Share

pertanyaan yang Panji Lontarkan

Makanan sudah tersedia di atas meja, mengepulkan asap dengan aroma yang terasa begitu menusuk indra penciuman.

Aku, Rifky, Andin, Ayah dan Ibu mertua sudah duduk di samping meja makan, hendak menikmati makanan yang sudah aku buat dengan sepenuh hati.

"Ayo, makan!" ajakku pada semua orang.

"Wah, Ayah, sudah tak sabar, ingin menyantap makanan buatan, Melda!" sahut Ayah mertuaku dengan penuh semangat.

"Ibu, pun sama. Dulu Ibu sering sekali makan masakan Melda. Tetapi, sekarang rasanya cukup sulit."

Mendengar penuturan Ibu mertua, aku hanya tersenyum tipis, kemudian menyodokkan secentong nasi ke atas piring. 

Sejujurnya, aku pun sudah sangat lapar, sehingga ingin segera menyantap makanan yang aku buat sendiri.

"Oh, iya, kapan kamu akan menjemput Panji, Rifky?"

Aku sempat melirik Rifky sekilas, di mana dia sama sekali

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status