Share

Bab 14

Aku menghitung mundur hari-hari di rumah ini. Bik Inah bilang, jika aku keluar setelah satu bulan bekerja, maka Nyonya Jovita akan memberikanku gaji. Namun jika belum cukup sebulan, maka ia tak akan memberi apa-apa. Setidaknya dengan penghasilan yang kudapatkan nanti, bisa menjadi modal untuk hidup dikemudian hari.

“Wulan, tolong antarkan minuman ini ke Tuan Amar yang duduk di sana.” Tunjuk Bik Inah pada ruang keluarga.

Dengan tangan gemetar, aku berjalan membawa nampan. Ayah duduk di sofa, pandangannya fokus pada benda pipih yang ia pegang. Aku berjongkok, dan dengan hati-hati meletakkan minuman di atas meja. Dari jarak sedekat ini, aku bisa melihat wajah Ayah dari dekat. Sekilas, kami memang mirip. “Ini minumannya, Tuan.”

“Hm,” jawabnya tanpa beralih dari benda pipih itu.

“Kalau sudah meletakkan minuman, pergi ke dapur. Jangan di situ terus!” seru Nyonya Jovita mengagetkanku. Perempuan itu menatap tajam, kemudian duduk di samping suaminya.

Aku bangkit, dan mengangguk. “Iya, Nya.”

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nim Ranah
semakin penasaran
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status