Pilihanmu hari ini adalah yang akan terjadi esok hari. Sekarang atau tidak sama sekali
Eva mematung di depan pintu kamar kostnya yang masih terkunci padahal ia hanya perlu memutar kunci sekali untuk membuatnya terbuka. Pulang harusnya menjadi tujuan melepas semua beban, sebelum menyandangnya lagi keesokan hari. Tetapi bagi Eva, pulang atau pergi sama saja. Sama-sama
Jika bukan karena harta dan kuasa, manusia bisa jadi binatang karena cintaEva ada di rumah saat Prita dan Lala ke sana setelah acara selesai, Eva tampak santai merelaksasi wajahnya dengan masker wajah dan segelas wine di atas meja. Setelah membuat Prita dan Lala kelimpungan mencarinya di seluruh area hotel. Pasalnya Pak Ibra menunggu Eva di after party yang lebih privat.
Kita melakukan banyak penyangkalan untuk menyangkal kemunculan rasa yang tidak masuk akal. Harus ada satu yang gila untuk meyakinkan, sebab jika tidak, kita tidak akan pernah mengenal apa itu cinta.Entah ada yang mengajari atau aslinya Erina memang seperti ini. Erina menggunakan semua cara untuk memukul Eva. Mulai dari mengambil semua orang-orang Eva, membangun image tuan putri, hingga memanfaatkan Saga untuk mempermainkan emosinya.Eva menyeruput sedikit demi sedikit cairan kopi dalam cangkir yang suhunya perlahan turun. Hal terpenting yang harus dilakukannya adalah tetap tenang, jangan sampai ia terpancing dan masuk ke permainan Erina. Eva hanya perlu fokus pada tujuannya sendiri.Dan tentang Saga, seperti halnya kopi di tangannya, jika didiamkan lama-lama,
Untuk sesuatu yang sudah bayar senilai harga diri,sudahsepantasnya dipertahankan sampai matiEva baru membuka mata ketika merasakan mobil Saga sudah berhenti bergerak, ia menoleh protes karena ini bukan rumahnya."Lima menit saja. Cuma mau beli burger buat dimakan sambil jalan." Tangan kiri Saga lalu diangkat menepuk-nepuk puncak kepala Eva. "Kamu boleh pura-pura tidur lagi."Mobil Saga bergerak ketika mobil di depan juga bergerak, ada 3 mobil yang mengantre layanan drive thru sebuah makanan cepat saji. Eva sudah menyerah dengan pura-pura tidurnya dan sekarang jadi berlagak serius dengan ponsel.
Pertarungan dimulai sejak kamu tahu siapa yang harus kamu kalahkanSaat itu juga Eva menghubungi Prita, menuntut penjelasan darinya. Berhubung Prita tidak juga menjawabnya setelah beberapa kali panggilan, Eva akhirnya memutuskan untuk menemuinya di kantor agensi.Eva menemukan Erina sedang sendirian di sebuah ruang meeting kapasitas kecil. Eva menerobos masuk dengan tidak sopan. “Kenapa bisa ada nama Erina di daftar pemain Shouldn’t Born?”Prita berhenti memijit pelipisnya dan menyandarkan punggung agar lebih nyaman menatap Eva yang masih berdiri. “Tentu saja dia lolos casting, memangnya apa lagi?” Hebat sekali, pikir Eva. Sekali casting langsung lolos. Eva dulu harus mengalami penolakan dan penghinaan berkali-kali sebelum akhirny
Hanya karena dia menangis lebih sering, bukan berarti dia lebih terluka.Hanya karena dia melukai lebih sering, bukan berarti dia lebih jahat“Biarkan saya mendengar apa tujuan Anda mengajak saya bertemu,” ujar Eva tanpa sapa salam. “Supaya saya bisa tahu tebakan saya benar atau salah,” lanjutnya.Lelaki paruh baya yang tak lain adalah papanya Erina itu menatap Eva tenang. “Kamu tidak perlu sampai sebegitunya dengan Erina.”Eva tertawa tanpa suara. Dugaannya benar, meski begitu tetap saja memberi efek kejut.Sudah pasti Erina sudah mengadu ke semua orang bahwa Evaria Dona telah membuat namanya dicoret dari film yang akan dibintanginya. “Lalu yang semestinya saya lakukan seperti apa?”
Jika sudah tahu tak ada yang melindungimu, bangun sendiri benteng pertahananmuEva tidak tahu berapa lama ia menangis, ketika akhirnya ia bisa menenangkan diri, langit yang semula masih terang kini meredup. Parkiran pun sudah nyaris kosong. Saga belum juga kembali, padahal Eva sudah berjaga-jaga mengunci pintu agar Saga tidak masuk dulu, sampai Eva siap.Eva terpaksa keluar, celingukan ke segala arah mencari keberadaan Saga.“Mbak Evaria?” Seseorang berseragam Fantasiland mendekati Eva. “Mari, Mbak. Sudah ditunggu Mas Saga di dalam.”“Di dalam mana?” Petugas itu hanya tersenyum dan membimbing Eva sampai melewati pintu masuk Fantasiland.
Bercerita artinya bukan mengumumkan kelemahan, melainkan berbagi kekuatanPagi ini barangkali menjadi pagi terbaik sepanjang hidup Evaria. Semalam ia bisa tidur lelap meski tanpa alkohol atau obat. Pertama kali yang dilakukannya begitu membuka mata adalah melihat fotonya bersama Saga di depan patung ikon Fantasiland.Rasanya apa yang mereka lakukan semalam masih seperti mimpi, foto ini menjadi satu-satunya bukti bahwa itu nyata. Sensasi bahagia ini, masihkah akan berlanjut hari ini dan esok?Sejenak Eva lupa akan kecemasan dan segala permasalahannya, kemudian Eva mengingatkan diri lagi bahwa ia tidak boleh terlena.“Ada yang asli di belakangmu, kenapa nggak berbalik dan lihat langsung?” bisik Saga disambung dengan kecupan-kecupan kecil di sepanjang tengkuk hingga belakang cuping telinga Eva.Eva menggeliat kegelian, membalikkan badannya hanya agar Saga berhenti menciuminya. Kenyataannya, Saga belum mau berhenti. Ia beralih menciumi rah
Kebahagiaan itu siang yang bertamu pada malam. Bagaimana pun dunia akan kembali dingin, gelap, dan kesepianSebagai 'anak' kesayangan Pak Ibra, Eva tidak memiliki kesulitan untuk memenangkan hatinya lagi. Pak Ibra masih menyesalkan keputusan Eva meninggalkan Fame dan berkata Eva bisa kembali kapan saja.Erina juga ikut dalam makan malam mereka, dan bahkan bersama Pak Ibra, mereka bertiga sudah mengambil foto bersama. Erina mempertahankan citra suci dengan menolak ketika ditawari wine, dia mengaku belum pernah minum minuman beralkohol seumur hidup. Sontak saja Pak Ibra menertawakan kepolosan Erina. Pak Ibra membandingkan Erina dengan Eva dulu yang tampak sudah akrab dengan minuman memabukkan itu.Ya, terima kasih pada Rizal yang mencekokibya berbagai macam minuman jenis itu.Seperti pesan Saga, Eva tidak minum terlalu banyak. Kesadarannya ia jaga penuh untuk bertemu dengan Saga setelah ini.Eva berlari kecil menuju mobil Saga terparkir.