Share

Part 88

Author: Khakalara
last update Last Updated: 2025-04-26 15:32:44

Happy Reading

Honeymoon Nara dan Aldo dimulai dengan antusiasme yang cukup besar. Setelah berbulan-bulan menjalani kehidupan yang penuh rutinitas, mereka memutuskan untuk pergi ke Turki, sebuah destinasi yang selalu Nara impikan sejak lama. Baginya, Turki bukan hanya sekadar tempat wisata, tetapi juga simbol dari kebebasan, petualangan, dan pengalaman baru. Aldo, yang sudah mengetahui betapa Nara sangat ingin mengunjungi tempat itu, akhirnya setuju untuk merencanakan perjalanan yang istimewa.

Setibanya di Istanbul, Nara merasa seolah-olah dia memasuki dunia baru yang penuh keajaiban. Kota ini, dengan keindahan arsitektur Ottoman-nya, budaya yang kaya, dan suasana yang hidup, membuatnya terpesona. Aldo, yang meskipun terlihat sibuk dengan urusan bisnisnya, berusaha menyempatkan diri untuk menikmati momen bersama Nara. Ia tahu bahwa perjalanan ini sangat penting bagi istrinya, dan dia ingin membuatnya terasa spesial.

Pada hari pertama, mereka mengunjungi Hagia Sophia, tempat yang sangat
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 89

    Happy ReadingSetelah kejatuhan besar yang pernah hampir menghancurkan hidupnya, Rehan kini seperti terlahir kembali. Ia tenggelam dalam kesibukan, membenamkan dirinya dalam tumpukan proyek, rapat, dan negosiasi tanpa henti. Kantornya di pusat kota Jakarta tak pernah sepi dari lalu-lalang asistennya, tim legal, hingga para investor yang berusaha mencuri sedikit waktu dari kesibukannya.Sejak hari ia melihat foto pernikahan Nara dan Aldo, Rehan memutuskan satu hal: ia tidak akan membiarkan dirinya jatuh lagi karena cinta. Dunia bisnis adalah satu-satunya yang bisa ia kendalikan, satu-satunya tempat di mana ia bisa menang tanpa harus mempertaruhkan hatinya lagi.Siang itu, di ruangan rapat berlantai kaca dengan pemandangan gedung pencakar langit, Rehan memimpin pertemuan besar. Presentasinya tajam, strateginya brilian. Semua mata tertuju padanya, terpukau akan bagaimana pria itu mengubah keterpurukan pribadinya menjadi energi yang membakar semangat semua yang ada di ruangan.“Target kit

    Last Updated : 2025-04-26
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 90

    Happy ReadingSetelah kesuksesan besar yang diraih Rehan Abimanyu Grendra di dunia bisnis, namanya menjadi sorotan utama di berbagai media. Perusahaannya, Grendra Corp, mengalami lonjakan saham yang luar biasa, menjadikannya salah satu pengusaha muda paling berpengaruh di Asia Tenggara. Artikel-artikel bisnis memuji strategi dan ketajaman bisnisnya, menggambarkan Rehan sebagai sosok yang bangkit dari keterpurukan menjadi raja bisnis teknologi hijau.Di sisi lain, Nara dan Aldo baru saja kembali dari bulan madu mereka di Turki. Kehidupan rumah tangga mereka tampak harmonis di permukaan, namun Nara masih sering teringat akan masa lalunya bersama Rehan. Meskipun ia berusaha untuk fokus pada pernikahannya, bayangan Rehan sesekali muncul dalam pikirannya, terutama ketika melihat berita tentang kesuksesan mantan kekasihnya itu.Suatu hari, Nara menerima undangan untuk menghadiri konferensi bisnis internasional di Jakarta, yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

    Last Updated : 2025-04-26
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 91

    Happy ReadingHari-hari setelah insiden konferensi itu, perubahan kecil mulai terasa dalam rumah tangga Nara dan Aldo. Pada awalnya, Nara mencoba mengabaikannya, menganggap semua itu sebagai bentuk kekhawatiran Aldo, sebagai bukti cinta. Namun, lama-kelamaan, cinta itu terasa semakin berat, semakin mengekang.Itu dimulai dari hal-hal sepele.“Nara, jangan lupa kirim lokasi kamu ya begitu sampai di kantor,” kata Aldo pagi itu, sambil mengenakan jas kerjanya.Nara tersenyum lembut, mengira itu hanya permintaan biasa. “Iya, Aldo. Aku kabari nanti.”Namun tak lama setelah ia tiba, satu pesan masuk.**Aldo:** _Kamu udah sampai? Kirim lokasi sekarang._Nara menelan ludah. Ia baru saja menginjakkan kaki di kantornya. Dengan cepat, ia kirimkan lokasinya, meski hatinya terasa sedikit tertekan.Hari berganti, sikap Aldo semakin intens.Saat Nara hendak rapat dengan klien di luar kantor, ia menerima panggilan video mendadak dari Aldo. Bukan sekali, tapi berulang-ulang.“Aku cuma mau lihat kamu

    Last Updated : 2025-04-26
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 92

    Happy ReadingMalam itu, Nara duduk sendirian di balkon rumahnya, memandangi langit gelap yang dihiasi bintang-bintang kecil. Angin malam mengacak-acak rambutnya, tapi ia nyaris tidak bergerak. Di tangan kanannya, secangkir teh hangat yang sudah mendingin. Di dadanya, sebuah pertarungan yang tidak lagi bisa diabaikan.Suaranya menggema di benaknya sendiri: Apakah aku benar-benar bahagia?Sejak insiden tadi sore, Nara tidak lagi bisa berpura-pura. Ia merasa seperti burung dalam sangkar emas: diberi makan, diberi pujian, disayang — tapi tidak pernah diberi kebebasan. Cinta Aldo bukan lagi tempat perlindungan, tapi pagar tinggi yang menghalanginya melihat dunia.Nara memejamkan mata, mengingat saat-saat ketika dirinya penuh gairah, penuh semangat, bermimpi besar membangun "Bersuara", organisasi yang ia dirikan untuk membantu mereka yang tak punya suara. Dulu, dunia terasa luas, penuh warna.Sekarang, semuanya sempit.Dering ponselnya membuatnya terkejut. Ia melihat nama "Aldo" terpam

    Last Updated : 2025-04-26
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 93

    Happy ReadingMalam itu, Nara duduk di ruang tamu dengan gelisah. Ia memandangi layar ponselnya yang sunyi, menunggu sesuatu — mungkin pesan dari Aldo, mungkin sebuah kejelasan. Setelah panggilan singkat yang dingin itu, ia tak tahu apa yang akan terjadi.Tiba-tiba suara pintu dibuka terdengar. Aldo masuk, mengenakan kemeja putih yang sedikit kusut, dasi tergantung longgar di lehernya. Tatapannya menatap Nara dalam-dalam.Nara langsung berdiri, refleks.Mereka saling memandang dalam diam. Dalam ketegangan.Aldo yang pertama bergerak. Ia mendekat, tanpa kata-kata, dan memeluk Nara erat. Hangat. Mengejutkan.Nara membeku, tak tahu harus bagaimana. Dadanya berdegup kencang."Maaf," gumam Aldo di telinganya. "Aku salah."Nara mengerjap, tak percaya.Aldo melepaskan pelukannya perlahan, menatapnya dengan mata yang penuh ketulusan — dan rasa takut."Aku terlalu mengekang kamu, Ra. Aku sadar... aku bukan suamimu, aku malah jadi penjaramu," katanya dengan suara berat.Nara masih terdiam

    Last Updated : 2025-04-26
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 94

    Happy Reading"Kamu butuh rehat," katanya suatu malam sambil membelai rambut Nara. "Kita berdua butuh."Awalnya Nara ragu. Tapi melihat ketulusan Aldo, akhirnya ia mengangguk.Mereka memulai perjalanan ke Jogja — kota budaya, penuh kenangan masa muda bagi banyak orang. Begitu tiba, udara hangat Jogja menyambut mereka. Aroma gudeg dan jalanan yang ramai membuat Nara, untuk sesaat, melupakan semua beban.Mereka menginap di sebuah hotel bergaya Jawa klasik. Kamar mereka menghadap langsung ke taman hijau yang tenang, jauh dari hiruk-pikuk kota.Hari pertama, mereka mengunjungi Candi Prambanan.Nara menatap megahnya candi dengan kagum. "Dulu aku cuma lihat di buku sejarah," katanya sambil tersenyum kecil.Aldo tertawa. "Sekarang kita lihat langsung. Bareng."Mereka berkeliling, berfoto, bahkan ikut tur kecil sambil mendengarkan kisah-kisah legenda tentang Roro Jonggrang. Nara merasa dadanya lebih ringan. Tawa Aldo menular. Ada percikan kecil dalam hatinya — kehangatan yang pelan-pelan

    Last Updated : 2025-04-26
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 95

    Happy ReadingSetelah bertemu dengan ibunda Aldo, suasana hati Nara jauh lebih ringan. Seakan semua keraguan yang selama ini menggantung, perlahan mulai menemukan tempatnya.Hari-hari berikutnya di Bali, mereka benar-benar mengambil waktu untuk menikmati momen, tanpa beban, tanpa paksaan.Pagi-pagi, Aldo membawa Nara ke pantai Sanur. Mereka datang sebelum matahari terbit, berjalan tanpa alas kaki di pasir yang masih dingin."Nara, ayo sini," kata Aldo sambil menarik tangan istrinya. Mereka duduk di tepi pantai, membiarkan ombak kecil membasahi kaki mereka.Perlahan, langit berubah warna — dari abu-abu gelap menjadi semburat jingga yang memukau. Matahari perlahan-lahan menampakkan dirinya di ufuk timur, seolah memberi harapan baru.Nara terdiam, matanya terpaku pada keindahan di hadapannya.Aldo, tanpa berkata apa-apa, meraih wajah Nara dengan kedua tangannya, membelainya lembut. Lalu, dengan gerakan yang begitu hati-hati, ia mengecup kening Nara."Kamu tahu," bisik Aldo, suara

    Last Updated : 2025-04-26
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 96

    Happy ReadingMatahari Bali yang keemasan menyambut pagi terakhir liburan mereka. Nara dan Aldo bangun lebih awal, membereskan koper mereka dengan suasana hati campur aduk — antara berat meninggalkan semua kehangatan ini dan semangat menghadapi babak baru di Jakarta.Mobil yang mereka sewa sudah siap di depan vila. Sebelum menuju bandara, mereka terlebih dahulu mampir ke rumah mama Aldo, seperti janji mereka sebelumnya.Rumah itu terasa nyaman, dengan taman kecil di depannya yang penuh bunga kamboja. Mama Aldo menyambut mereka dengan senyuman hangat, seolah mengabaikan fakta bahwa pagi itu anaknya akan pergi jauh lagi."Sudah siap kembali ke kenyataan?" goda beliau sambil memeluk Nara erat.Nara tersenyum, balas memeluknya. Ada rasa haru yang menggelitik di dadanya."Siap, Mama... Walaupun berat," jawab Nara jujur.Aldo hanya terkekeh, merangkul kedua wanita penting dalam hidupnya.Mereka sarapan bersama dengan menu sederhana — nasi kuning, telur balado, dan sambal matah kesukaa

    Last Updated : 2025-04-26

Latest chapter

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 185

    Happy ReadingMatahari bersinar hangat di Zurich siang itu. Setelah berminggu-minggu penuh perjuangan, cemas, dan harapan, kini semuanya terbayar dengan manis. Nara sudah sepenuhnya pulih berkat pengobatan terbaik di Swiss. Wajahnya berseri, matanya bersinar penuh semangat yang baru, dan tawa kecilnya yang khas kembali memenuhi rumah.Hari itu, mereka semua berkumpul di halaman belakang villa kecil yang mereka sewa selama di Swiss. Sebuah perayaan kecil diadakan untuk merayakan kesembuhan Nara, keberhasilan Aiden dan Alea dalam ujian semester mereka, dan rencana besar yang mulai membentuk masa depan keluarga mereka.Alea berlarian kecil di taman, tertawa saat Aiden mengejarnya dalam permainan ringan mereka. Sesekali, Aiden dengan nakalnya mencolek pinggang Alea, membuat gadis itu berteriak geli sambil berusaha melarikan diri.Di bawah pohon apel yang rindang, Nara duduk di kursi rotan sambil menikmati teh hangat. Rehan duduk di sampingnya, menggenggam tangan istrinya dengan lembut, se

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 184

    Happy ReadingPagi yang cerah di Zurich terasa begitu sempurna. Aiden, yang biasanya serius dan terkadang terlihat sangat sibuk dengan pekerjaan dan urusan lainnya, tampak lebih santai hari ini. Setelah menikmati sarapan bersama Alea dan Nara, serta mendengarkan rencana liburan mereka yang semakin menyenangkan, Aiden merasa ada sesuatu yang ingin dia bicarakan.Nara, yang sedang mempersiapkan diri untuk pergi berbelanja dengan Alea, duduk di kursi ruang tamu, memandangi pemandangan luar jendela yang indah. Rehan, yang sedang mengatur jadwal pertemuannya lewat telepon, terlihat sibuk dengan pekerjaannya, namun tetap mencuri waktu untuk berbicara dengan keluarga.Aiden menatap Nara dan Rehan, dengan niat untuk meminta sesuatu yang cukup besar. Melihat momen yang pas, dia mengambil napas panjang dan akhirnya berkata, "Mami, papi, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan."Nara yang baru saja selesai memeriksa ponselnya, menoleh dan tersenyum pada Aiden. "Ada apa, Nak? Kamu kelihatan serius,"

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 183

    Happy ReadingMinggu pertama liburan mereka di Swiss dimulai dengan suasana yang penuh kebahagiaan. Setelah ujian semester selesai dan kabar baik tentang pemulihan Nara yang semakin membaik, Aiden, Alea, Nara, dan Rehan memutuskan untuk menikmati liburan panjang di negeri yang terkenal dengan pegunungannya yang megah dan pemandangan yang menakjubkan ini. Mereka memutuskan untuk menjelajahi keindahan alam Swiss, menikmati kebersamaan mereka setelah melewati banyak tantangan.Pagi itu, mereka tiba di Zurich, kota terbesar di Swiss, dan langsung disambut dengan cuaca yang cerah dan udara segar yang begitu menyegarkan. Rehan, yang selalu merencanakan setiap perjalanan dengan teliti, memesan penginapan di sebuah hotel mewah yang terletak di tengah kota, dekat dengan banyak tempat wisata terkenal. Setelah check-in dan beristirahat sejenak, mereka semua berkumpul untuk merencanakan petualangan mereka hari itu."Bagaimana kalau kita mulai dengan jalan-jalan di sekitar Zurich dulu?" Rehan meng

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 182

    Happy ReadingAiden dan Alea duduk bersama di meja belajar, keduanya sangat fokus pada buku-buku mereka. Meskipun ujian semester sudah semakin dekat, mereka tidak bisa mengabaikan kabar bahagia yang baru saja mereka terima. Nara, yang sempat terbaring lemah di rumah sakit, kini mulai pulih berkat perawatan yang diterima di Swiss. Kabar ini membuat hati mereka sangat lega. Sejak mengetahui kondisi Nara membaik, mereka merasa seolah-olah beban yang ada di pundak mereka sedikit berkurang."Alea, kamu dengar kabar tentang Nara kan?" Aiden memecah keheningan sambil memandang wajah Alea, yang tampak lebih ceria dari biasanya.Alea mengangguk sambil tersenyum lebar. "Iya, aku senang sekali mendengar bahwa Mami Nara mulai pulih. Aku bahkan tidak sabar untuk bisa bertemu dengan dia lagi. Mami Nara benar-benar wanita yang kuat, Aiden. Aku percaya dia akan kembali sehat seperti sediakala."Aiden mengangguk, matanya tampak penuh dengan kehangatan. "Aku juga merasa lega mendengarnya. Setelah semua

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 181

    Happy ReadingSetelah keputusan untuk membawa Nara ke Swiss, perjalanan pengobatan dimulai dengan penuh harapan. Nara, yang sebelumnya sangat terpuruk karena kondisinya, kini merasakan sedikit perubahan positif berkat pengobatan yang intensif dan tepat sasaran. Di bawah pengawasan dokter ahli di salah satu rumah sakit terkemuka di Zurich, setiap hari menjadi langkah kecil menuju kesembuhan.Rehan, yang selama ini setia menemani Nara, merasakan betapa beratnya perasaan sang istri, tetapi ia tidak pernah menunjukkan kelelahan atau keputusasaan. Ia selalu berusaha memberikan dukungan terbaik untuk Nara, bahkan ketika terkadang dirinya sendiri merasakan kelelahan luar biasa. Namun, melihat Nara perlahan mulai pulih membuat hatinya tenang. Proses pemulihan Nara tidak hanya mempengaruhi tubuhnya, tetapi juga hatinya. Sinar kebahagiaan kembali menerangi wajahnya, meski masih ada sisa-sisa kelelahan yang harus dihadapi.Hari-hari di Swiss bagi Rehan dan Nara terasa sangat berbeda. Di tengah k

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 180

    Happy ReadingHari-hari menjelang ujian semester semakin dekat, dan Aiden serta Alea semakin sibuk mempersiapkan diri. Meskipun banyak hal yang mereka hadapi dalam kehidupan pribadi, mereka tetap berfokus pada tujuan yang lebih besar—menyelesaikan ujian dengan hasil yang memuaskan. Alea, yang sudah beberapa kali terlibat dalam berbagai olimpiade, tahu betul bahwa persiapan yang matang adalah kunci. Sementara itu, Aiden, meskipun tertekan dengan keadaan keluarganya, tetap berusaha keras untuk belajar dan berfokus pada ujian.Setiap pagi, Aiden selalu menjemput Alea dengan mobil sport kesayangannya. Mobil itu, yang biasanya menjadi simbol kemewahan dan kesuksesan, kini menjadi alat untuk mendekatkan mereka berdua. Aiden tidak hanya mengandalkan mobilnya untuk mengantar Alea, tetapi juga untuk memberikan kesempatan bagi mereka untuk berbicara lebih banyak, bertukar pikiran, dan saling mendukung.“Alea, siap untuk belajar?” tanya Aiden sambil tersenyum, mengingatkan Alea tentang hari yang

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 179

    Happy ReadingMalam itu, setelah seharian penuh menjalani perawatan untuk Nara di rumah sakit, Rehan akhirnya memutuskan untuk pulang lebih awal. Nara masih terbaring lemah, meskipun ada sedikit kemajuan. Rehan tahu bahwa mereka harus menghadapinya dengan sabar, meskipun terkadang rasa cemas itu begitu besar. Namun, hari esok adalah hari ujian semester bagi Aiden. Rehan merasa sudah waktunya Aiden untuk kembali pulang dan bersiap-siap. Sebelum berangkat, Rehan mendekati Aiden yang sedang duduk di ruang tunggu rumah sakit, memegang ponselnya dengan tangan yang sedikit gemetar. Rehan tahu betul betapa berat beban yang harus dipikul oleh Aiden, tetapi dia juga tahu, sebagai seorang anak, Aiden perlu waktu untuk menenangkan pikirannya."Aiden, pulanglah bersama Alea. Sudah saatnya kamu istirahat," kata Rehan dengan nada lembut, mencoba memberikan ketenangan. "Nara butuh dukungan kita, tapi kamu juga harus fokus pada ujian semester yang semakin dekat. Jangan biarkan perasaanmu menguasai,

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 178

    Happy ReadingHari demi hari berlalu, namun keadaan Nara tak kunjung membaik. Meskipun telah mendapatkan perawatan terbaik yang bisa diberikan di Indonesia, kondisi tubuh Nara tetap lemah. Rehan dan Aiden semakin cemas, dan begitu banyak harapan yang terus digantungkan pada kesembuhan Nara. Namun, setiap pagi yang mereka lewati bersama Nara di rumah sakit semakin terasa berat. Nara masih terbaring lemah, tak banyak bergerak, dan wajahnya semakin pucat. Rehan bisa merasakan betapa tubuhnya tak lagi sekuat dulu.Suatu pagi, setelah berbicara dengan tim dokter di rumah sakit, Rehan merasakan ada sesuatu yang harus segera dilakukan. Dia tidak bisa terus berdiam diri menunggu perubahan yang tampaknya tak akan datang. Keputusan ini datang begitu mendalam, begitu mendesak. Dia tidak bisa hanya mengandalkan perawatan di Indonesia yang sepertinya sudah mencapai titik maksimal. "Saya rasa sudah waktunya kita mencari solusi lain," kata Rehan kepada Aiden, suaranya penuh dengan ketegasan dan kes

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 177

    Happy ReadingSudah hampir seminggu Nara terbaring di rumah sakit, dan keadaan tubuhnya belum juga membaik. Rehan, Aiden, dan Alea tidak pernah meninggalkannya. Mereka bergantian menjaga Nara, selalu berada di sisinya, mendampingi setiap detik yang penuh kekhawatiran. Meski mereka berusaha tetap kuat di hadapan Nara, ada rasa cemas yang tak bisa mereka sembunyikan.Setiap kali Rehan melihat Nara terbaring lemah, hatinya terasa perih. Dia merasa seperti tidak mampu berbuat banyak untuk menyelamatkan ibunya. Walaupun sudah diberi penjelasan tentang penyakit yang diderita Nara, tetap saja tidak ada yang bisa menenangkan rasa takut di dalam dirinya. Nara adalah sosok yang selalu hadir dalam kehidupannya—wanita yang penuh kasih, yang selalu memberi dukungan. Namun kini, ia harus berjuang melawan kondisi tubuhnya yang semakin lemah.Pagi itu, Rehan berdiri di samping jendela rumah sakit, memandangi langit yang mulai cerah, namun hatinya tetap terasa gelap. Di luar sana, dunia berjalan seper

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status