Share

Bab 15

Perkataannya membuat jantungku berpacu kencang. Segara kuambil handphone dari saku rok, kemudian menghubungi laki-laki itu. Ia tak boleh cerita pada Tuan Amar dan Nyonya Jovita.

“Maksud Pak David, apa?” tanya Ayah.

“Mobil saya dirusak secara tidak sengaja oleh seorang gadis. Ia menyelipkan sebuah permintaan maaf di secarik kertas. Katanya, dia tinggal di sini. Karena itu, saya datang ke sini ingin bertemu dengannya,” aku laki-laki itu.

Aku kembali pada handphone yang menyala. Panggilan terhubung. Aku mengintip, guna melihat reaksi si penerima. Benar saja, laki-laki itu merogoh saku celana. Masih bisa kulihat keningnya berkerut, saat melihat layar datar itu.

Tanpa mengucapkan salam, aku langsung bicara ketika panggilan diangkat, “Tuan, tolong jangan bicara pada Nyonya dan Tuan Amar, apalagi meminta ganti rugi pada mereka. Wulan di sini hanya seorang pembantu. Wulan janji akan bayar, tetapi beri keringanan.”

Hening, tak ada jawaban.

“Tuan, Wulan mohon.” Aku bicara sepelan mungkin.

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nim Ranah
selamat untuk sementara
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status