Home / Romansa / RAHASIA ISTRI BERCADARKU / Bab 6. Siapa orang itu?

Share

Bab 6. Siapa orang itu?

Author: Aryan Lee
last update Last Updated: 2025-04-22 19:26:02

Setelah mengantarkan Umi Hafsah pulang, Yura minta izin pergi ke mal untuk membeli barang pribadinya yang tidak ada di pasar. Akan tetapi, ia pergi ke salah satu apartemen elite yang berada di selatan Jakarta.

"Akhirnya kamu datang juga," ujar wanita cantik dan seksi setelah membukakan pintu, kalau dilihat dari penampilannya seperti sosialita kalangan atas.

"Waktuku tidak banyak cepat ceritakan!" seru Yura sambil duduk di sofa.

Tanpa membuang waktu lagi, wanita seksi itu memberitahu informasi yang didapatkannya. Sementara itu Yura mendengarkan dengan saksama.

"Orang ini yang namanya Baskoro, sepertinya dia memiliki banyak informasi yang kamu butuhkan. Tapi aku tidak tahu di mana dia sekarang berada," ujar wanita itu sambil memberikan selembar foto kepada Yura.

"Pencarian ini semakin rumit saja," ujar Yura memberikan tanggapan.

"Aku hanya bisa membantu sampai di sini saja, kalau mau lebih jelasnya kamu harus mencari tahu sendiri!" ujar wanita itu sambil menyarankan.

"Sekarang ruang gerakku terbatas karena aku sudah hijrah dan menikah." Yura membuat pengakuan yang mengejutkan temannya itu.

"Apa menikah, dasar nekat kamu!" ujar wanita itu sambil menggeleng.

Yura melakukan pembelaan, "Aku tidak punya pilihan dan butuh tempat yang aman dan nyaman untuk berdamai dengan luka hati ini!"

"Pernikahan itu tidak sama dengan kontrak kerja. Selamanya kamu akan tetap terikat benang merah, tanpa bisa menentukan kapan batas akhir waktunya," ujar wanita seksi itu.

"Iya aku tahu, kebaikan ibunya membuatku tidak punya pilihan. Tapi kami sepakat tidak melakukan kontak fisik dan merahasiakannya," jelas Yura kembali.

"Terus kenapa harus menikah, apakah tidak ada solusi lain?" tanya yang tidak mengerti dengan jalan pikiran Yura

"Aku merada nyaman saja dan --"

"Agar tidak ada yang tahu siapa kamu sebenarnya?" tebak wanita itu yang dijawab anggukan oleh Yura. "Cepat atau lambat sebuah hubungan karena kebohongan pasti akan terkuak. Sebaiknya cepat kamu selesaikan sebelum sulit untuk diakhiri!"

"Aku sudah pikirkan hal itu. Tapi selama bulan puasa aku ingin fokus beribadah dengan tenang!" ujar Yura memberikan alasan.

"Terserah, kamu lebih tahu mana yang terbaik. Tapi satu yang harus kamu ingat hati-hati karena tidak setiap orang bisa menerima dan suka sama kita!" pesan wanita itu kemudian.

"Oke, terima kasih infonya. Aku tidak bisa lama-lama dan segera harus pulang!" pamitnya sambil beranjak dan mereka segera meninggalkan tempat itu.

"Kamu naik apa ke sini?" tanya Miss Flo yang sudah siap pergi sambil menarik kopernya.

"Naik ojek biar nggak kena macet!" jawab Yura dengan santai.

"Baguslah, antarkan aku ke bandara sebentar ya. Bodyguardku sedang sakit!" pinta wanita itu yang dijawab anggukan oleh Yura.

Mereka segera meluncur ke Bandara, hanya dua puluh menit sudah sampai di tempat tujuan.

Sementara itu parkiran bandara dua orang pria sedang bercakap-cakap. Salah satu dari keduanya tampak tertegun melihat seorang wanita cantik lewat di hadapan mereka.

"Bidadari surga duniawi," ujar Roy melihat lurus ke depan.

Abidzar mengikuti tatapan Roy dan bertanya, "Siapa dia?"

"Miss Flo, wanita malam kelas atas yang sering kencan dengan pejabat dan konglomerat," jawab Roy memberitahu.

Tiba-tiba Abidzar tampak bergeming melihat Miss Flo bersama seorang wanita memakai masker.

"Tidak mungkin," lirih Abidzar yang segera mengeluarkan ponsel dan mengirim pesan ke seseorang.

"Yura ada di rumah Bu?"

Tidak lama kemudian Umi Hafsah mengirim balasan.

"Nggak ada, lagi beli barang keperluannya di mal."

Abidzar tidak membalas lagi dan segera mengejar wanita itu sambil terus memperhatikan dengan saksama dari kejauhan. Ia merasa bentuk tubuh wanita yang memakai hoodie hitam, celana panjang, kerudung dan masker senada itu sama seperti Yura. Abidzar semakin mempercepat langkahnya, tetapi wanita itu sangat gesit sekali menyeberang di jalan raya yang sedang ramai dengan kendaraan berlalu lalang.

"Abidzar, kamu mau ke mana?" tanya Roy yang membuat pria itu menghentikan langkahnya.

"Aku mau mengerjar Yura," jawab Abidzar sambil menunjuk ke depan sana.

"Yura, siapa dia?" tanya Roy dengan heran.

Abidzar tampak tertegun mendapat pertanyaan seperti itu. Haruskah teman tahu, kalau ia sudah menikah?

"Yura adalah ... "

BERSAMBUNG

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • RAHASIA ISTRI BERCADARKU   Bab 57. Akhir Sebuah Kisah

    Langit Makkah terlihat cerah hari ini, tapi hati Yura mendadak dicekam kekhawatiran. Di tengah lautan jamaah yang melantunkan doa-doa, Umi Hafsah tiba-tiba limbung dan jatuh dalam pelukannya."Umi!" seru Yura panik. Abidzar yang berada tak jauh langsung berlari menghampiri, wajahnya pucat.Ia segera membopong ibunya dan membawa ke pusat kesehatan terdekat. Akan tetapi, setelah diperiksa dokter jantung Umi Hafsah kian melemah. Jadi dirujuk ke rumah sakit terdekat. "Ya Allah, tolong beri kekuatan untuk ibu hamba!" doa Abidzar yang mulai cemas. Sepanjang perjalanan, Yura juga sangat khawatir. Ia menggenggam tangan ibu mertuanya dengan erat. Berulang kali memanggil namanya, berharap Umi Hafsah cepat membuka mata. "Umi, sadarlah!" ujar Yura yang takut terjadi apa-apa. Tidak lama kemudian, Umi Hafsah siuman. Nafasnya lemah, tapi senyum lembut tersungging di bibirnya. Ia menatap anak dan menantunya secara bergantian dan berkata lirih, "Yura, Abidzar…." Umi Hafsah meraih kedua tangan me

  • RAHASIA ISTRI BERCADARKU   Bab 56. Ketika Takdir Berkata

    Agar tidak menjadi pusat perhatian, mereka berjalan perlahan ke sisi Masjidil Haram yang teduh. Duduk bersisian sambil menenangkan diri. Sungguh baik Abidzar maupun Yura tidak pernah membayangkan bertemu di tempat sebersih dan sesuci ini, setelah semua yang terjadi. "Aku tidak menyangka kita akan bertemu di sini," ujar Yura membuka pembicaraan. "Aku pun tak pernah menduga, Yura. Tapi mungkin pertemuan ini jawaban dari semua doa yang kita bisikkan dengan penuh harapan," balas Abidzar yang bersyukur dipertemukan dengan Yura lagi. “Maaf, aku tak pernah bermaksud meninggalkan Kakak dengan seperti itu,” ucap Yura sambil meremas pakaian ihramnya. “Aku tak menyesali perpisahan kita, tapi ....” Abidzar menarik nafas panjang. "Aku belum bisa menerima kehilangan yang tidak pernah bisa dijelaskan. Tentang cinta yang tidak bisa dimiliki. Selama tujuh tahun, aku hidup seperti bayangan yang masih terikat dalam sebuah janji. Aku selalu mencoba melupakanmu, tapi tidak bisa. Bahkan setiap malam na

  • RAHASIA ISTRI BERCADARKU   Bab 55. Pertemuan di tanah suci

    Langit Makkah membentang dengan cahaya keemasan. Angin padang gurun berhembus lembut, membawa bisikan doa yang tak berkesudahan. Di antara lautan manusia yang mengelilingi Ka'bah, Yura menggenggam tangan mungil putranya, Arya, dengan erat. Seolah tak ingin melepaskan dunia yang kini menjadi satu-satunya alasan ia berdiri tegak.“Subhanallah,” bisiknya lirih, setiap langkah mengiringi lafaz zikir yang terangkai dari kerinduan dan ketundukan. Matanya sembab oleh tangis yang ia tahan selama bertahun-tahun. Inilah perjalanan suci yang didambakan, bukan hanya ingin menyempurnakan ibadah. Aka tetapi, memanjatkan doa untuk menyelesaikan masa lalu yang masih membelenggunya. "Kenapa kamu mengajak kami ke sini? Menangkap ikan sambil berenang Arya dan Maura juga sudah senang kok," tanya Rain yang tidak suka tempat ramai seperti masjidil haram. "Entahlah aku hanya mengikuti kata hati," jawab Yura dengan santai. "Kamu benar-benar nekat Yura, pergi ke sini tanpa pemandu dan pengawal. Bisa ngamuk

  • RAHASIA ISTRI BERCADARKU   Bab 54. Hujan ajarkan aku lupa

    "Mami, jangan diam saja ayo kita ke Bali!" ajak Arya sambil menarik ujung gamis Yura. Yura tampak berpikir keras agar Arya tidak ikut ke Bali. Bukan tidak percaya menitipkan anaknya sama Dragon. Akan tetapi, ia takut akan kemungkinan yang terjadi. "Sayang, kamu nggak bisa ikut Dady ke Bali karena kita mau. " Yura membisikan sebuah ide yang tiba-tiba terbesit di benaknya. "Aku mau Mami, Maura kamu mau ikut nggak ke--" Arya meniru Yura berbisik di telinga gadis kecil itu. Sambil bersorak girang Maura menyahuti, "Iya aku mau ikut, hore!" Yura tampak tersenyum lega karena berhasil membuat Maura dan Arya berubah pikiran. Akan tetapi, tidak dengan Dragon. Jujur ia masih tidak terima wanita itu belum bisa melupakan Abidzar."Ya sudah ayo kita siap-siap!" ajak Yura sambil menggandeng Arya dan Maura meninggalkan tempat itu. "Jangan egois, kamu sudah tahu bagaimana rasanya cinta tidak bisa memiliki, kalau mencintai Yura biarkan dia bahagia!" saran Rain terdengar bijak. Dengan dingin Drag

  • RAHASIA ISTRI BERCADARKU   Bab 53. Luka yang Tak Terlihat

    Malam itu kian merambat jauh, semilir angin menghapus jejak yang tertinggal di jalanan. Yura berdiri diam di ambang pintu, memandangi suaminya yang tertidur lelap di ranjang. Ia kemudian menulis surat yang telah dibacanya berulang kali, tapi tak pernah terasa cukup. Masa-masa kebersamaan mereka kini telah menyatu dengan gema kenangan yang tak bisa ia buang. Queenazalea dulu dikenal sebagai pembunuh bayaran paling tangguh dan hebat di timnya, The Ghost. Dengan julukan Phoenix ia menyelesaikan setiap misi dengan sempurna dan tanpa cela sedikitpun. Hingga satu hari tanpa sengaja ia mendengar percakapan rahasia ketua The Ghost dan putra tunggalnya Daren atau Dragon."Kau harus menikah dengan Letizia!" ujar Ramos dengan serius. "Tidak bisa, aku mencintai Lea." Dragon menolak dijodohkan.Mendengar penolakan putranya Ramos membentak dengan lantang, "Jangan gila kau, dia adikmu!" "Dia bukan adik kandungku!" sahut Dragon dengan berani. "Justru itu Ren, Lea bukan siapa-siapa. Lihatlah k

  • RAHASIA ISTRI BERCADARKU   Bab 52. Tindakan Rain

    Rain yang baru pulang bergegas masuk ke kamar Yura sambil membawa pesanan adiknya itu. Ia tampak terkejut melihat Dragon ada di dalam kamar. "Ada apa ini?" tanya Rain sambil melihat wajah Yura dan Dragon yang tegang secara bergantian. Dragon lupa mengingatkan penjaga untuk tidak membiarkan siapa pun masuk. Ia kemudian mencabut senjata api dari balik jaketnya dan menodongkan ke arah Rain. "Jangan ikut campur, cepat lakukan Lea!" ujar Dragon yang membuat Rain terkejut bukan kepalang. "Jangan lakukan Yura!" seru Rain yang membuat Dragon bersiap menarik pelatuk. "Ayo tembak, kau boleh mengira aku bodoh selama ini Dragon. Tapi kalau aku tidak mengoperasikan lap top dalam sejam semua polisi dunia akan tahu di mana markas The Ghost. Kau akan tahu kan akibatnya, mereka akan membunuh kita semua!" ancamnya yang sudah memperkirakan tindakan Dragon. Kali ini ia tidak akan membiarkan pria itu semena-mena lagi.Dragon menarik kerah baju Rain dan menatapnya dengan geram. "Kurang ajar, mau jadi p

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status