Sellena kembali memasang senyum palsunya setelah berjabat tangan dengan Danish. Danish menatap Sellena sinis dan memberanikan diri untuk angkat suara.
“Loe yang tadi merebut minuman gue di minimarket, kan? Ngaku!” seru Danish.
“Oh, minuman? Iya, ini tadi cappuccino yang kamu mau, kan?” Sellena tersenyum sinis.
Sellena membuka kaleng minuman cappuccino tersebut dan mulai meneguknya dengan penuh kemenangan. Sellena tersenyum puas lalu mulai membuat ulah untuk membuat Danish kesal.
“Jadi, kamu mau minuman ini? Nih, tangkap! Rasanya gak enak ternyata!” seru Sellena.
Sellena melemparkan kaleng minuman cappuccino tersebut persis ke depan tubuh Danish. Minuman tersebut tumpah dan mengotori kaos yang dikenakan Danish.
“Ups, maaf! Aku gak sengaja! Mak
Ponsel Sellena berdering. Sellena langsung menempelkan ponselnya pada telinga kanannya dan nampak sibuk berbicara dengan sang penelepon.“Iya, hari ini gue sudah berhasil ketemu sama target. Sekarang? Oke, gue bakal lakukan seseuai dengan apa yang loe mau. Gue yakin hari ini pasti gue berhasil. Gue yakin target akan hancur sebentar lagi kalau gue berhasil. Wish me luck! Gue bakal lakukan apa saja supaya rencana ini bisa berhasil,” kata Sellena. Sellena memamerkan senyum liciknya dan mengakhiri percakapan dengan sang penelepon. Sellena memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya dan bersiap-siap untuk melaksanakan rencananya hari ini. Sellena berjalan menyusuri lobi hotel, restoran hotel, hingga koridor-koridor hotel, tetapi tidak berhasil menemukan Danish. Di manakah Danish berada? Sellena sempat menyesal karena belum bertukar nomor ponsel dengan Danish, sehingga dirinya tidak dapat menelepon Danish untuk menanyakan keberadaannya. Sellena baru inga
Rule number 4:“Ke mana pun Danish pergi, Alexa tidak perlu tahu” Danish menyantap croissant di hadapannya dengan ogah-ogahan hingga membuat Frey merasa heran. Frey sangat tahu kalau croissant adalah makanan favorit Danish. Kalau Danish menyantap croissant dengan ogah-ogahan, Frey yakin pasti ada masalah yang sedang menimpa Danish.“Lio, ada apa? Gue yakin loe pasti lagi ada masalah,” kata Frey. Danish hanya terdiam dan memilih untuk menuangkan sedikit gula ke dalam kopinya. Danish meminum kopinya yang masih sangat panas hingga membuat lidahnya hampir melepuh.“Aw, panas banget!” seru Danish. Frey semakin yakin pasti ada masalah yang sedang menimpa Danish karena gelagat Danish yang terlihat aneh. Frey juga tahu kalau Danish tidak mungkin nekat meminum kopi sepanas itu. “Lio, sudah berapa kali gue bilang? Loe kalau ada masalah cerita sama gue. Kebiasaan buruk loe itu selalu saja kalau ada masalah diam,” kata Frey.“Oh, engga ada apa-apa!” Danis
Sellena masih terus berusaha untuk mengetuk pintu kamar hotel Danish. Biar bagaimana juga, rencananya hari ini tidak boleh sampai gagal lagi. Danish harus masuk ke dalam jebakannya yang telah disiapkan matang-matang.“Danish Adelio! Danish! Aku tahu kamu ada di dalam! Dasar sombong,” kata Sellena. Sementara itu, Danish memilih untuk bersikap acuh dan pura-pura tidak mendengar suara ketukan pintu tersebut. Sellena masih tidak mau menyerah dan terus mengetuk pintu tersebut. Sellena mengetuknya semakin keras hingga membuat emosi Danish meningkat.“Danish Adelio! Aku tahu kamu ada di dalam! Kamu gak perlu menghindar dari aku,” kata Sellena. Sellena benar-benar manusia yang pantang menyerah. Danish hanya bisa menghela napasnya dan berjalan untuk membuka pintu tersebut. Di balik pintu, Dan
Alexa berpikir bahwa pergi ke perpustakaan akan membantunya untuk fokus dalam belajar, tetapi dugaan Alexa sepertinya salah. Alexa telah berulang kali mencoba untuk memfokuskan seluruh pikirannya pada soal-soal Matematika di hadapannya, namun Alexa selalu saja gagal. Pikiran Alexa selalu tertuju pada Danish. Sejak semalam, Danish masih belum kembali menghubunginya. Hati Alexa langsung dipenuhi oleh kekhawatiran dan kecurigaan tentang Danish, apalagi setelah mendengar suara seorang gadis mengetuk pintu kamarnya. Danish hanya berkata kalau dirinya sedang ada di luar kota, tetapi Alexa tidak tahu di mana Danish berada sekarang. Alexa hanya berharap Danish bisa kembali ke Jakarta secepatnya. Alexa baru saja akan kembali berusaha fokus belajar, namun Kayla menghampirinya.“Kayla, aku sudah bilang kalau hari ini aku lagi gak mau diganggu. Aku mau fokus belajar,” kata Alexa.“Yah, Ra!
Seluruh memori tentang fan meeting Danish Adelio yang pernah dilaksanakan di Rooftop Café terlintas dalam benak Alexa layaknya sebuah film. Alexa benar-benar mampu mengingat secara jelas ketika dirinya terus memohon kepada Danish untuk dapat mengikuti acara tersebut, acara makan malam, hingga pertemuannya dengan Farren. Tiba-tiba, Alexa jadi teringat perkataan Farren tentang Danish. Farren seolah memiliki penilaian tersendiri tentang Danish dan Farren berkata kalau Alexa belum mengenal sifat asli Danish. Hal itulah yang membuat Alexa merasa sangat penasaran sekarang. Apakah sebetulnya Farren kenal dekat dengan Danish? Alexa terus memikirkan Danish dan perkataan Farren, sehingga sama sekali tidak dapat berkonsentrasi dalam belajar hari ini. Alexa meneguk tetes terakhir es lemon miliknya dan melirik jam tangannya.&l
Mike menyalakan sebatang rokoknya dan sibuk memainkan ponselnya di tengah hiruk pikuk suasana klub malam yang sedang dikunjunginya. Pandangan Mike tertuju pada sekelilingnya, seperti sedang menunggu seseorang. Mike juga sempat beberapa kali melirik jam tangannya. Sellena memasuki klub malam tersebut dengan langkah tergesa-gesa. Sellena menyapukan pandangannya ke sekeliling dan langsung menghampiri Mike yang sedang asyik merokok di salah satu sudut klub malam sendirian. Sellena menyapa Mike dan langsung meminta maaf padanya.“Hai, Mike! Gue mau minta maaf sama loe. Pertama, gue minta maaf karena gue terlambat. Kedua, gue minta maaf karena gue gak berhasil menjalankan rencana itu,” kata Sellena. Mike menatap Sellena nanar, lalu mematikan rokoknya. Sellena sudah sangat takut kalau Mike akan marah besar padanya.&ld
Pemandangan berbeda hari ini nampak pada majalah dinding SMA Galaxy Nusantara. Majalah dinding yang biasanya sepi, hari ini dipenuhi oleh banyak siswa yang seolah tidak ingin ketinggalan informasi penting.“Di majalah dinding ada berita apa, sih?” tanya Alexa.“Astaga, Ra! Kamu ketinggalan zaman banget, sih. Itu mereka mau lihat siapa bintang tamu di acara pentas seni besok,” kata Kayla.“Hah? Memangnya besok ada pentas seni?” tanya Alexa.“Ih, Alexa ketinggalan informasi banget, sih! Iya besok ada pentas seni di Primland Hotel,” kata Belle. Alexa kaget dengan jawaban Belle. Alexa baru tahu kalau besok akan ada pentas seni. Alexa kembali bertanya kepada Belle dan Kayla dengan polosnya.“Besok? Kenapa informasinya baru ditempel di majalah dinding hari ini?” tanya Alexa.“Nih, makanya kamu buka Instagram s
Seluruh siswa dan guru SMA Galaxy Nusantara sudah berdatangan dan memenuhi ballroom Primland Hotel. Alexa mengenakan gaun hitam yang dibelinya kemarin dan berjalan dengan anggun memasuki ballroom. Alexa menyapukan pandangannya ke sekeliling untuk mencari sosok Danish Adelio. Alexa berharap bisa segera bertemu Danish sekarang agar seluruh usahanya tidak sia-sia. Belle dan Kayla langsung menyadari kehadiran Alexa. Belle dan Kayla merasa sangat senang karena Alexa akhirnya memutuskan untuk datang.“Alexa, akhirnya kamu datang juga! Aku pikir kamu engga akan datang,” kata Belle.“Iya, Ra! Eh, ini baju baru, ya? Aku kayak belum pernah lihat,” kata Kayla.“Ah, kalian! Gapapa, dong! Bagus kalau aku datang,” kata Alexa. Alexa tersenyum dan memutuskan untuk berkeliling ber