Home / Fantasi / QI ABADI : Kebangkitan Wu Xuan / Bab 9: Turnamen Lima Pilar

Share

Bab 9: Turnamen Lima Pilar

Author: Just B
last update Last Updated: 2025-06-20 18:21:44

Gunung Xuan kembali bergemuruh. Langit yang sebelumnya cerah kini diselimuti kabut keperakan yang berputar melingkar di atas lima formasi raksasa. Masing-masing formasi mewakili satu pilar ujian — dan hanya tim yang berhasil melewati kelima pilar yang diperbolehkan masuk ke Menara Langit.

Wu Xuan berdiri bersama dua rekan dari Sekte Langit Timur: Liang Chen (Alam Qi Murni – Tahap 4) dan Lin Yue (Alam Qi Murni – Tahap 3, spesialis formasi). Ketiganya mengenakan jubah biru gelap dengan lambang naga keperakan di dada — simbol tim unggulan Sekte Langit Timur.

Bai Zhong berdiri di balik mereka. “Kalian bukan yang terkuat. Tapi kalian membawa sesuatu yang sekte lain tak punya — kehendak tak tergoyahkan. Gunakan itu.”

Wu Xuan mengangguk. Qi Kuno dalam tubuhnya telah memadat sepenuhnya. Pilar Keempat — Pilar Kehendak Langit — menyala lembut di dalam dantiannya, membuat jiwanya semakin stabil.

Tingkat Kultivasi Wu Xuan: Alam Dasar Qi – Tahap 8

Qi Kuno-nya kini menyatu dengan jiwa, tubuh, dan kehendak.

Pilar 1: Ujian Alkemis (Sekte Pilar Obat Langit)

Wu Xuan dipersilakan masuk seorang diri ke dalam ruang alkemis raksasa. Di dalamnya, tantangan: racik tiga pil berbeda dalam waktu satu jam, hanya dengan satu tungku dan bahan terbatas. Pil-pil tersebut adalah:

* Pil Penjernih Jiwa (Perunggu Tinggi)

* Pil Pemurni Darah (Perunggu Menengah)

* Pil Penahan Qi (Perunggu Dasar, tapi butuh kecepatan tinggi)

Para pengawas dari berbagai sekte memperhatikan dari atas aula, termasuk Qian Ruo (Alkemis Emas – Pemula), yang tampak tenang tapi penuh harap.

Wu Xuan bergerak. Ia membagi bahan menjadi tiga tumpukan, dan dengan pengendalian api Qi Kuno, ia mulai meracik ketiganya hampir bersamaan — mengubah suhu, tekanan, dan aliran energi dalam tiga ritme berbeda. Teknik ini biasa disebut: Aliran Tiga Siklus — hanya digunakan oleh alkemis tingkat Emas.

Setelah 55 menit…

Tiga kilatan cahaya muncul dari tungku. Tiga pil — masing-masing sempurna, tanpa retakan, dan dengan aroma kuat — tergelinding keluar.

Para juri saling memandang.

“Pil Penjernih Jiwa: kualitas 89.”

“Pil Pemurni Darah: kualitas 91.”

“Pil Penahan Qi: selesai dalam 7 menit — luar biasa.”

Pengumuman resmi: Wu Xuan berhasil melampaui batas Alkemis Perunggu. Statusnya akan ditingkatkan menjadi Alkemis Perak – Dasar (menunggu pengesahan).

Pilar 2: Ujian Formasi (Sekte Taman Bintang)

Lin Yue memimpin dalam ujian ini. Mereka bertiga harus menavigasi formasi ilusi yang terus berubah. Langkah salah satu dari mereka dapat membuat seluruh tim terjebak dalam pusaran dimensi.

Wu Xuan menggunakan Qi Kuno-nya untuk merasakan denyut formasi, membantu Lin Yue membaca pola perubahan lebih cepat. Dengan bantuan Qi Kehendak Langit, ia menstabilkan titik-titik formasi yang sempat goyah. Kerja sama keduanya membuat mereka menjadi salah satu dari tiga tim pertama yang lolos.

Pilar 3: Arena Api (Sekte Api Perak)

Pertarungan langsung dalam ruang magma terapung. Lawan mereka: tim dari Sekte Gunung Bayangan yang dikenal dengan kecepatan dan teknik kabut.

Liang Chen berperan sebagai pelindung depan, Lin Yue membentuk perisai formasi, dan Wu Xuan menjadi penyerang utama.

Ia melepaskan gelombang Qi Kuno naga yang menghantam kabut, mengurai teknik penyembunyi musuh. Satu per satu, anggota lawan terpental dari arena. Teknik khas Wu Xuan — Segel Naga Dalam — menutup pertarungan dalam waktu kurang dari lima menit.

Pilar 4: Ilusi Jiwa (Sekte Gunung Bayangan)

Ini ujian terberat. Dalam ruang ini, para peserta menghadapi ketakutan terdalam mereka.

Liang Chen melihat bayangan kakaknya yang tewas di medan perang. Lin Yue mendengar suara orangtuanya yang hilang karena perang sekte. Wu Xuan melihat ibunya sekarat, mengulurkan tangan, dan ayahnya menghilang dalam kabut iblis.

Namun dengan Qi dari Pilar Kehendak Langit, Wu Xuan melepaskan segel jiwa, menyinari ruang ilusi, membebaskan dirinya dan kedua rekannya.

Tim mereka keluar lebih dulu — tanpa luka jiwa sedikit pun.

Pilar 5: Penjaga Gerbang Menara Langit

Di depan gerbang kristal berdiri makhluk raksasa: Naga Batu Tua — bukan makhluk hidup, tapi hasil teknik penyegelan zaman kuno.

Master Gonglie berdiri di menara: “Tim yang bisa menjatuhkan naga dalam waktu satu jam… akan diizinkan masuk ke Menara Langit.”

Liang Chen menyerang dari depan. Lin Yue membuat formasi penahan waktu. Wu Xuan naik ke punggung naga dan mulai membuka segel kuno dengan Qi Kuno-nya.

Setelah 40 menit pertarungan sengit…

Wu Xuan meneriakkan nama jurus:

“Segel Warisan: Kunci Naga Langit!”

Ledakan ungu menerpa dada naga batu, membuka celah di jantungnya. Liang Chen menghantam dengan tombak terakhir. Naga runtuh dalam debu kristal.

Gerbang Menara Langit terbuka.

Dari balik celah kristal, suara menggema:

“Pewaris... Warisan terakhir para Dewa Kuno menantimu di dalam.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • QI ABADI : Kebangkitan Wu Xuan   Bab 72 — Langkah Terakhir Takdir

    Langit spiral telah berubah warna. Dari ungu lembut menjadi merah pekat yang menyala seperti api langit. Pilar-pilar energi yang sebelumnya stabil kini mulai retak satu per satu, menandakan kerusakan tak terhindarkan dalam struktur dimensi ini. Tanah berguncang, dan suara retakan ruang terdengar dari segala penjuru.Ran Zhu berdiri di atas landasan formasinya yang remuk. Tubuhnya sudah tak lagi sepenuhnya manusia—sayap dimensi di punggungnya berkibar dalam kekacauan, kristal di dadanya berdenyut keras, mengisap setiap aliran Qi di sekitarnya. Namun matanya masih bersinar dengan ambisi yang membara.Di sisi lain, Wu Yao berselimut cahaya spiral. Lima langkah teknik “Tujuh Langkah Kehendak Takdir” telah membuka bagian-bagian terdalam dari jiwanya. Aura warisan Wu Xuan kini tak hanya menyelimuti tubuhnya, tapi juga menyebar ke langit spiral. Setiap denyut Qi-nya menggetarkan kehendak dimensi.Tiga Puluh Langkah TerakhirWu Yao melangkah maju.Langkah keenam: “Mematahkan Kepalsuan”Sebuah

  • QI ABADI : Kebangkitan Wu Xuan   Bab 71 — Benturan Dua Warisan

    Langit dalam dimensi spiral telah sepenuhnya merekah. Pusaran energi menggulung di atas, menyerap partikel Qi dari segala arah. Cahaya merah keunguan berputar dari formasi segitiga tempat Ran Zhu berdiri, menciptakan pilar-pilar energi yang menghubungkan langit dan tanah.Di seberangnya, Wu Yao berdiri dengan napas berat. Tanda warisan Wu Xuan di telapak tangannya bersinar lembut, menyatu dengan denyut nadinya. Aura warisan itu tidak megah seperti Qi sintetis Ran Zhu, namun terasa dalam—mengakar dan penuh kehendak sejati.Ran Zhu turun perlahan dari platform batu, tubuhnya diselimuti lapisan transparan Qi sintetis yang bergolak seperti lapisan cairan logam."Qi murni... Qi warisan... semua itu usang. Dunia tak butuh lagi penjaga masa lalu. Aku adalah kunci menuju zaman baru," ujarnya dengan senyum mengerikan.Wu Yao tak menjawab. Ia menurunkan kuda-kudanya, lalu perlahan membentuk Segel Spiral Tertutup—teknik warisan Wu Xuan tahap puncak yang hanya bisa diaktifkan saat jiwa dan tubuh

  • QI ABADI : Kebangkitan Wu Xuan   Bab 70 — Menuju Puncak Spiral

    Kabut ungu keperakan menggulung dari segala arah, menciptakan pusaran angin yang mengaduk medan Qi dimensi. Di tengah reruntuhan kristal, para murid dari enam sekte berdiri membentuk lingkaran. Tubuh mereka penuh luka dan pakaian tercabik, namun mata mereka menyala—bukan karena kelelahan, melainkan semangat yang mulai menyatu.Wu Yao menatap langit retak di atas. Setiap detik, retakan itu melebar, seperti luka menganga di tubuh langit. Pusat pusaran telah terlihat: sebuah puncak tinggi menjulang di kejauhan, dikelilingi oleh pilar-pilar raksasa yang melingkar.“Ran Zhu ada di sana,” ucap Fa Shen dengan suara berat. “Formasi yang ia bangkitkan tak hanya akan membuka pintu bagi Qi sintetis, tapi juga menyeret struktur dimensi spiral ke dalam dunia nyata.”Liang Yin mengerutkan dahi. “Kalau itu terjadi, batas antara realitas dan ciptaan akan runtuh.”“Dan dunia kita tak akan pernah sama lagi,” tambah Mei Rin.Wu Yao menoleh kepada mereka. “Kalau begitu, kita tak punya waktu. Kita bentuk

  • QI ABADI : Kebangkitan Wu Xuan   Bab 69 — Bayangan yang Terbangun

    Langit palsu di dalam dimensi spiral meretak perlahan. Retakan itu seperti benang hitam yang menjalar di kanvas langit biru pucat. Dari celah tersebut, suara-suara asing mulai mengalun, membentuk bisikan-bisikan tak dikenal yang menggema di telinga seluruh peserta.Wu Yao dan timnya mundur beberapa langkah dari altar kristal yang kini telah runtuh. Tanah bergetar, dan kabut mulai berubah warna menjadi merah darah, seolah dunia ini mencoba memperingatkan bahaya yang belum dikenali sepenuhnya."Apa itu...?" gumam Jin Seru, matanya terpaku pada langit yang merekah.“Qi... yang tidak berasal dari dunia ini,” jawab Yue Lan, suaranya tercekat.Wu Yao merasakan pusaran aneh di perutnya. Qi Tanpa Bentuk dalam dirinya bergetar tak stabil. Ia mengerutkan dahi. “Kita harus keluar dari zona ini. Sekarang.”Namun belum sempat mereka bergerak, dari balik reruntuhan hutan kristal, suara dentingan langkah kaki bergema. Enam sosok muncul perlahan, masing-masing mengenakan jubah berbeda dari berbagai s

  • QI ABADI : Kebangkitan Wu Xuan   Bab 68 — Warisan Dalam Kabut

    Dunia dalam Gerbang Spiral Qi tak lagi seperti yang dikenali. Dimensi ini bukan hanya ruang buatan — ia hidup, bereaksi terhadap para pengunjungnya. Ruang dan waktu melengkung. Setiap langkah bisa membawa seseorang ke zona baru, penuh anomali, makhluk Qi, atau bahkan versi masa lalu diri mereka sendiri. Wu Yao membuka matanya kembali. Kali ini, ia berada di tengah hutan yang membungkus langit dengan dedaunan bercahaya. Tanah di bawah kakinya menyerap suara. Di kejauhan, riak-riak udara bergelombang seperti air. Ia merasa terasing, namun sekaligus terhubung. Ia bukan lagi di tempat uji jiwa. Ini adalah Zona Kedua — area tantangan antar peserta. Dan suara dalam pikirannya membisikkan: "Temukan inti pusaka. Buka kunci Jiwa Pendahulu. Satu-satunya jalan keluar adalah ke dalam." Wu Yao menggenggam jubahnya. Qi Tanpa Bentuk-nya telah stabil, tapi sensasi dari penyatuan jiwa masih membuat tubuhnya terasa ringan, seolah berjalan di antara realitas dan bayangan. Dari balik pepohonan,

  • QI ABADI : Kebangkitan Wu Xuan   Bab 67 — Gerbang Spiral Qi

    Langit di atas markas perbatasan berubah keemasan menjelang fajar. Di tengah lapangan utama, sebuah lingkaran formasi raksasa menyala perlahan, membentuk spiral bercahaya yang berdenyut seperti nadi dunia itu sendiri. Aura spiritual yang terpancar dari lingkaran itu membuat napas setiap orang tercekat—entah karena kagum, atau karena tekanan tak kasatmata yang menyelusup ke tulang.Di barisan depan, para peserta tahap kedua Kompetisi Tungku Langit Suci telah berkumpul. Lebih dari lima puluh murid dari berbagai sekte besar berdiri dalam keheningan, mengenakan jubah resmi mereka. Tidak ada tepuk tangan, tidak ada sorak sorai. Ini bukan arena hiburan, melainkan langkah pertama menuju pemurnian jiwa.Salah satu tetua pelindung, Mo Tian (Alam Roh Dewa lapisan ke-4, Sekte Formasi Langit), mengangkat tongkat kristal. Suaranya menggema ke seluruh penjuru perbatasan."Gerbang Spiral Qi akan terbuka hanya satu kali. Di dalamnya, kalian akan menghadapi ruang dimensi buatan yang menyesuaikan isi t

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status