Share

MENDADAK JANDA

Jihan menggeletar. Sebegitu cepat suaminya melupakannya. Padahal Jihan juga belum sempat memikirkan bagaimana rumah tangganya ke depan.

Air mata Jihan meleleh tetapi secepat mungkin dia menghapus kembali bulir kecil di pelupuk matanya itu. "Ach, tidak-tidak. Aku nggak boleh nangis. Nggak ada manfaatnya, menangisi laki- laki yang hanya mempercayai bapak berotak m*sum itu."

Jihan selalu saja merasa jijik saat sekilas membayangkan wajah Sugiono. la pun benci. ketika ingat suaminya yang tak pernah mendengar ucapannya.

Ia merasa penat saat mengingat hal yang itu-itu saja, hingga jihan merasa panas di area d*d*ny", emosinya lantas berontak.

Jihan menggebrak meja rias di hadapannya dengan kencang.

"Arrrgh," jeritnya merasa kepalanya ingin pecah. "Cowok itu, dimana-mana sama saja. Nggak anak, nggak bapak, sama gilanya." teriaknya lagi menggema di ruang kontrakannya itu.

Jihan melibas seluruh isi meja dan membuang semua barang-barang yang ada di situ.

Napasnya memburu kencang teringat wajah Su
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status