Share

Aris frustasi

"Siapa namamu?" tanya Lelaki itu. Kini ia duduk di kursi samping ranjang tempat Nisa terduduk.

Nisa berfikir sejenak. Lebih baik, ia menggunakan nama belakangnya saja untuk persembunyiannya. Toh, di sini tak ada yang mengenalnya.

"Nayra," jawab Nisa datar.

"Emm, Baiklah. Nayra, adakah keluarga yang bisa dihubungi? Aku akan memberitahu tentang keadaanmu."

Pertanyaan lelaki itu membuat Nisa terdiam.

"Tidak ada," jawabnya bohong. Nisa tak mau Sarina mengetahui kepergiannya. Bisa-bisa buleknya itu akan memaksanya untuk kembali pada Sarah.

Lelaki itu mengernyitkan dahinya.

"Di mana orang tuamu?" tanyanya lagi.

"Orang tua saya sudah meninggal. Saya sebatang kara," jawabnya menatap objek di depannya. Kosong.

"Lalu, kau tinggal dimana?"

"Sa-saya tidak punya tempat tinggal," jawab Nisa tergagap.

Lelaki itu terlihat berfikir. Matanya melirik pada tas besar yang ia bawa di tempat kejadian saat ia menabrak Nisa. Tas itu sudah menjelaskan bahwa Nisa pergi dari tempat tinggalnya.

Tak mau banyak tan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status