Home / Thriller / Qolbu Quddus / Chapter 2 Terusir

Share

Chapter 2 Terusir

Author: aries23
last update Last Updated: 2022-02-24 10:40:53

Satu Minggu yang lalu….

Masalah tak pernah usai selagi kau masih bernyawa, tapi masalah datangnya selalu berbarengan, hingga membuat kita kewalahan. Seperti halnya yang dihadapi oleh Safira, entah dari mana para warga mendapatkan informasi dan entah siapa yang menfitnahnya hingga harus merasakan akibat dari fitnah tersebut.

Malam itu adalah malam petaka bagi Safira. Kenapa tidak, malam itu adalah malam terakhirnya dirinya tinggal di rumah Fatma. Malam itu adalah malam yang membuatnya harus terusir, dan di pandang hina oleh para masyarakat jalan Rintis.

Fitnah. Ya, salah satu yang membuat dirinya harus lebih waspada terhadap orang-orang yang di temuinya. Fitnah yang sengaja disebarkan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab.

Fitnah yang menyebar dari mulut kemulut membuatnya harus menanggung derita berkepanjangan. Kejadian itu berawal saat dirinya baru saja pulang dari club. Di depan rumah bu Fatma, terlihat banyak sekali orang dan menimbulkan kegaduhan.

"Usir, Usir, Usir dari sini." teriak para warga beramai-ramai.

Perlahan dia mendekati kerumunan, salah satu warga berteriak marah ketika melihat Safira berjalan mendekati rumah Fatma.

"Itu dia, wanita  yang meresahkan warga kita. Wanita ini, adalah wanita malam. Sudah seharusnya kita mengusirnya. Wanita seperti ini, hanya bisa merusak citra tempat kita." teriak para warga kemudian mendorong Safira. Safira hanya tercenung, di pikirannya siapa dalang yang memfitnahnya.

"Saya bukan wanita malam. Semua itu fitnah." akhirnya Safira angkat bicara. Siapa sih dalang dari semua ini? Siapa orang yang selalu membuatnya mendapatkan masalah.

"Bapak dan ibu-ibu semuanya, jangan asal bicara dan jangan asal fitnah tanpa bukti. Saya tidak melakukan apapun yang kalian bicarakan." jelasnya membela diri.

"Dasar wanita malam. Mana ada seorang PSK mengaku sebagai kupu-kupu malam." warga memprovokasi, di ikuti oleh warga lainnya yang terus meneriakkan kata "Usir".

"Lebih baik kau pergi dari sini. Bikin malu saja!" kemudian bu Fatma melempar tas ukuran besar di hadapan Safira.

"Dan ini, bukti kebejatanmu wanita malam." teriak bu Fatma semakin keras, di ikuti oleh aksi teriakkan, dorongan, dan aksi-aksi kasar lainnya dari warga.

Akhirnya Safira mengalah ketika pembelaan dirinya tidak berlaku sama sekali. Malam itu juga Safira meninggalkan rumah Fatma. Dia berjalan menembus malam tanpa tujuan. Sesekali Safira menghela nafas panjang. Malam itu dia tertidur di depan sebuah ruko.

Safira terbangun ketika seseorang menguncang-nguncang tubuhnya, dan ternyata itu adalah sang pemilik ruko yang hendak membuka tokonya. Pemilik toko tidak memarahinya, hanya saja memberitahu kalau hari sudah pagi.

“Maaf pak. Saya akan pergi,” ucap Safira meninggalkan ruko. Safira berjalan kaki menuju kantor polisi.

“Saya mau bertemu dengan bapak Haikal Ghaidan Hadi.” kata Safira dingin.

“Sudah membuat janji?” tanya pria itu menatap Safira.

“Saya tidak perlu membuat janji.” ketusnya.

“Maaf, jika belum membuat janji, adek tidak bisa bertemu dengan bapak Haikal. Bapak Haikal sangat sibuk.”

“Pertemukan saya…. Jika tidak, akan saya hancurkan kantor ini.” bentaknya mengebrak meja.

“Seharusnya anda bisa bersikap lebih sopan nona,” jelas polisi itu, menatap Safira tajam.

“Kenapa harus bersikap sopan? anda saja tidak sopan dengan saya. Kenapa harus membuat janji terlebih dahulu baru bisa bertemu?” celutuknya kesal. Safira meneriakkan nama pak Haikal, dan para polisi mencoba mengamankannya.

“Lepaskan dia.” perintah Haikal tiba-tiba muncul.

“Ada apa? Kamu sepertinya sangat suka ya, membuat keributan.” cibir pak Haikal.

“Langsung ke inti nya saja. Saya paling tidak suka bertele-tele. Kedatangan saya ke sini, hanya ingin mengatakan, saya bersedia bekerja sama dengan anda. Tapi dengan satu syarat, saya minta uang mukanya terlebih dahulu.”

“Saya butuh tempat tinggal, jika saya tidak memiliki tempat tinggal, bagaimana saya bisa bekerja dengan anda. Saya baru saja di usir oleh saudara saya. Jadi tolong kerja sama nya. Anda membutuhkan saya, dan saya membutuhkan uang. Bagaimana? Deal?”

Jelas Safira dengan wajah dingin dan tak lupa dengan tatapan tajamnya. Haikal tersenyum melihat sikap Safira yang terlihat sangat angkuh. Setiap kata yang terucap dari bibirnya, bukan terdengar meminta tolong, tapi lebih memerintah.

“Baiklah. Semoga kamu betah dengan pekerjaanmu ini. Saya percaya padamu, kamu bisa melakukan pekerjaan ini.”

“Ini fasilitas untukmu. Pergunakan dengan baik! kamu bisa memakainya saat kamu membutuhkannya. Tapi semua kerusakannya di tanggung olehmu, jika kerusakan terjadi di luar jam kerja.” jelas Kapolres Haikal memberikan kunci motor, yang langsung di ambil oleh Safira.

“Baiklah.” Safira menerima uang muka dari pak Haikal.

Safira menerimanya dengan wajah datar dan langsung keluar dari kantor polisi dengan angkuh tanpa melihat sekitarnya. Safira pun bergegas mencari kos-kosan dengan menaiki motor, fasilitas yang di beri oleh Kapolres Haikal.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Qolbu Quddus   Chapter 46 Lukisan

    Safira menghela napas lelah membaca bait demi bait tulisan diary tersebut. Safira menutup laptopnya, dan segera keluar dari kamarnya. “Mau kemana?” hadang Safira saat melihat Fikri keluar dari kamarnya. “Bukan urusanmu.” jawabnya acuh. “Akan memanaskan motor,” ucap Safira meninggalkan Fikri yang hanya bisa mendengus sebal. Dia harus bisa menghindari Safira, dia tidak ingin terlalu dekat dengan wanita itu. Fikri tidak ingin masalalu nya terulang lagi. Bukankah menjaga lebih baik dari pada merusak. Fikri melangkah keluar dan dilihatnya Safira sedang memanaskan motornya. Fikri mendekati Safira, dengan kasar merampas kunci motor dan segera hendak menaiki motor tersebut, namun dengan gerakan gesit, Safira menarik baju Fikri. “Kau tidak akan bisa pergi tanpa diriku. Apa kau ingin disiksa terus oleh ibumu? Apa kau sangat suka ya disiksa oleh ibumu?” ujar Safira ketus. “Bukan urusanmu.” jawab Fikri dingin. “Akan jadi urusanku jika menyangkut dirimu. Apalagi aku sudah ditugaskan untuk

  • Qolbu Quddus   Chapter 46 Rekaman Cctv

    “Bolehkah aku bertanya sesuatu?” tanya Safira disebrang telepon.“Silahkan….” jawab Abbas.“Boleh aku minta alamat rumah bu Zivana Azzahra Alfathunissa Hidayatullah?”“Akan saya kirimkan…..” jawab Abbas. Saat sudah mendapatkan alamat Zivana, Safira segera keluar dari rumah pribadi Fikri. Motornya berhenti disebuah rumah dan mengetuk pintu rumah tersebut. Seorang wanita keluar membukakan pintu.“Maaf, bolehkah saya bertemu dengan bu Zivana Azzahra Alfathunissa Hidayatullah?” tanya Safira ramah.“Maaf bu Zivana tidak ada dirumah…. Bu Zivana belum pulang.” jawab sang Art.“Kapan ya pulangnya?”“Mungkin sore ini, kalau tidak lembur….”“Bolehkah saya masuk dan menunggu bu Zivana? Saya ingin sekali bertemu dengannya.” sang Art hanya menganguk perlahan dan menyilahkan Safira masuk. Sesaat setelah masuk, sang Art nampak menelpon seseorang. Safira mengamati seluruh ruangan tersebut. Dia melihat foto keluarga, Safira mengamati foto tersebut dengan seksama. Safira duduk disofa panjang. Tak lama

  • Qolbu Quddus   Bab 150 Pengajuan Banding

    "Maksud Anda apa berbicara seperti itu? Anda meragukan pengkapan yang kami lakukan? Kau iri? Sudah tidak percaya lagi oleh pak Haikal?" Alfa tersenyum menyeringai. "Saya tahu, ini semua rencanamu untuk mengetahui isu kalian tentang berita Taqy Shafiullah. Bau busuk rencana sudah tercium kok, hanya menunggu waktu kehancuran kalian saja...." ucap Safira dengan dingin. "Bilang saja kau memihak pada teroris ini. Jika iya, itu sama saja kau membela para teroris. Itu sama saja kau berpihak pada kejahatan dan kau memberi kesempatan bagi para teroris membunuh dan menyebarkan teror lagi....""Jika iya memangnya kenapa? Kau takut seorang Safira Ramadhani berpihak pada teroris? Jika aku ikut menyelesaikan kasus ini, sudah pastikan kau kalah, Alfarezel Arfan.... Kesempatan mu untuk menang hanya sedikit.... Jangan sampai saya turun tangan menangani kasus ini Fa...." Safira tersenyum sinis. Saat melewati Alfa, Safira sengaja menyenggol lengan Alfa dengan kasar. Alfa tampak geram, meninggalkan sel

  • Qolbu Quddus   Bab 149 Mengadu domba

    "Saat itu Reyhan di ancam saat melakukan pemberontakan karena apa yang dituduhkan para polisi itu tidak lah benar...." jelas Alfariz. Safira hanya diam, terus saja mendengar apa yang di ceritakan oleh Alfariz. Pecakapan tersebut terekam kamera tersembunyi yang terpasang di baju nya."Kau, harus ikut kami dan mengakui bahwa kau adalah teroris.... Jika tidak, kau dan istrimu akan kami bunuh...." ancam Alfa menarik paksa Reyhan yang masih meronta melepaskan diri. Reyhan di dorong masuk ke dalam mobil tahanan. Mobil melaju meninggalkan rumah Reyhan. Tiga orang tidak ikut rombongan tersebut, kembali mendekati rumah Reyhan. Mengedor pintu yang terkunci, membuat istri Reyhan semakin panik di balik jendela saat mengintip suami nya di bawa polisi.Gedoran semakin kuat terdengar oleh istri Reyhan, dan berubah menjadi tendangan. Istri Reyhan hanya membeku berdiri membelakangi jendela. Jantung istri Reyhan sejenak terhenti, saat tiga polisi tersebut berhasil membuka pintu dan melepaskan beberapa k

  • Qolbu Quddus   Bab 148 Fitnah?

    Reyhan Aldhani perlahan keluar dari dalam kamar, sedangkan sang istri duduk dengan panik di atas ranjangnya. Saat keluar, Reyhan langsung di borgol oleh polisi. "Bapak kami tangkap...." ucap Alfa. "Apa salah saya pak? Saya tidak melakukan apa-apa yang bertentangan dengan hukum?" balas Reyhan meronta saat polisi memborgol nya. "Kamu telah melakukan tindakkan teroris.... Mengebom rumah makan X dan menewaskan banyak orang...." jelas Alfa mendorong kasar Reyhan keluar dari rumah nya. "Saya tidak melakukannya pak.... Bapak salah orang...." sanggah Reyhan tidak terima dengan tuduhan tersebut. "Tidak usah melawan dan tidak mengakui perbuatan mu.... Kau bisa membela diri saat di kantor polisi...." jelas Alfa menarik paksa Reyhan masuk ke dalam mobil. Sedangkan istri Reyhan mencoba menahan diri tidak keluar dari rumahnya, karena lebih menuruti perintah suaminya. Mobil tahanan tersebut pun meninggalkan rumah Reyhan. Sang istri hanya bisa menahan tangis saat di lihat nya mobil yang membawa s

  • Qolbu Quddus   Bab 147 Penangkapan

    "Kamu sudah mendengar berita yang sudah viral di TV kan?" tanya Haikal dengan dingin pada Alfarezel Arfan duduk di kursi depan Haikal."Saya sudah mendengarnya pak...." jawab Alfa. "Misi kali ini, kalian yang selesai kan.... Saya harap kalian bisa menyelesaikan nya dengan mudah...." jelas Haikal. "Siap pak.... Ngomong-ngomong kenapa tidak Safira saja yang menyelesaikan misi ini pak? Bukankan gadis itu adalah orang yang sangat bapak percayai?...." tanya Alfa dengan dingin. "Lakukan saja sesuai perintah.... Safira akan menyelesaikan kasus lainnya...." balas Haikal dengan tegas dan memerintahkan dengan satu jarinya untuk pergi dari ruangannya. Alfa pun keluar dari ruangan pak Haikal dan saat keluar berpapasan dengan Safira. Alfa menatap Safira tajam, "Sepertinya ada yang sudah tidak di percaya lagi menyelesaikan kasus besar...." sindir Alfa dengan senyum sinis. Safira menghela napas pendek. "Karena pak Haikal mungkin udah bosan dengan dia yang sok baik, dan menyelamatkan para tahana

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status