Share

10. Panca Buana Dan Jiwa Lotus

“Tring!! Tring!! Tring!!”

Semua orang menatap ke pintu. Bukan karena dentingan lonceng angin tapi karena sosok yang masuk begitu menyilaukan.

Ini sudah tiga hari berlalu sejak insiden dan pangeran peri itu baru menunjukan batang hidungnya lagi.

“Selamat malam,” Ken menyapa sopan, sementara Renata diam memperhatikan setiap langkah anggunnya yang mengundang bisik-bisik pembeli.

“Selamat malam juga anak kecil.”

Wajah imut Ken seketika tertekuk. Lelaki itu melewatinya dengan wajah tanpa dosa.

Ia menempatkan diri di kursi, tepat di depan Renata.

“Bagaimana kabarmu?” tanyanya dengan mata menelisik.

“A ... aku baik,” sahut Renata terbata. Sedikit menjauhkan kursi agar aroma Samudera Biru tidak terlalu mengganggu saraf-sarafnya yang lapar.

“Kau tidak rindu padaku kan?”

Renata mengerjap, mulut lelaki ini belum berubah sedikit pun.

“Tentu s

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status