Home / Fantasi / REINCARNATED WITH SYSTEM / Chapter 7 – Rumor yang Menyebar

Share

Chapter 7 – Rumor yang Menyebar

Author: Aditya Yunda
last update Last Updated: 2025-09-08 11:48:12

Kota Perbatasan Moonlight selalu ramai, tetapi dua hari terakhir suasananya berbeda. Obrolan di kedai, di pasar, bahkan di pelataran sekte kecil hanya membicarakan satu hal: orang asing berjubah hitam yang mempermalukan anak pejabat dan membantai dua kultivator bayaran seolah bukan apa-apa.

“Katanya dia hanya menghunus pedangnya sekali, lalu dua orang itu jatuh begitu saja.”

“Aku mendengar aura yang ia lepaskan membuat belasan orang pingsan.”

“Tidak mungkin ia hanya seorang pengembara. Dia pasti murid sekte besar yang sedang menyamar.”

Cerita-cerita itu semakin lama semakin dilebih-lebihkan. Ada yang bilang Hiro adalah reinkarnasi pembunuh legendaris. Ada yang menyebutnya sebagai bayangan kutukan yang turun dari langit. Tidak ada yang tahu kebenarannya, tetapi semua orang membicarakannya.

Di sebuah kedai arak, beberapa kultivator muda dari sekte kecil saling berdebat.

“Kalau benar dia sekuat itu, mengapa tidak ada sekte yang mengklaimnya?”

“Justru karena terlalu kuat, sekte besar pasti sudah menunggu. Namun mereka tidak ingin bertindak gegabah.”

Hiro yang sedang duduk di sudut ruangan, mendengarkan percakapan semua orang dengan tenang. Tatapannya tidak menunjukkan emosi, tetapi telinganya menyerap semua informasi. Rumor telah bekerja sesuai keinginannya.

{Tuan, popularitas Anda semakin meningkat secara drastis. Namun, ini juga berarti perhatian yang tidak diinginkan akan datang lebih cepat.}

Hiro menyesap araknya. “Itu baik. Lebih cepat mereka datang, lebih cepat pula aku menaklukkan mereka.”

Di tempat lain, aula besar Paviliun Pedang Langit dipenuhi cahaya lampu kristal. Beberapa elder duduk melingkar, wajah mereka nampak serius.

“Rumor tentang orang asing itu terlalu mencolok untuk diabaikan oleh kita."

“Dia mempermalukan anak pejabat dan membantai dua kultivator tanpa kesulitan. Jika kita membiarkannya lepas, sekte lain bisa lebih dulu menariknya.”

“Namun, jika rumor itu hanya dilebih-lebihkan saja, bisa jadi kekuatannya tidak sebesar yang digembar-gemborkan.”

Seorang elder berambut putih akhirnya angkat bicara.

“Kita tidak boleh bertaruh dengan nasib sekte. Undang dia secara resmi. Jika dia benar-benar sekuat kabar yang beredar, lebih baik kita menjadikannya milik Paviliun Pedang Langit daripada musuh.” ucapnya dengan nada serius.

Keputusan diambil. Seorang murid mereka dikirim untuk mencari keberadaan Hiro.

Sementara itu, di lorong gelap salah satu gang kota, sekelompok orang berjubah hitam membicarakan hal yang sama. Mata mereka berkilat dingin.

“Orang asing itu membunuh dua orang kita.”

“Tidak mungkin kebetulan. Dia harus dihabisi sebelum menjadi ancaman lebih besar.”

“Paviliun Bayangan Malam tidak akan membiarkan namanya tumbuh.”

Mereka bergerak cepat, menebarkan jaringan informasi. Hiro tidak hanya menjadi pusat perhatian sekte besar, tetapi juga target organisasi pembunuh yang berbahaya.

Malam itu, Hiro berjalan dengan tenang menyusuri jalanan kota yang sepi. Angin malam bertiup pelan, membawa aroma tanah dan debu. Ia tahu rumor telah menempatkannya di puncak pembicaraan. Ia juga tahu, semakin tinggi ia berdiri, semakin tajam pula mata musuh yang menatapnya. Seperti kata pepatah semakin tinggi pohonnya semakin kuat pula angin mengguncang nya.

Namun, bukan rasa takut yang menyelimuti hatinya, melainkan kegembiraan.

“Semua ini hanya permulaan,” bisiknya pelan.

Di balik jubah hitamnya, sebuah pedang hitam legam bergetar seolah tau dan ikut merasakan haus darah tuannya.

Dan di kejauhan, langkah kaki samar-samar mengikuti, tanda bahwa kota ini mulai menutup lingkaran pada sosok yang disebut banyak orang sebagai Bayangan Misterius.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • REINCARNATED WITH SYSTEM   Chapter 18 – Malam Serangan Bayangan

    Kabut malam menutup Paviliun Pedang Langit seperti tirai raksasa. Bulan hanya tampak samar, seolah enggan menatap dunia yang bersiap ke jurang pertempuran. Hiro berdiri di pelataran utama, angin dingin menyapu jubahnya.Di balik kesunyian, ia merasakan denyut halus energi liar. Bukan sekadar insting; getaran itu menyusup lewat tulang.{Peringatan awal: aktivitas spiritual tak dikenal mendekat dari arah timur. Sumber tidak terklasifikasi.}Suara sistem itu tidak lagi terdengar seperti bunyi logam kaku. Kini ia mendengar nada seperti bisikan, tenang namun mendesak. Hiro mengerutkan alis. Malam ini tidak biasa.Elder Qiu bergegas ke pelataran, wajahnya serius. “Semua murid, bentuk formasi pertahanan. Kita tidak menunggu tamu malam ini.”Belum sempat formasi selesai, kabut di depan gerbang mendidih. Dari balik kegelapan, ratusan sosok berjubah hitam bermunculan seperti bayangan air yang pecah. Pedang mereka memantulkan cahaya kehijauan—racun yang menetes di ujung bilah.“Pasukan Sekte Bay

  • REINCARNATED WITH SYSTEM   Chapter 17 – Bayangan yang Menantang Langit

    Langit pagi Paviliun Pedang Langit masih diselimuti kabut tipis ketika rombongan akhirnya kembali. Embun menempel di pakaian dan pedang, membawa aroma tanah basah bercampur darah yang mulai mengering. Hiro berjalan paling depan, langkahnya tenang meski semalam mereka menantang maut di Lembah Jiwa Malam.{Prestasi Dikonfirmasi: Penakluk Roh Penjaga Jiwa Malam} {Hadiah Utama: Teknik Analisis Racun Korosif – Diaktifkan} {Bonus Prestasi: 300 Poin Esensi Pertarungan ditambahkan ke inti roh}Hiro berhenti sesaat di ambang gerbang batu. Cahaya samar dari panel sistem melintas di sudut pandang, hanya bisa dilihat olehnya.“Akhirnya kau memberi hadiah lagi,” gumamnya dalam hati.{Sistem menilai keberhasilan Anda melampaui perkiraan. Peningkatan kekuatan diperlukan untuk menghadapi ancaman internal Paviliun.}Aliran energi hangat menyebar dari inti dantian, menyalakan jaringan meridian bagai kilatan halus. Otot-ototnya yang sempat tegang sehabis pertempuran tiba-tiba terasa ringan, seolah sis

  • REINCARNATED WITH SYSTEM   Chapter 16 – Bayangan di Balik Pedang

    Fajar baru saja menyingkap langit ketika rombongan menjejak halaman Paviliun Pedang Langit. Embun masih menggantung di atap genting, memantulkan cahaya merah keemasan. Para murid yang berjaga terdiam melihat luka-luka di tubuh mereka, lalu saling berbisik—antara kagum dan ngeri.Elder Qiu melangkah ke depan, menyerahkan kantong batu giok berisi Tanaman Jiwa Malam kepada seorang penjaga senior. “Simpan di Aula Obat Roh. Hanya Kepala Paviliun yang boleh menyentuhnya,” ujarnya tegas.Tatapan murid-murid lain diam-diam mengarah ke Hiro. Dalam perjalanan pulang, cerita tentang pertarungannya dengan Roh Penjaga sudah menyebar. Beberapa penuh kekaguman, lebih banyak lagi yang menampakkan ketakutan samar—seolah mereka menyaksikan sesuatu yang melampaui batas manusia.Zhang Wei berjalan agak di belakang, wajahnya kaku. Dari sudut mata, Hiro dapat merasakan bara kebencian yang berusaha disembunyikan di balik ketenangan palsu.{Tuan, detak jantung Zhang Wei meningkat setiap kali tatapannya menga

  • REINCARNATED WITH SYSTEM   Chapter 15 – Lembah Jiwa Malam

    Kabut kian menebal ketika rombongan menuruni jalur berbatu menuju dasar Lembah Jiwa Malam, lembah yang juga dikenal sebagai Lembah Kabut karena selimut putihnya yang tak pernah lenyap. Udara lembap dan berat; setiap helaan napas terasa seperti menelan embun dingin yang menggantung di udara. Sunyi hanya dipecah oleh tetes air yang jatuh dari dedaunan lebat di atas kepala.Li Feng menatap sekeliling penuh waspada. “Tempat ini… berbeda,” bisiknya.Hiro mengangguk tipis. “Seperti masuk ke perut bumi. Aroma darah lama masih berbekas.”Elder Qiu berhenti di tepi lereng curam. Di bawah, lembah tampak seperti kawah hijau keperakan yang tertutup kabut berpendar. Di pusatnya, cahaya biru berdenyut lembut—tanaman Jiwa Malam, tujuan mereka.“Tanaman itu hanya mekar saat kabut mencapai puncaknya,” kata Elder Qiu. “Kita harus turun sebelum matahari meninggi.”Mereka menuruni jalur licin satu per satu. Setiap batu yang terinjak menimbulkan suara gemeretak yang cepat ditelan kabut. Hiro berjalan pali

  • REINCARNATED WITH SYSTEM   Chapter 14 – Bayangan di Hutan Kabut

    Fajar baru merayap ketika rombongan kecil murid Paviliun Pedang Langit berkumpul di gerbang timur. Kabut tipis menggantung di udara, menelan suara langkah kaki dan derap napas menjadi gema samar. Di antara mereka, Hiro berdiri paling belakang, pedang hitam di punggung memantulkan cahaya redup.Li Feng menghampirinya sambil menata sabuk pedang. “Senior, jalur menuju lembah tempat obat langka itu terkenal berbahaya. Banyak binatang roh dan—”“—dan manusia yang lebih berbahaya dari binatang,” potong Hiro ringan. “Aku tahu.”Elder Qiu, pengawas misi, mengedarkan tatapan tajam ke seluruh peserta. “Kalian akan menempuh perjalanan dua hari. Tugas kalian sederhana: membawa pulang Tanaman Jiwa Malam yang tumbuh di dasar Lembah Kabut. Jangan anggap remeh. Kalian adalah perwakilan Paviliun Pedang Langit.”Hiro merasakan tatapan beberapa murid lain menusuk punggungnya. Zhang Wei berdiri tidak jauh, wajahnya tenang tapi matanya menyala seperti bara. Di sebelahnya ada Kang, yang berpura-pura menata

  • REINCARNATED WITH SYSTEM   Chapter 13 – Bayangan di Balik Pedang

    Udara pagi di Paviliun Pedang Langit terasa lebih berat daripada biasanya. Embun masih menempel di dedaunan, namun halaman latihan sudah dipenuhi murid-murid yang sengaja datang lebih awal. Bukan untuk berlatih, melainkan untuk melihat sosok yang kini menjadi pusat perhatian seluruh paviliun—Hiro, orang asing berjubah hitam yang menumbangkan Bai Jian di depan para elder.Tatapan-tatapan itu penuh ragam: kagum, takut, iri, bahkan benci. Namun satu hal yang sama, tak ada yang berani berbuat gegabah. Hiro berjalan di tengah kerumunan itu dengan langkah ringan, seakan sorot mata ratusan murid hanyalah angin lalu.{Tuan, analisis lingkungan menunjukkan tingkat pengawasan terhadap Anda meningkat drastis. Setiap pergerakan Anda kini menjadi bahan pembicaraan.}Sistem kembali bersuara, kali ini dengan nada yang lebih tenang daripada sebelumnya.“Aku tahu,” jawab Hiro dalam hati. Senyum tipis menghiasi wajahnya. “Biarkan mereka menatap. Semakin mereka menaruh perhatian, semakin besar ketakutan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status