum juga padam.Andini hanya memandangnya tanpa berkata apa pun. Masih belum bisa dipastikan seberapa banyak ucapan kakek ini yang bisa dipercaya. Meski mungkin banyak bualannya tentang kemampuan bertarung, tapi satu hal yang jelas adalah dia memang pernah berada di Lembah Raja Obat. Jadi, informasi tentang Racun Es yang dia sampaikan, kemungkinan besar benar adanya.Saat itu, Darya melangkah memutar ke depan si kakek dan tersenyum santai. "Jadi, Racun Es itu ... memang benar-benar nggak ada penawarnya?""Sudah kubilang dari tadi, racun itu cuma bertahan sebentar di tubuh. Buat apa repot-repot bikin penawarnya? Mau percaya ya silakan, nggak juga terserah!" jawab si kakek dengan nada sebal.Namun, Darya

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 932

    Namun, si kakek tidak langsung menjawab. Dia malah balik bertanya, "Dari ekspresimu, sepertinya kamu bukan sedang mencari Racun Es, melainkan penawarnya, bukan?"Jantung Andini seketika berdegup lebih kencang. Dia tidak menyangka bahwa si kakek bisa menebaknya begitu tepat. Ekspresinya pun langsung berubah tanpa bisa dikendalikan.Melihat reaksi itu, si kakek pun tahu bahwa dugaannya benar. Namun, wajahnya justru dipenuhi tanda tanya."Aneh, Racun Es itu sebenarnya nggak bertahan lama di tubuh manusia. Mungkin cukup tidur semalam saja, racunnya sudah hilang. Jadi, untuk apa repot-repot mencari penawarnya?"Dia terlihat berpikir sejenak, lalu seperti baru menyadari sesuatu. "Ah ... jangan-jangan racunnya bereaksi dengan Racun Pelebur Tulang, ya? Kalau dua racun itu bertemu dalam tubuh, baru bisa menetap lama?"Wajah si kakek berubah penuh pencerahan, seolah teka-teki yang lama tak terpecahkan kini telah dia pahami.Melihat sikap santainya itu, Andini justru semakin kesal. Akan tetapi, d

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 931

    "Kalau nggak mau beli, pergi saja," hardik si kakek tanpa basa-basi sedikit pun.Andini langsung menyadari bahwa kakek ini berwatak keras dan bukan orang yang mudah diajak bicara dengan cara biasa. Maka tanpa banyak basa-basi, dia langsung berkata terus terang."Tadi kau bilang punya racun yang bisa bikin orang lumpuh dan cacat. Mana?"Kakek itu meliriknya sekali lagi. "Kamu sebenarnya mau beli racun atau beli obat?"Andini pun tidak mau kalah ketus. "Kamu jualan di sini, peduli amat aku mau beli racun atau obat? Kalau perlu, aku beli dua-duanya. Memangnya nggak boleh?"Kakek itu tampak tidak menyangka kalau gadis ini bisa segalak ini. Namun akhirnya dia mengangguk dan menyerah."Oke, mau yang bikin lumpuh? Nih, namanya Racun Pelebur Tulang. Sekali diminum, seumur hidup lumpuh di atas ranjang, setiap malam rasanya seperti tulangnya dikikis satu per satu. Racun ini kejamnya luar biasa! Kamu mau kasih ini ke siapa? Suamimu?"Andini tidak menjawab pertanyaannya. Dia hanya menatap lurus da

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 930

    Abimana menatap Andini dengan sedikit gugup.Dia hanya bisa menyaksikan bagaimana Andini membeli tusuk konde mutiara itu dari tangan si pedagang kecil, lalu menyimpannya dengan hati-hati seolah menyimpan sesuatu yang sangat berharga. Saat itu juga, dada Abimana terasa nyeri seketika.Apakah Andini memang sudah melupakan mutiara itu? Atau dia sudah tidak peduli lagi dengan semua luka yang dulu pernah diberikan Abimana? Kalau dia tidak peduli ... apakah itu berarti dia juga tidak membenci lagi? Kalau dia tidak membenci ... apakah itu berarti dia juga tidak akan mengingat Abimana lagi?Di saat itulah Abimana baru menyadari bahwa dibandingkan dibenci oleh Andini, yang lebih menakutkan baginya justru adalah dilupakan.Dia menatap Andini yang masih menyimpan tusuk konde itu di pelukannya, nyaris seperti menyimpan pusaka kesayangan. Hatinya terasa semakin gelisah.Tanpa berpikir panjang, Abimana segera melangkah cepat ke depan. Matanya tertuju pada beberapa tusuk konde kayu di meja si pedagan

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 929

    Andini mengerutkan kening. Tanpa disadari, bayangan Surya yang memakai pakaian itu muncul di benaknya. Pakaian itu memang tampak agak halus untuk seorang prajurit.Akan tetapi, meski sebagai seorang prajurit, pakaian yang biasa dikenakan Surya di kediamannya justru lebih berkesan seperti seorang cendekiawan. Tidak ada yang terasa janggal, melainkan malah semakin menambah karismanya.Bahkan dulu saat mereka masih tinggal di Desa Teluk Horta, penampilannya yang berpakaian seperti pemburu pun tetap terlihat cocok. Seolah-olah, apa pun yang dikenakan olehnya, selalu tampak pas dan memukau.Andini pun tersenyum kecil, lalu berkata, "Kalau begitu, boleh tolong tanyakan harganya untukku?"Pelayan itu menjawab penuh semangat, lalu segera pergi untuk menanyakan pada pemilik toko.Begitu kembali dan menyebutkan harganya, Andini merasa itu jauh lebih murah dibandingkan harga di ibu kota. Maka tanpa berpikir panjang, dia pun memutuskan untuk membelinya.Sementara itu, Abimana yang memperhatikan da

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status