Share

BAB 2

Swuuuutt!

Tak kalah cepat, serigala raksasa itu juga sudah bergerak. Gerakan yang mungkin tak dapat ditangkap oleh mata manusia biasa. Entah kenapa Rashva dapat melihatnya dengan detail. Seolah seluruh yang terjadi di depan matanya dilakukan dalam gerakan slow motion.

Claaap!

Tombak itu tidak jadi menembus dada Rashva, tetapi malah menusuk punggung serigala raksasa.

Meskipun lukanya tidak dalam, tak urung darah mengucur juga dari luka itu.

“Salah sendiri, mengapa kau memilih anak itu sebagai Kyrios mu! Hahahahaha!” orang besar itu masih tertawa. Ia nampaknya merasa di atas angin karena telah berhasil melukai Fenrir berkali-kali. Padahal badannya sedikit kalah besar.

Fenrir tidak berkata apa-apa. Darah masih mengalir.

“Sedikit lagi tubuhmu akan lemah tak berdaya karena luka-lukamu. Dan kau tak akan sanggup melindungi Kyriosmu lagi. Di saat itu aku akan membunuh Kyrios-mu. Dan kau akan menjadi Ronin Daimon. Seorang Daimon tanpa tuan! Dan aku akan segera menjadi tuanmu! Hahahahahaahahahah!”

“Cula, kau tampak yakin sekali aku akan kalah. Hahahah” tawa Fenrir santai.

Orang besar yang Bernama Cula itu berkata, “Tidak hanya yakin. Aku malah percaya kau memang sudah ditakdirkan menjadi Daimon ku berikutnya. Kau sudah menjadi rebutan banyak orang semenjak ribuan tahun yang lalu. Nampaknya, aku yang berjodoh untuk memilikimu. Hahahaha!”

Fenrir menoleh kepada Rashva. Lalu berkata, “Kau pasti banyak pertanyaan, bukan? Nanti kujelaskan. Tapi sekarang aku hanya ingin mengajukan satu permintaan kepadamu.”

“A…aa paa.. itu?” tanya Rashva terbata-bata.

“Katakan ‘Meigma

“Meigma!”

Tiba-tiba Rashva merasa dirinya tersedot lagi oleh kekuatan Bagai ombak Samudra. Matanya Kembali silau dengan cahaya. Yang aneh, dirasakannya Fenrir semakin mendekat kepadanya. Lalu tubuh mereka berdua bersatu!

Kejadian ini hanya berlangsung dalam sekejap mata, tetapi Rashva merasa lama sekali.

“Apa….yang…terjadi…!?”

Rashva memandangi sekujur tubuhnya sendiri. Dilihat tangannya sudah bukan lagi menjadi tangannya. Melainkan sebuah tangan yang telah terlapisi logam putih keperakan. Ia seperti memakai sejenis armor atau baju zirah yang menyatu dengan kulit dan dagingnya!

Jari jemarinya pun dilapisi armor tersebut. Kukunya tajam!

Rashva tak percaya dengan apa yang dilihatnya!

Tiba-tiba ia mendengar suara Fenrir di dalam kepalanya. “Tidak ada waktu untuk menjelaskan. Kita telah bersatu. Daimon dan Kyrios. Sekarang kita memiliki kekuatan tak terkalahkan. Ayo kita bertarung melawan Cula!”

Tiba-tiba Rashva merasa tubuhnya bergerak sendiri. Ia menyadari bahwa Fenrir lah yang menggerakkannya. Rashva merasa tubuhnya sangat lincah, bergerak sangat cepat.

Traaang! Traaang! Traaaaang!

Tombak keperakan Cula menghujam tanpa henti. Tetapi gabungan tubuh Fenrir dan Rashva mampu menghindarinya, bahkan tusukan itu sama sekali tak mampu menembus armor di tubuh mereka.

“Kau takut sekarang, Cula?!” Fenrir yang bicara tetapi mulut Rashva yang bergerak.

“Ternyata, Synkreti kalian sangat kuat…., celaka….!!” Cula terlihat gemetar.

Dalam hati Rashva bertanya-tanya. Apa itu Meigma? apa itu Synkreti? apa itu Daimon?

Tetapi ia sudah tidak mau berpikir lebih jauh. Kejadian ini saja sudah sangat mengagetkan baginya.

Blaaaaarrrrr!

Tetiba muncul ledakan, dan muncul cahaya besar.

Cula telah hilang dari hadapan mereka.

“Dasar pengecut. Hahaha!” tawa Fenrir.

Ia lalu berkata kepada Rashva, “Saatnya untuk berpisah. Katakan Xechorist.”

Saat Rashva mengatakan itu, tahu-tahu ia merasa seluruh dunia terasa gelap!

Saat ia bangun, ternyata ia berada di atas kasur kamar kostnya!

Sekarang jam 4 subuh!

Jadi tadi itu semua hanya mimpi belaka?

Ah! Mengecewakan!

Padahal mimpi itu seru sekali. Rashva baru pertama kali merasakan mimpi seperti itu. Bahkan bermimpi seperti itu adalah impiannya selama ini. Lucu juga ya. Impiannya adalah sebuah mimpi.

“Yah, sudahlah. Kalau memang hanya mimpi. Cocok juga bisa jadi inspirasi menulis di platform novel online,” tawa Rashva dalam hati.

Sholat Shubuh dulu. Setelah itu lanjut main game!

Masih ada waktu sebelum ngantor jam 8 nanti.

Rashva memang sangat suka main game. Segala genre game ia sukai. Tapi ia lebih suka main di console ketimbang di Hape. Baginya ya main game itu di console. Bukan di Hape.

Saat ini ia sedang bermain game Tekken di Playstation 5 nya.

Untuk urusan game, Rashva memang gak tanggung-tanggung. Ia punya console Playstation 5 dan Nintendo Switch. Ia memang menabung gajinya hanya agar bisa membeli console dan game yang ia sukai. Bagi Rashva, nge-game adalah kebahagiaan yang hakiki.

“Wah, gak kerasa udah jam 7. Ya udah lah, mandi dulu.”

Ia segera beranjak ke kamar mandi. Saat membuka seluruh pakaiannya ia melihat sesuatu yang aneh pada pantulan cermin.

Ada sebuah bekas kepalan pada dadanya!

Bekas lebam itu berwarna merah kehitaman.

“i…ni.., bekas..pukulan…Cula!”

Ya. Cula memukul dadanya sebelum mereka terlempar ke dunia aneh itu.

“Semalam itu bukan mimpi??? Cihuyyyyyyyy!!!!” teriak Rashva dengan sangat bersemangat.

“Rashva ada apa?” terdengar suara ibu kost dari luar bertanya dengan khawatir bercampur kaget.

“Ah, tidak kok, Bu. Ini cuma lagi main game,” jawab Rashva.

“Oh, ya sudah. Mohon lebih tenang ya. Biar ndak mengganggu teman kost yang lain,” kata Ibu Kostnya dengan lembut.

Nggih, Bu Rani. Maaf.”

“Iya, tidak apa-apa.”

Setelah memastikan Bu Rani sudah tidak berada di depan kamarnya, Rashva lalu memutuskan.

Ia akan mengucapkan kata itu.

Meigma!

Maigma!

Muigma!

Lah kok gak berubah?

Aku kok gak bisa Henshin (berubah) lagi?

Jadi itu semua mimpi?

Ah! Sialan!

Tapi kenapa ada bekas pukulan di dadaku?

Apakah semalam aku dirampok orang berbadan besar itu, lalu secara tidak sadar pulang ke kost?

Aneh!

Aku harus mencari jawaban semua ini!

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Satria Maharddhika
mboissss sam norman, lanjutkan ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status