Akhirnya Gisella dan Gio, Danisha dan Dima, Grenda dan Alex, serta Clarista dan Augfar berkumpul menjadi satu. Mereka berdelapan duduk di satu meja khusus yang disediakan oleh Vistania dan Jammie.
Pesta pertunangan Tania dan Jammie merupakan salah satu pesta yang bertabur orang-orang penting dan artis. Meskipun yang hadir hanya kalangan terbatas, tapi mereka tidak segan memberikan kabar bahagia ini pada awak media. Untuk alasan tersebut lah media beramai-ramai mendatangi lokasi pertunangan mereka berdua.
Acara inti akan segera dimulai. Vistania beserta orang tuanya dan begitu pula Jammie, sudah berada di atas panggung. Semua tamu undangan terfokus pada mereka berdua. Vistania yang malam ini terlihat amat cantik mengenakan gaun pastel rancangan Clarista dengan make up simple, membuatnya tampak seperti Princess malam ini dan begitupun dengan Jammie yang terlihat tampan bersama setelan tuxedo berwarna hitam pekat. Cincin telah disematkan pada ja
Happy Reading gengs *****"Pagi, Nan!" sapa Danisha pada Kinan yang tengah sibuk pada satu buku."Eh, Mbak Dani. Pagi juga, Mbak. Wah, tumben banget pagi-pagi udah mampir.""Iya, nih. Ada perlu sama Cla. Bos lo ada kan? " tanya Dani basa basi."Ada kok di ruangannya, Mbak. Tapi gitu deh, mukanya nyeremin dari tadi pas dateng sampe sekarang." Curhat Kinanti pada Danisha."Ya, udah deh. Gue masuk dulu ya, Nan?" pamit Danisha.Danisha berjalan menuju ruangan Clarista yang pintunya tertutup rapat. Tiga kali ketukan tidak ada jawaban dari Clarista. Maka Danisha membuka dengan santai pintu ruangan tersebut.Terlihat di sana Clarista tengah sibuk dengan sketsa-sketsa baju miliknya. Tidak ada niat sama sekali untuk melihat siapa tamu yang masuk ke ruangannya."Kenapa handphone lo nggak aktif?" tanya Danisha tanpa basa basi.Clarista tetap diam, tidak mengacuhkan
Happy Reading gengs*****Kemeja putih berlengan panjang dan hanya mampu menutupi sebagian paha serta rambut ikal coklat yang terurai menambah kesan sexy untuknya. Wanita ini terbangun dengan perasaan bahagia.Secangkir kopi panas berada di dalam genggamannya, wanita itu sedang terfokus memandangi pemandangan dari lantai dua puluh lima apartemen. Bukan lalu lalang kendaraan yang jadi pemandangan di matanya. Namun, gedung pencakar langit yang menjulang tinggi tersusun secara rapi, sinar matahari pagi masuk melalui celah jendela serta kicau burung yang menambah kesegaran pagi itu.Clarista memandang pria yang kini masih tertidur pulas di atas tempat tidur. Lagi-lagi ia tersenyum bahagia sembari menyeruput kopi hangat di dalam gelasnya. Dia tidak habis pikir atas apa yang dilakukan oleh pria misterius itu, pria yang kini telah resmi menjadi calon suaminya.Pria yang penuh dengan rahasia. Augfar menggeliat pelan dan menguc
Happy Reading gengs*****Clarista bersandar di dada Augfar yang sibuk dengan laptopnya. Ia memperhatikan pria yang dulu hanya bisa dipandangi dari kejauhan itu dengan begitu intens. Augfar sibuk dengan file-file dan email pekerjaannya, sedangkan Clarista kini membuka akun media sosial miliknya.Headline berita online, masih memuat berita tentang dirinya dan Augfar beserta teman-temannya yang lain. Wajahnya kini terpampang jelas disetiap media massa. Twitter serta Instagram pun followers-nya meningkat tajam. Clarista tersenyum geli melihat perubahan drastis yang kini tengah dijalaninya. Semua efek pria yang akan menjadi teman hidupnya ini terlalu besar. Clarista beranjak dari tempat tidur untuk mengambil Macbook miliknya."Kamu mau kemana?" tanya Augfar posesif dan Clarista tersenyum."Aku cuma mau ambil MacBook kok. I'll be back, Dean," ucap Clarista secepat mungkin berlalu dari hadapan Augfar untuk mengambil Ma
Happy Reading gengs ****** Clarista mempersiapkan satu koper berukuran sedang untuk membawa beberapa keperluan foto prewedding ke California. Augfar sudah berpesan padanya, untuk membawa hal-hal penting yang tidak ada disana saja. Sedangkan pria itu tidak membawa apa pun. Semua hal yang diperlukan, bisa ia beli dengan mudah di sana. Danisha duduk di atas tempat tidur Clarista dan memandang sahabatnya itu dengan tatapan iri. "Cla, sumpah! Gue iri banget sama lo," ucap Danisha dengan wajah sedih tanpa dibuat-buat. "Lo ngapain iri sama gue? Emang gue kenapa, Dan?" tanya Clarista, berbalik memandangi Danisha dengan bersandar di meja riasnya. "Lo beruntung banget. Sekalinya lo pacaran langsung dapet Augfar, terus kalian berdua sama-sama bersih lagi. Tiba-tiba kalian mau nikah aja. It's so beautiful life banget, 'kan?" jelas Danis
Happy Reading gengs*****Kepulangan Cla dan Augfar ke Indonesia harus dipercepat karena ada faktor mendesak. Salah satu pabrik kelapa sawit milik perusahaan Augfar mengalami kebakaran yang membuatnya harus ikut andil melihat apa yang terjadi sebelum penyelidikan polisi dilakukan.Masih untung, kebakaran pabriknya bertepatan dengan selesainya pemotretan prewedding keduanya. Danisha dan Dima yang awalnya akan ikut serta menyusul ke Amerika pun harus mengurungkan diri. Dima bahkan ikut mengurusi salah satu pabrik milik perusahaan Augfar yang terbakar itu, karena memiliki saham di sana.Mengabaikan rasa jet-lag yang mendera, Augfar langsung menuju lokasi pabrik yang terbakar, sedangkan Clarista kembali ke apartemennya untuk beristirahat.*Augfar : Kamu udah makan, Sayang?*Clarista: Ck, yang harusnya tanya kayak gitu tuh aku kali. Kamu udah makan belum? Gimana urusan kamu di sana? Semua baik-baik aja,
Happy Reading, gengsss...!!!Makin kepo? Makin seru? Makin ngegemesin gak?Jangan lupa komen*****"Dua hari ini, kamu keliatan pucat banget sih? Kamu sakit?" tanya Gio pada Gisella yang kini duduk di sofa panjang apartemen mereka.Wanita itu mencoba untuk memejamkan mata seraya menyenderkan tubuhnya ke punggung sofa. Gisella tidak menjawab pertanyaan kekasihnya, yang baru saja pulang dari kantor. Gio pun berjalan mendekati dan kini telah duduk di samping Gisella sambil memegang dahi wanitanya."Kamu udah makan?" tanya Gio lagi dan dijawab dengan gelengan lemah dari Gisella."Kayaknya asam lambung aku kambuh lagi deh, Gi! Soalnya perut aku nggak enak terus. Makan apa-apa jadi nggak nafsu. Bawaannya mau muntah terus," keluh Gisella pada Gio, dan pria itu mengelus dahinya dengan lembut."Pasti pola makan kamu balik lagi jelek kayak dulu. Aku udah selalu ingetin kamu buat makan sesuai jadwal, ka
Happy Reading ebebcuu*****Gio duduk santai di samping Augfar, sedangkan Gisella mendekap erat tubuh Clarista. Augfar memandang kesal Gisella yang menempel erat pada calon istrinya tersebut."Muka lo biasa aja sih, Far. Gisella nggak lesbi, tenang aja lo!" ejek Gio melihat raut wajah bete Augfar.Clarista memberi kode pada Augfar untuk bersikap biasa saja, tapi bukan Augfar jika menuruti apa yang diinginkan kekasihnya."Gisel, lo bisa biasa aja nggak kalo peluk calon Istri gue," ucap Augfar dengan nada sedikit kesal pada Gisella.Gisella, Gio bahkan Clarista tertawa kencang mendengar ucapan Augfar barusan. Gisella sama sekali tidak tersinggung akan ucapan yang dilontarkan dari bibir pria tampan itu."Astaga, Dean! Please, deh. Kamu apa-apaan sih?" protes Clarista tak enak hati pada Gisella dan Gio, atas tingkah konyol Augfar."Demi apa pun, Far. Lo tuh ternyata posesif banget, ya? Bener-bener Cla, calon laki loh!"
Pagi yang sangat indah untuk seorang Augfar. Begitu ia membuka mata, kini sudah ada seorang bidadari cantik yang menemaninya. Dulu hal seperti ini adalah sebuah mimpi besarnya, tapi kini ia mampu mewujudkan mimpi tersebut menjadi sebuah kenyataan.Wanita yang membuatnya tergila-gila semenjak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas, kini telah resmi menjadi istrinya.Augfar mengelus serta menciumi pipi Clarista yang terlihat sangat mempesona ketika tidur. Wanita itu menggeliat, ketika ia merasakan sesuatu menjalar di wajahnya.Clarista membuka mata secara perlahan dan menemukan sang suami—Augfar Andrean Davinci—tengah menciumi wajahnya berkali-kali dengan senyum sejuta watt yang di miliki pria tampan itu."Morning, Suamiku," sapa Clarista dengan suara serak khas bangun tidur."Morning, Istriku," jawab Augfar dengan perasaan bahagia."Ini jam berapa, Dean?" tanya Clarista."Masih jam 5.10