Kabut ungu keperakan menggulung dari segala arah, menciptakan pusaran angin yang mengaduk medan Qi dimensi. Di tengah reruntuhan kristal, para murid dari enam sekte berdiri membentuk lingkaran. Tubuh mereka penuh luka dan pakaian tercabik, namun mata mereka menyala—bukan karena kelelahan, melainkan semangat yang mulai menyatu.Wu Yao menatap langit retak di atas. Setiap detik, retakan itu melebar, seperti luka menganga di tubuh langit. Pusat pusaran telah terlihat: sebuah puncak tinggi menjulang di kejauhan, dikelilingi oleh pilar-pilar raksasa yang melingkar.“Ran Zhu ada di sana,” ucap Fa Shen dengan suara berat. “Formasi yang ia bangkitkan tak hanya akan membuka pintu bagi Qi sintetis, tapi juga menyeret struktur dimensi spiral ke dalam dunia nyata.”Liang Yin mengerutkan dahi. “Kalau itu terjadi, batas antara realitas dan ciptaan akan runtuh.”“Dan dunia kita tak akan pernah sama lagi,” tambah Mei Rin.Wu Yao menoleh kepada mereka. “Kalau begitu, kita tak punya waktu. Kita bentuk
Langit palsu di dalam dimensi spiral meretak perlahan. Retakan itu seperti benang hitam yang menjalar di kanvas langit biru pucat. Dari celah tersebut, suara-suara asing mulai mengalun, membentuk bisikan-bisikan tak dikenal yang menggema di telinga seluruh peserta.Wu Yao dan timnya mundur beberapa langkah dari altar kristal yang kini telah runtuh. Tanah bergetar, dan kabut mulai berubah warna menjadi merah darah, seolah dunia ini mencoba memperingatkan bahaya yang belum dikenali sepenuhnya."Apa itu...?" gumam Jin Seru, matanya terpaku pada langit yang merekah.“Qi... yang tidak berasal dari dunia ini,” jawab Yue Lan, suaranya tercekat.Wu Yao merasakan pusaran aneh di perutnya. Qi Tanpa Bentuk dalam dirinya bergetar tak stabil. Ia mengerutkan dahi. “Kita harus keluar dari zona ini. Sekarang.”Namun belum sempat mereka bergerak, dari balik reruntuhan hutan kristal, suara dentingan langkah kaki bergema. Enam sosok muncul perlahan, masing-masing mengenakan jubah berbeda dari berbagai s
Dunia dalam Gerbang Spiral Qi tak lagi seperti yang dikenali. Dimensi ini bukan hanya ruang buatan — ia hidup, bereaksi terhadap para pengunjungnya. Ruang dan waktu melengkung. Setiap langkah bisa membawa seseorang ke zona baru, penuh anomali, makhluk Qi, atau bahkan versi masa lalu diri mereka sendiri. Wu Yao membuka matanya kembali. Kali ini, ia berada di tengah hutan yang membungkus langit dengan dedaunan bercahaya. Tanah di bawah kakinya menyerap suara. Di kejauhan, riak-riak udara bergelombang seperti air. Ia merasa terasing, namun sekaligus terhubung. Ia bukan lagi di tempat uji jiwa. Ini adalah Zona Kedua — area tantangan antar peserta. Dan suara dalam pikirannya membisikkan: "Temukan inti pusaka. Buka kunci Jiwa Pendahulu. Satu-satunya jalan keluar adalah ke dalam." Wu Yao menggenggam jubahnya. Qi Tanpa Bentuk-nya telah stabil, tapi sensasi dari penyatuan jiwa masih membuat tubuhnya terasa ringan, seolah berjalan di antara realitas dan bayangan. Dari balik pepohonan,
Langit di atas markas perbatasan berubah keemasan menjelang fajar. Di tengah lapangan utama, sebuah lingkaran formasi raksasa menyala perlahan, membentuk spiral bercahaya yang berdenyut seperti nadi dunia itu sendiri. Aura spiritual yang terpancar dari lingkaran itu membuat napas setiap orang tercekat—entah karena kagum, atau karena tekanan tak kasatmata yang menyelusup ke tulang.Di barisan depan, para peserta tahap kedua Kompetisi Tungku Langit Suci telah berkumpul. Lebih dari lima puluh murid dari berbagai sekte besar berdiri dalam keheningan, mengenakan jubah resmi mereka. Tidak ada tepuk tangan, tidak ada sorak sorai. Ini bukan arena hiburan, melainkan langkah pertama menuju pemurnian jiwa.Salah satu tetua pelindung, Mo Tian (Alam Roh Dewa lapisan ke-4, Sekte Formasi Langit), mengangkat tongkat kristal. Suaranya menggema ke seluruh penjuru perbatasan."Gerbang Spiral Qi akan terbuka hanya satu kali. Di dalamnya, kalian akan menghadapi ruang dimensi buatan yang menyesuaikan isi t
Setelah pertempuran menakjubkan di arena uji markas perbatasan, kabar tentang Wu Yao — pewaris Qi Tanpa Bentuk dan murid pertama yang naik ke Alam Jiwa Langit di usia belasan — menyebar seperti api di padang rumput kering.Di dalam ruang komando markas, para tetua dari berbagai sekte berkumpul dalam pertemuan tertutup. Ruang Strategi Tinggi, Markas PerbatasanEmpat tokoh duduk mengelilingi meja spiritual berbentuk persegi delapan. Di tengahnya, peta dunia kultivasi menampilkan aliran Qi, anomali dimensi, dan pergerakan kekuatan antar sekte. Tetua Huai Ning (Sekte Formasi Langit)– Kultivasi: Alam Roh Dewa lapisan ke-3– Posisi: Ketua Komando Perbatasan Tetua Mu Renshui (Sekte Pilar Emas)– Kultivasi: Alam Jiwa Langit lapisan ke-9– Alkemis tingkat 6, spesialis jaringan ekonomi antar sekte Tetua Shuang Lu (Sekte Awan Gelap)– Kultivasi: Alam Roh Dewa lapisan ke-2– Dikenal sebagai mata-mata spiritual terbaik Tetua Lie Qian (Sekte Tombak Langit)– Kultivasi: Alam Bintang Abadi lapi
Arena perbatasan sunyi saat Wu Yao dan timnya berdiri berhadapan dengan Empat Bayangan Eksperimen dari Sekte Angin Hitam. Di sekeliling mereka, formasi pelindung raksasa membungkus langit dan tanah, menyekat aura Qi agar tak membanjiri seluruh markas.Murid-murid sekte lain menyaksikan dari jauh, sebagian di tribun tinggi, sebagian melalui proyeksi spiritual."Tim dari Sekte Jiwa Alir dan Sekutu Aliansi Langit bersiap." Suara Tetua Huai Ning menggema, suaranya mantap. "Pertarungan uji kelayakan — dimulai."Tim Wu Yao:* Wu Yao — Alam Inti Roh lapisan ke-4, Qi Tanpa Bentuk (tidak stabil)* Jin Seru — Alam Inti Roh lapisan ke-5, spesialis serangan frontal berbasis aliran logam murni* Yue Lan — Alam Inti Roh lapisan ke-4, manipulasi gelombang suara & dukungan jiwaTim Bayangan:* Gu Mo — Alam Inti Roh lapisan ke-7, Qi Sintetis Beku* Hei Yuan — Alam Inti Roh lapisan ke-9, teknik siluman dan uap* Mei Zhi — Alam Inti Roh lapisan ke-8, gangguan suara jiwa* Shi Qiang — Alam Jiwa Langit la