Share

Bab 718

Penulis: Zaina Aulia
Andini berlari kecil sepanjang jalan. Setelah berlari cukup jauh dari Paviliun Persik, dia baru menghentikan langkahnya. Dia terengah-engah, entah karena lelah atau karena ingin mengusir perasaan aneh yang menyesakkan dadanya.

Laras yang bersusah payah menyusulnya juga ikut terengah-engah, tapi dia tetap mengkhawatirkan Andini. "Nona, Anda baik-baik saja?"

Andini berdiri tegak, menarik napas dalam-dalam, lalu memaksakan senyum kaku. "Aku baik-baik saja." Kalau bisa, sebaiknya jangan mengunjungi kediaman ini lagi.

Setelah menenangkan diri, Andini pun melangkah menuju kediaman tabib keluarga. Tujuan utamanya kali ini adalah menemui tabib untuk menanyakan kondisi Kalingga, tidak boleh diganggu oleh perasaan-perasaan kacau tadi.

Sekitar setengah jam kemudian, Andini akhirnya sampai di halaman rumah tabib keluarga. Halaman itu tidak besar, hanya terdiri dari dua atau tiga bangunan.

Begitu memasuki pintu, dia mencium bau samar kotak obat. Kemudian, dia melihat beberapa rak kayu di halaman ya
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 726

    Kira-kira dua jam kemudian, Andini membawa semangkuk ramuan yang telah selesai direbus dan kembali ke kamar Permaisuri.Putra Mahkota sudah tidak ada di sana, hanya Safira yang masih menemani Permaisuri.Kondisi tubuh Permaisuri memang sangat lemah. Setelah meminum obat, dia langsung tidur. Safira menyelimuti Permaisuri dengan penuh perhatian, lalu baru bangkit dan berjalan ke luar.Andini pun mengikuti di belakangnya. Awalnya, dia bermaksud untuk memberi salam dan undur diri setelah keluar. Namun, belum sempat dia memberi salam, Safira sudah menoleh ke arah Ranti dan berkata, "Bantu Andini kembalikan barang-barang ke balai kesehatan kekaisaran. Ada yang ingin kubicarakan dengannya."Mendengar itu, Ranti langsung mengiakan dengan hormat. Dia maju dan menerima mangkuk obat dari tangan Andini, memberi hormat, lalu pergi.Begitu Ranti menjauh, Safira pun menoleh ke Andini dan tersenyum. "Temani aku jalan-jalan di taman istana ya?"Andini tidak tahu maksud apa yang sedang direncanakan oleh

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 725

    Mendengar ucapan ini, Permaisuri mengangguk pelan, bahkan Safira pun menampakkan senyuman. "Aku percaya pada kemampuan Andini. Kakak lihat sendiri, 'kan? Andin yakin Ibu bisa sembuuh!"Namun, Putra Mahkota hanya mendengus dingin. "Tunggu saja sampai benar-benar sembuh baru bicara lagi! Kalau sudah rebus obat, kenapa nggak segera awasi apinya?"Andini mengerutkan kening memandang Putra Mahkota, dalam hati berpikir, 'Bukannya dia sendiri yang memanggilku ke sini?'Namun, wajah Andini tetap tenang. Dia hanya memberi hormat dan berkata, "Baik, Pangeran," lalu mundur keluar.Melihat punggung Andini yang menjauh, Putra Mahkota menaikkan alisnya. "Ibu, apakah dia tadi sempat menatapku dengan tajam?"Permaisuri hanya tersenyum samar dan tidak menjawab. Safira pun mendengus pelan. "Cuma seorang tabib wanita, apa perlu bersandiwara begini di depannya?"Putra Mahkota justru tertawa. "Kalau kamu ingin menarik hati seseorang, tentu saja kamu harus bersandiwara. Kalau kita nggak melindunginya di saa

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 724

    Andini tidak mengangkat kepalanya. Dia hanya menatap lantai, lalu berkata dengan tenang, "Hamba tidak tahu."Putra Mahkota sudah menduganya. Dia langsung membentak dengan nada dingin, "Kamu nggak tahu? Lihatlah keadaan ibuku sekarang! Kamu sudah mengobatinya sebulan lamanya, tapi kesehatannya malah semakin memburuk! Menurutku, kamu bukannya sedang menyembuhkan, tapi malah membunuh ibuku!"Tuduhan besar itu langsung dijatuhkan dan membuat hati Andini tersentak. Soal kondisi Permaisuri, dia sudah menjelaskannya pada Permaisuri sebelumnya. Permaisuri pun pernah berkata, semua diserahkan kepadanya.Dari sana, dia beranggapan bahwa Permaisuri memercayainya. Namun sekarang, mendengar pertanyaan Putra Mahkota, sementara Permaisuri dan Safira hanya duduk diam tanpa berkata apa-apa, jelas mereka ingin mendengar jawabannya lagi.Dalam sekejap, Andini menjawab dengan penuh hormat, "Ampun, Yang Mulia Putra Mahkota. Racun yang sebelumnya meracuni Permaisuri telah merusak organ dalam tubuh. Meski ra

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 723

    Jika benar racun itu dari Haira, ketika mendengar Permaisuri mengatakan dirinya hanya terkena flu biasa, dia seharusnya tetap diam dan membiarkan Permaisuri tetap mengira bahwa dirinya hanya sedang sakit.Safira mengerutkan kening. "Kalau begitu, siapa pelakunya? Ini sudah sebulan berlalu, apakah Ibu punya dugaan siapa yang melakukannya?"Mendengar pertanyaan itu, mata Permaisuri seketika menjadi redup. Namun, kemudian dia menggelengkan kepala perlahan. "Nggak.""Lalu bagaimana ini?" Safira mulai panik. "Andini bilang, racun Ibu ini berasal dari kontak yang sering terjadi. Kalau kita nggak menemukan pelakunya, bagaimana kalau nanti Ibu kembali diracuni?"Membayangkan kemungkinan Permaisuri akan meninggal karena racun, mata Safira memerah tanpa disadari.Melihat putrinya begitu peduli padanya, hati Permaisuri pun merasa terharu. Dia baru saja hendak berbicara untuk menenangkannya, tapi tiba-tiba tatapan Safira berubah tajam dan penuh kebencian. "Bagaimana kalau kita biarkan Andini yang

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 722

    Pagi hari, cahaya matahari yang lembut menembus kisi-kisi jendela berpola ukiran, membentuk bayangan yang berpadu indah di lantai kediaman Permasuri. Para selir mengenakan gaun mewah dengan riasan yang sempurna, melangkah masuk ke dalam aula dengan anggun dan tenang.Gaun mereka menjuntai menyentuh lantai, tubuh mereka bergerak luwes, dan wajah mereka tersenyum manis penuh hormat."Kami para selir, memberi hormat kepada Permaisuri. Semoga Permaisuri sehat dan bahagia." Para selir serempak membungkuk memberi hormat. Suara mereka jernih dan merdu, bergema di dalam aula.Permaisuri setengah bersandar di ranjang. Wajahnya tampak pucat dengan mata yang menyiratkan kelelahan. Setelah sebulan pengobatan dengan jarum, racun dalam tubuhnya akhirnya berhasil dinetralisir sepenuhnya.Hanya saja, setelah racun hilang, tubuhnya tampak lemah dan lesu. Sampai ketika menerima salam dari para selir pun terlihat begitu letih. Akhirnya, dia hanya sedikit mengangkat tangan dan berkata, "Bangunlah semuanya

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 721

    Meskipun mereka berbuat kesalahan, apakah Andini tidak bisa memaafkan ayahnya demi membalas budi karena telah membesarkannya? Apakah hanya setelah dia mati, barulah dia bisa mendengar putrinya memanggil "Ayah" sekali lagi?Andini mengerutkan alis dan menarik napas dalam-dalam, lalu akhirnya berbalik. Dia menatap Kresna yang sudah berlinang air mata, lalu membungkuk memberi hormat dan kemudian berkata, "Sekarang Nyonya Kirana sedang sangat membutuhkan perhatian, mohon Adipati menjaga kesehatan. Andini akan datang lagi lain kali untuk menjenguk."Setelah berkata demikian, dia kembali membungkuk, lalu berbalik dan pergi.Kali ini, Kresna hanya bisa memandang punggung Andini yang menghilang di luar kediaman dan akhirnya tidak mencoba menghentikannya lagi.Sadya akhirnya berkata, "Tuan, jangan terlalu bersedih, Nona pasti akan mengerti suatu hari nanti."Namun tak disangka, Kresna menghapus air matanya dan malah tersenyum. "Kenapa harus bersedih? Barusan dia menyuruhku menjaga kesehatan da

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status