Share

48. Motif Lain

“Tidak, jangan, Ibundaaa!!!”

“Biru!! Hei, Biru!!”

Samudera Biru membuka mata dengan napas memburu. Di sampingnya Renata yang baru terbangun menatap penuh khawatir.

“Mimpi buruk?” tanya gadis itu sembari mengelap keringat yang terhampar seperti jejak gerimis.

“Hem,” jawab Samudera Biru  memijit dahi yang terasa berdenyut. “Jam berapa sekarang?”

“Dua belas siang.”

Samudera Biru menghembuskan napas kemudian menoleh.

“Masih sakit?”

“Sudah lebih baik.”

“Syukurlah,” Samudera Biru bergumam lega mengingat betapa cemasnya ia karena selama berjam-jam Renata demam tinggi dan terus mengigau meski semua lukanya telah menghilang dan tulang-tulang patahnya sudah tersambung kembali.

Efek semakin terbukanya segel jiwa lotus rupanya tidak main-main. Beruntung Renata memiliki ketahanan tubuh cukup baik, jika

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status