Beranda / Rumah Tangga / RANJANG PANAS KAKAK IPAR / Bab 175. Jangan diminum!

Share

Bab 175. Jangan diminum!

Penulis: weni3
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-24 06:01:00

"Berani duduk dan mendekati istriku, maka kamu akan aku pecat!"

DEG

Bagai tersambar petir di siang yang terik. Dito yang baru saja hendak duduk seketika berdiri lagi setelah mendengar ancaman dari Gama.

Mana berani jika apa yang akan dilakukan mempertaruhkan pekerjaan. Dito yang sudah lama mengabdi dengan Gama hingga memiliki banyak tabungan dan aset untuk di masa depan tentu saja tidak akan menyia-nyiakan apa yang sudah berjalan.

"Kenapa? Ayo Pak! Saya nggak mungkin habis sendirian," ajak Zoya.

"Maaf Nyonya, tapi saya lebih baik kembali ke ruangan saya. Jika Nyonya takut tidak bisa menghabiskannya sendiri, maka Nyonya bisa mengajak Pak Gama untuk makan bersama."

"Nggak mau, nanti muntah lagi malah repot. Mau ngajak yang mau-mau aja. Kamu nggak usah takut, Pak Dito! Kalau Mas Gama nggak mau bayar kamu, nanti saya yang menggaji Pak Dito dengan nominal yang sama dengan yang diberikan oleh suami saya."

Gama mengerutkan keningnya setelah mendengar itu. Setelahnya Gama
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 204. Minta Jatah

    "Sayang...." Gama masuk ke dalam kamar dan menyapa Zoya yang masih tertidur. Gama masuk ke dalam selimut yang sama kemudian memeluk Zoya dengan erat. Gama merapatkan diri membuat Zoya terusik. "Mas..." "Maaf mengganggumu, Sayang. Mau pindah ke kamar kita? Ayo, Sayang!" ajak Gama dan Zoya berbalik menghadap suaminya. Zoya memperhatikan wajah Gama yang begitu terlihat sangat lelah sedangkan dia sendiri masih sangat mengantuk sekali. "Tapi nggak mau jalan," kata Zoya manja dan Gama terkekeh dengan tatapan begitu gemas pada Zoya. Pria itu pun beranjak kemudian merentangkan kedua tangan dan Zoya pun tersenyum melakukan hal yang sama. Zoya melingkarkan tangannya di leher Gama dan menyandarkan kepalanya dengan mata terpejam. Rasanya ingin kembali terlelap lagi karena kantuknya masih sangat terasa menyiksa. Gama pun membawanya dengan gagah. Zoya lupa jika itu bukan rumahnya. Dia berpikir tidak akan ada yang melihat tetapi ternyata ada Bibi yang tiba-tiba keluar dari kamar un

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 203. Sisanya....

    Zoya pun masuk kamar dan segera menutup pintu kamar tersebut tetapi begitu terkejutnya dia saat melihat Gama menahan pergerakan tangannya. Pria itu nampak cemas memperhatikan membuat Zoya menarik kedua ujung bibirnya. "Kenapa Mas? Acaranya baru akan dimulai." "Kamu kenapa Sayang? Kenapa terlihat pucat sekali? Apa kamu sakit?" tanya Gama dan Zoya menunduk mengusap perutnya. "Agak sedikit keram, Mas." Gama pun mendorong pintu kamar kemudian masuk dan menutup pintu tersebut. Gama meraih tangan Zoya dan menggenggamnya kemudian membawa dia menuju ranjang. "Rebahan Sayang! Aku usap perutnya. Mungkin anak kita kangen Papahnya. Seharian Papahnya sibuk mengurus semuanya," kata Gama yang membuat Zoya tersenyum mendengar itu. Zoya pun segera merebahkan tubuhnya dan tangan Gama mengusap seraya menunduk membisikkan sesuatu di sana. Sesekali kecupan pun Zoya rasakan di perutnya yang membuat hati Zoya menghangat. Usapan itu pun terasa sangat nyaman sampai Zoya merasakan kedua matany

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 202. Otakmu Sudah Gila!

    Semua menoleh memperhatikan Sena setelah suara sentakan wanita itu terdengar sangat lantang usai jatuhnya piring ke lantai hingga makanan buyar berantakan. Zoya melirik Gama yang kemudian melangkah mendekati dan menarik tangan Bibi Santi. "Otakmu sudah gila! Kehilangan Nenek kamu nangis tapi Ibumu kamu bentak seperti ini. Mati kamu jika kehilangan Ibumu!" kata Gama dengan tatapan tajam kemudian menoleh menatap Zoya. Zoya pun segera mendekati dan mengajak Bibi menjauh dari sana membiarkan Gama yang turun tangan. Dito pun menggelengkan kepala melihat itu apalagi yang kedapatan tanggung jawab dari Gama. "Tuan..." Tangan Gama terangkat menghentikan ucapan Dito yang kemudian membuat pria itu bungkam. Gama yang sekarang turun tangan karena sikap Sena sudah sangat keterlaluan. "Tapi Mas, aku nggak akan seperti ini kalau didikan mereka itu benar!" kata Sena membela diri. "Tapi tidak dibenarkan jika kamu membalas dengan melawan ibu yang sudah melahirkan dan membesarkan kamu.

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 201. Mau Sayangin Kamu, Mas.

    Dito menahan pergerakan Sena yang hendak menyusul Gama. Kedua mata Sena terlihat penuh kekhawatiran akan nasib wanita itu selanjutnya setelah dibuang dari keluarga Atmanegara. Namun sepertinya ada yang dilupakan oleh Sena. "Tidak perlu mengejar Tuan Gama! Sesuai dengan perjanjian kita dan kamu sudah berjanji akan patuh apa yang aku katakan. Kamu sudah menjadi tanggung jawabku! Jangan lagi menjadi wanita yang berambisi kalau tidak mau aku kembalikan lagi kamu ke ruangan pasung itu." Sontak Zoya menoleh ke arah Dito yang terlihat sangat serius sekali. Penuturan pria itu penuh ancaman yang membuat Sena menelan kasar saliva dan mengangguk patuh. "Bagus! Satu lagi, orang tuamu tetap menjadi orang tua yang sudah banyak berjasa. Tidak seharusnya kamu melawan mereka walaupun mereka mungkin memiliki banyak salah." "Tapi yang membuat aku muak adalah mereka yang sudah membuat nenekku mati." "Tapi semua itu pun ada kaitannya denganmu. Andai kamu tidak melakukan kesalahan besar itu p

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 200. Jangan Buang Aku!

    Zoya terdiam menatap penuh wajah Bibi yang terlihat sangat gelisah. Beliau pun terlihat kecewa tetapi tidak ada kemarahan di sana. Zoya harap, Bibi pun mengerti kenapa suaminya sampai melakukan ini. Hanya saja Zoya pun paham andai Bibi kecewa karena yang dilakukan suaminya tentu saja sangat tidak manusiawi. Namun mengingat kesalahan yang Sena lakukan, tentu saja semua orang ingin Sena jera dan menyesal, kecuali paman Bara yang justru sangat keras menyikapi ini semua. "Tidak ada Ibu yang tidak sedih saat tau putrinya diperlakukan seburuk itu, Zoya. Tentu saja Bibi sangat sedih sekali tetapi Bibi paham kenapa Gama melakukan itu. Tidak apa asal Sena menjadi manusia yang lebih baik lagi. Jangan sampai Sena melakukan hal-hal yang bisa merugikan orang lain. Bibi harap Sena bisa menjadi baik walaupun dengan Bibi malah memusuhi." Zoya justru tambah sedih mendengar jawaban dari Bibi Santi. Dia pun memeluk Bibi Santi dan memberikan kekuatan untuk beliau. Zoya sendiri sampai meneteskan

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 199. Jangan Menghalangi!

    "Mas kenapa Sena menyalahkan Bibi dan Paman? Sena tau dari mana? Apa mungkin ..." "Mungkin Dito yang memberitahukannya. Biarkan saja!" "Tapi Mas, kasihan Bibi ..." Zoya terus memperhatikan dengan kedua mata yang memerah. Melihat Sena yang menaruh kebencian pada ibunya sungguh membuat hati Zoya teriris jadinya. Dia yang sudah lama ditinggal ibunya merasakan betul bagaimana rasanya kehilangan tetapi Sena justru terkesan memusuhi orang yang sudah melahirkan wanita itu. "Jika kasihan mungkin sekarang memang sudah waktunya tetapi kesalahan itu sudah sejak lama dipupuk hingga Sena menjadi anak yang pembangkang dan juga nekat. Bukan salah kita! Boleh iba tetapi bukan terus dikasih hati." Zoya mengangguk paham. Paham jika Gama tengah mengingatkan padanya untuk tidak terlalu memberikan hati dan agar lebih berhati-hati juga. Memang Zoya terlalu baik hingga terkadang kebaikannya dimanfaatkan oleh orang lain tetapi kali ini berbeda. Zoya sangat iba melihat Bibi Santi diperlakukan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status