Beranda / Fantasi / QI ABADI : Kebangkitan Wu Xuan / Bab 8: Saingan dan Sekutu

Share

Bab 8: Saingan dan Sekutu

Penulis: Just B
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-20 18:20:12

Malam telah larut di Gunung Xuan. Di balik cahaya lentera kristal yang menggantung di sepanjang aula penginapan sekte, Wu Xuan duduk bersila di kamar meditasi, napasnya perlahan dan dalam. Qi Kuno dalam tubuhnya berputar seperti pusaran air dalam badai. Pilar-pilar spiritual di tubuhnya bersinar redup: Jiwa Pencerah, Darah Pembersih, dan Naga Dalam — ketiganya telah aktif sepenuhnya.

Tingkat Kultivasi Wu Xuan: Alam Dasar Qi – Tahap 6 (menuju puncak)

Tingkat Alkemis: Perunggu – Mahir

Sementara itu, di luar ruangan, suara langkah lembut mendekat. Qian Ruo, Alkemis Emas – Pemula dari Sekte Pilar Obat Langit (Kultivasi: Alam Qi Murni – Tahap 6), berdiri menatap bulan dari beranda.

“Aku tahu kau terjaga, Wu Xuan,” ucapnya tanpa menoleh.

Pintu terbuka perlahan.

“Kau datang malam-malam ke tempat pria sendirian, Qian Ruo. Apa karena tertarik… atau curiga?” balas Wu Xuan dengan senyum tipis.

Qian Ruo melirik sebentar, lalu berkata, “Kedua-duanya.”

Ia duduk di kursi batu. “Sekte kami ingin menjalin aliansi dengan Sekte Langit Timur. Dan kau... telah menarik perhatian ayahku.”

Wu Xuan menatapnya tajam. “Apa yang mereka inginkan dariku?”

“Bukan ‘mereka’. Aku,” koreksi Qian Ruo. “Kita akan bertemu banyak sekte kuat. Beberapa tak senang kau menang di kompetisi alkemis. Apalagi, banyak yang percaya Qi Kuno dalam dirimu adalah kunci menuju Menara Langit.”

“Dan kau ingin bantu… karena?” tanya Wu Xuan.

Qian Ruo tersenyum samar. “Karena aku juga mencari sesuatu di dalam Menara. Sebuah naskah pil legendaris yang hanya bisa diakses dengan warisan naga.”

Wu Xuan terdiam. Setelah beberapa saat, ia angguk pelan. “Kita akan lihat… apakah aliansi ini menguntungkan.”

Keesokan harinya, babak lanjutan duel dimulai. Namun sebelum nama-nama dipanggil, insiden terjadi.

Seorang murid dari Sekte Taman Bintang ditemukan tak sadarkan diri — tubuhnya penuh luka hitam seperti terbakar dari dalam.

Master Tian Zhu dari sekte itu berdiri murka. “Ini bukan teknik biasa. Ini racun Qi!”

Bai Zhong melangkah maju. “Klan Iblis menyusup ke festival ini.”

Gonglie, pemimpin aliansi, mengepalkan tinjunya. “Aktifkan Formasi Pemurni Gunung. Mulai pemeriksaan total pada seluruh peserta.”

Selama pencarian, Han Ziyang — murid tamu dari Sekte Darah Malam — akhirnya dicurigai.

Ia mencoba kabur, tapi dihentikan oleh Bai Zhong dan Master Gonglie. Dalam pertarungan singkat, tubuhnya meledak menjadi kabut hitam, mengorbankan diri untuk melindungi informasi.

Sebelum menghilang, ia tertawa keras: “Kami hanya awalan. Pewaris naga… kami menunggumu di dalam Menara!”

Hari berikutnya, para tetua mengumumkan tantangan terakhir sebelum pembukaan Menara Langit: Turnamen Lima Pilar — arena gabungan antara bela diri, alkemis, dan formasi.

Lima sekte besar yang mengatur arena ini adalah:

1. Sekte Pilar Obat Langit – untuk uji alkemis tingkat lanjut

2. Sekte Taman Bintang – uji formasi navigasi dan ketahanan jiwa

3. Sekte Api Perak – duel langsung di ruang panas

4. Sekte Gunung Bayangan – pertarungan tak terlihat melawan ilusi dan musuh rahasia

5. Sekte Roh Dewa Timur – ujian akhir: pertarungan tim melawan monster kuno penjaga gerbang menara

Setiap sekte boleh mengirim maksimal tiga murid. Sekte Langit Timur mengirimkan: Wu Xuan, Liang Chen, dan Lin Yue — murid perempuan ahli formasi (Alam Qi Murni – Tahap 3).

Di aula sebelum ujian dimulai, Qian Ruo datang membawa dua pil kecil berwarna zamrud.

“Ini Pil Penjaga Meridian — racikan baru. Membantu kalian menahan tekanan di lantai ketiga Menara.”

Wu Xuan menerima pil itu. “Terima kasih. Kau tak perlu repot.”

Qian Ruo menatapnya serius. “Aku tak ingin kehilangan sekutuku sebelum kita sampai ke ruang terakhir.”

⋆⋆⋆

Di akhir hari, Wu Xuan duduk di atap penginapan, merenungi perjalanan sejauh ini. Dari murid terlemah, ia kini mewakili sekte di ajang paling bergengsi, menjadi sorotan banyak sekte besar, dan menyingkap konspirasi Klan Iblis yang lebih luas dari dugaannya.

Pilar Naga Dalam dalam tubuhnya berdenyut kencang — seperti merespons kedekatannya dengan sesuatu yang jauh lebih besar.

Tingkat Kultivasi Wu Xuan: Alam Dasar Qi – Tahap 7 (stabil)

Qi Kuno-nya mulai mengumpulkan bentuk pilar keempat…

“Aku sudah terlalu dekat… tidak akan mundur.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • QI ABADI : Kebangkitan Wu Xuan   Bab 117 – Jejak Bayangan di Balik Retakan Spiral

    Suasana di dalam Dimensi Spiral Qi semakin mencekam. Retakan-retakan bercahaya di langit menyerupai guratan petir yang membelah ruang, seakan dimensi itu sudah tidak mampu menahan beban benturan dua aliran Qi yang bertolak belakang: Qi Tanpa Bentuk yang diwarisi Wu Yao, dan Qi Sintetis yang dipaksa melebur dalam tubuh Ran Zhu.Aura dari kedua sumber kekuatan itu saling menekan, menciptakan badai energi yang membuat para peserta lain kesulitan bahkan untuk bernapas.“Kalau terus begini... kita semua akan hancur bersama dimensi ini,” gumam Liang Sheng (Alam Inti Roh puncak) dari Sekte Pedang Surya, wajahnya pucat.Wu Yao berdiri di tengah pusaran energi, tubuhnya bergetar hebat. Dalam dirinya, Qi Tanpa Bentuk beresonansi dengan retakan ruang, memanggil sesuatu yang lebih dalam—sebuah ambang batas menuju Alam Jiwa Langit. Tapi setiap kali ia mencoba mengendalikannya, energi itu terasa liar, menuntut pilihan yang bisa merenggut nyawanya bila salah langkah.Di sisi lain, Ran Zhu tampak sem

  • QI ABADI : Kebangkitan Wu Xuan   Bab 116 – Gerbang Spiral Terdalam

    Cahaya perak yang muncul di langit Spiral Qi tidak segera lenyap. Semakin lama, lingkaran itu membesar, memperlihatkan bayangan menara kuno yang dipenuhi ukiran simbol-simbol tak dikenal. Aura kuno menyebar, menekan jiwa setiap orang yang memandangnya.Wu Yao merasakan jantungnya berdegup keras. Aura itu tidak hanya menggetarkan roh, tapi juga menyeret Inti Roh-nya ke arah yang sama. Seakan ada sesuatu di dalam menara itu yang memanggilnya.> “Inikah warisan sejati yang disebut dalam catatan kuno…? Atau jebakan yang ditinggalkan dewa untuk menguji kita?”---Suara Para TetuaElder Mo Tian dari Jiwa Alir menatap ke atas dengan wajah serius. “Itu jelas warisan dimensi Spiral. Tapi kenapa ia muncul sekarang, setelah pertarungan besar?”Elder Danxu dari Tungku Langit Suci tersenyum samar. “Bisa jadi, kemunculannya dipicu oleh benturan Qi Tanpa Bentuk dan Qi sintetis. Dua jalur berbeda memaksa warisan kuno menampakkan diri.”Elder Jian Luo dari Pedang Surya menggenggam pedangnya erat. “Apa

  • QI ABADI : Kebangkitan Wu Xuan   Bab 115 – Bayangan yang Tersisa

    Langit Spiral Qi kini redup, seakan baru saja melewati badai besar. Retakan yang tadinya hampir menelan seluruh ruang, kini tampak seperti luka membeku di udara: tidak meluas, namun belum juga sembuh. Energi liar masih bergelora di celah-celahnya, mengeluarkan suara lirih yang membuat jiwa bergetar.Di tanah yang retak, para murid sekte tergeletak dalam lingkaran luka dan lelah. Beberapa masih berusaha duduk bersila, memulihkan diri dengan pil, sementara yang lain terdiam dalam ketakutan. Pertarungan barusan bukan hanya ujian fisik, tapi juga benturan batin yang menyisakan trauma.Wu Yao duduk bersila di pusat arena. Napasnya berat, namun matanya menatap lurus ke depan dengan tenang. Inti Roh di tubuhnya berdenyut pelan, seperti naga yang menunggu untuk bangkit.> “Aku belum menembus Jiwa Langit… tapi fondasiku kini lebih kokoh. Jalan yang kupilih jelas. Jalan menyeimbangkan dunia.”---Ketenangan PalsuTetua dari Sekte Jiwa Alir, Mo Tian, melangkah ke depan. Ia menatap Wu Yao dengan

  • QI ABADI : Kebangkitan Wu Xuan   Bab 114 – Riak Retakan Dunia Spiral

    Kegelapan pekat meliputi dunia Spiral Qi. Retakan yang semula hanya garis halus di langit kini menjalar bagaikan sarang laba-laba, memancarkan kilatan cahaya keperakan yang menekan jiwa setiap orang yang melihatnya. Suara gemuruh menyerupai teriakan ribuan jiwa terdengar samar, seakan dimensi ini bukan sekadar ruang buatan, melainkan penjara kuno yang menyimpan rahasia besar.Wu Yao berdiri dengan napas berat. Tubuhnya dipenuhi luka terbakar Qi sintetis Ran Zhu, namun matanya masih menyala dengan determinasi yang tak tergoyahkan. Inti Roh di dalam tubuhnya bergetar keras, seolah hendak meledak."Apakah ini saatnya aku menembus Jiwa Langit…?" gumamnya lirih.Qi Tanpa Bentuk yang diwariskan Wu Xuan berputar liar di meridian tubuhnya, menolak, menekan, dan pada akhirnya menyatu dengan Qi Inti Roh miliknya. Sebuah badai kecil terbentuk di sekeliling Wu Yao, membuat para murid sekte lain terhuyung mundur dengan wajah pucat.---⚔️ Ran Zhu: Kehilangan KendaliRan Zhu berdiri tak jauh dariny

  • QI ABADI : Kebangkitan Wu Xuan   Bab 113 – Luka Jiwa, Bayangan di Celah

    Langit Spiral Qi kembali tenang, namun suasananya bukanlah kedamaian, melainkan keheningan penuh tekanan. Retakan-retakan besar masih menggantung di udara, seolah-olah cermin dunia bisa pecah kapan saja. Cahaya redup yang sebelumnya membanjiri dimensi itu kini berganti warna kelabu pucat. Di tengah ruang kosong, Wu Yao berlutut dengan napas terengah, darah menetes dari mulutnya, dan aura Jiwa Langit yang baru lahir masih bergetar tidak stabil. “Wu Yao!” Li Qing dan Bai Sheng segera melesat menghampiri, menahan tubuh pemuda itu. Yan Mei buru-buru mengeluarkan pil penyembuh dari tungkunya, meski tangannya gemetar. “Cepat, telan ini!” Wu Yao tersenyum tipis, meski wajahnya pucat. “Tidak perlu terlalu khawatir. Luka tubuhku bisa sembuh dengan pil. Tapi luka jiwaku… itu harga yang sudah kupilih.” Yan Mei tertegun, matanya berkaca-kaca. “Luka jiwa…? Wu Yao, kau… benar-benar mengambil jalan itu?” Wu Yao mengangguk pelan, matanya menatap retakan di langit. “Kalau aku memilih jalan lain,

  • QI ABADI : Kebangkitan Wu Xuan   Bab 112 – Retakan Spiral, Jalan yang Terpilih

    Langit dimensi Spiral Qi yang semula biru pekat berkilauan kini berguncang hebat, seperti permukaan cermin yang retak satu demi satu. Setiap retakan memancarkan cahaya keperakan yang menembus ruang, mengiris aliran Qi di udara. Getaran itu membuat banyak peserta yang masih berjuang di medan bawah berjatuhan, tubuh mereka bergetar hebat karena tidak mampu menahan tekanan. “Retakan dimensi… ini buruk sekali,” gumam Elder Mei Lan dari Sekte Tungku Langit Suci. Wajahnya pucat, kedua tangannya terulur untuk membentuk penghalang pil spiritual, melindungi murid-murid yang ada di bawah pengawasannya. “Jika Spiral Qi runtuh, kita semua akan terseret ke dalam kehampaan.” Di tengah pusat retakan, dua sosok berdiri saling berhadapan. Wu Yao dengan napasnya yang berat namun tegak, tubuhnya diliputi aura Qi yang bergetar tak terkendali. Di sisi lain, Ran Zhu, dengan mata merah darah, tubuhnya penuh retakan halus yang bersinar kehijauan seperti kristal pecah—tanda bahwa tubuh eksperimen sintetisny

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status