Takdir Cinta untuk Briella

Takdir Cinta untuk Briella

last updateLast Updated : 2025-05-25
By:  Wisya KiehlUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
25Chapters
164views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Briella Camelia seorang perempuan yang mengidap penyakit aritmia. Kesehariannya dihabiskan dengan kegiatan bekerja dan kontrol di rumah sakit. Tiada yang lebih penting baginya selain dirinya dan keluarganya. Namun satu yang takkan pernah terlupa, bahwa Briella telah memiliki calon suami. Namanya adalah Aden Sandero. Mereka berencana untuk melaksanakan pernikahan impian mereka. Namun, bisakah Briella bertahan hidup sampai di hari pernikahan itu? Ataukah justru Aden lah yang akan membatalkan pernikahan mereka?

View More

Chapter 1

Sebening Embun

"Nyonya, Tuan, tolong. Ini nona Briella sesaknya kambuh lagi," teriak salah satu pelayan setelah mengetahui bahwa Briella memegangi dadanya.

Kondisi napasnya sudah tidak beraturan, apalagi detak jantungnya. Adalah hal biasa bagi Briella untuk mengalami masa-masa seperti ini. Ia adalah perempuan yang mengidap penyakit langka. Aritmia. Yaitu sebuah kondisi di mana jantung akan memiliki detak yang tak karuan dan tak stabil.

"Dada Briella sakit, Bi," keluh Briella sambil terus memegangi bagian dadanya.

"Sabar ya, Non. Tunggu ini bibi lagi panggilin tuan dan nyonya," kata bibi  Inem.

Briella pun mengangguk pelan. Tak lama setelahnya, datanglah Nyonya Sandera dan Tuan Antonio. Mereka segera memapah Briella ke dalam mobil dan menuju ke rumah sakit terdekat. Seperti biasa, Briella akan diperiksa detak jantung dan denyut nadinya.

"Bagaimana kondisi anak saya, Dok?" tanya Sandera.

"Anak Ibu napasnya tidak beraturan. Detak jantungnya melambat. Disarankan untuk segera minum obat dan beristirahat yang cukup," jawab dokter yang memeriksa Briella.

Dokter itu kemudian menuliskan resep obat di atas secarik kertas. Kemudian diberikan kepada Sandera untuk segera ditebus di ruang apotik. Sandera pun menuruti perkataan dokter dan segera menuju ke ruang apotik untuk menebus obat.

Setelah Sandera mengambil obat dan mengurus administrasi, ia kembali lagi menjemput Briella yang sudah berada di ruang tunggu bersama Antonio. Sandera seketika mendecak kasar karena melihat anak gadisnya itu telah bersikap biasa saja.

Sandera segera menghampiri Briella dan berkacak pinggang. Kedua matanya melotot ke arah Briella.

"Bagaimana bisa penyakitmu kambuh lagi, Briella? Apa yang terjadi padamu," ucap Sandera.

"Aku baru saja kaget dengan pemberitaan di media sosial, Ma. Aku melihat Aden bersama wanita lain lagi," ujar Briella.

"Itu tidak mungkin, Briella. Mungkin kamu salah lihat. Aden tidak mungkin berselingkuh di belakang kamu," balas Sandera.

"Tapi Briella lihat sendiri bahwa Aden memeluk wanita lain, Ma. Dan itu dimasukkan ke dalam hot news pagi ini," kata Briella.

Seolah tidak percaya dengan perkataan anaknya, Sandera segera mengeluarkan ponselnya. Ia menelepon Aden dan terdengarlah nada sambung. Namun segera dimatikan oleh Aden. Melihat hal itu, Sandera langsung mendengkus sebal.

"Telepon Mama nggak diangkat sama Aden. Tapi mama yakin kalau Aden nggak mungkin seperti itu orangnya," bantah Sandera.

"Terserah Mama saja. Briella tidak memaksa agar mama percaya," balas Briella.

Menyaksikan Sandera dan Briella yang beradu mulut, Antonio langsung bangkit. Dia berusaha menyudahi perseteruan yang terjadi antara Briella dan Sandera.

"Lagi-lagi kalian berdua meributkan Aden. Padahal Aden adalah calon tunanganmu sendiri, Briella," ucap Antonio.

Briella hanya menundukkan kepalanya. Pandangannya ikut serta menunduk dan tak berani menatap pada Antonio. Antonio kemudian menggeleng, merasa tidak habis pikir dengan Briella.

"Sudahlah. Tak ada gunanya kita berantem di sini," kata Antonio.

Antonio kemudian menoleh ke arah Sandera. Ditatapnya istrinya itu dengan pandangan tajam.

"Mama sudah tebus obatnya?" tanya Antonio.

Jawaban Antonio dibalas Sandera dengan anggukan dan senyuman kecut. Seketika itu juga Antonio langsung mengangguk paham.

"Kalau sudah tebus obat, sebaiknya kita pulang sekarang. Briella juga harus istirahat di rumah," ujar Antonio.

Bergegaslah mereka bertiga pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, Briella langsung diarahkan untuk meminum obat.

"Lihat apa yang sudah kamu perbuat. Lain kali kamu tidak usah percaya gosip murahan seperti itu," omel Sandera.

"Mama ini tidak tahu saja. Di luar sana banyak yang mengabarkan kalau Aden itu berselingkuh dariku," kata Briella.

Sesak napas yang dialami oleh Briella datang lagi. Dadanya terasa berat dan jantungnya semakin melambat untuk memompa darah. Briella memegangi dadanya lagi.

"Tuh, kan! Mama bilang juga apa. Berhenti mencari-cari kabar miring itu. Kambuh lagi kan penyakitmu," ucap Sandera.

Sandera kemudian mengambilkan segelas air untuk diminum oleh Briella. Segera disodorkan Sandera di depan mejanya.

"Minum dulu. Dan tenangkan dirimu," kata Sandera.

Briella mengangguk. Ia segera meminum segelas air yang diberikan oleh Sandera. Setelah satu gelas air habis, barulah napas Briella kembali normal.

"Aku harus bagaimana, Ma? Apakah harus kupercayai Aden?" tanya Briella dengan mata yang nanar.

Tak lama kemudian, Aden datang. Dia segera menghampiri Briella dan Sandera yang ada di ruang makan. Menyadari kedatangan Aden, Sandera langsung tersenyum.

"Tuh, tunanganmu datang. Harusnya kau bersyukur, Briella. Aden tidak seburuk seperti apa yang diberitakan di media massa," ujar Sandera.

Aden tersenyum pada Sandera. Dia segera menghentikan langkah kakinya begitu sampai tepat di hadapan mereka berdua. Aden mengarahkan pandangannya kepada Briella.

"Sedang menerima kabar buruk lagi tentangku?" tanya Aden.

Pertanyaan Aden itu langsung dijawab Briella dengan anggukan. Melihat anggukan kecil dari Briella, Aden langsung memasang senyuman pahit.

"Abaikan saja. Kamu kan tahu kalau kita ini sudah bertunangan. Tidak mungkin aku mengkhianatimu," ujar Aden.

Briella langsung mengambil ponselnya. Ia mengutak-atik sebentar layarnya lalu segera ditunjukkannya sebuah foto di dalam media sosial.

"Ini dirimu, bukan? Kau dengan siapa, Aden?" tanya Briella.

Kali ini dengan nada yang tegas. Tatapan Briella berubah menjadi nyalang saat menatap pada Aden. Aden memperhatikan foto itu dengan saksama. Tak lama setelahnya, senyumnya mengembang.

"Itu adalah adikku, Briella. Namanya Arunika," jawab Aden.

Jawaban Aden yang sederhana itu membuat Briella tidak terima. Entah, masih ada saja yang mengganjal di dalam hati Briella atas jawaban Aden.

"Kau bohong! Adikmu yang mana, hah? Aku tidak pernah melihat adikmu yang satu ini," bantah Briella.

"Sayang, itu adikku yang sudah lama tidak pernah bertemu. Dia selama ini tinggal di Australi. Dan baru pertama kali ini ia pulang ke Indonesia," kata Aden.

Meski emosi Briella menyulut, namun Aden tetap membalas perkataan Briella dengan santai. Tidak pernah sedikitpun Aden meninggikan nada bicaranya kepada Briella. Bahkan kali ini senyum di bibir Aden mengembang dengan sempurna.

"Kau cemburu dengan Arunika, sayang?" tanya Aden.

Briella terdiam sejenak. Pertanyaan Aden seketika membuat hatinya gusar. Ia enggan untuk mengakui bahwa dirinya cemburu.

"Ketahuilah, Briella. Kasih sayangku padamu itu sebening embun. Tidak mungkin aku menodainya," tutur Aden.

Briella memicingkan matanya. Sebelah alisnya naik ke atas yang menandakan bahwa ia tidak akan leleh hanya dengan rayuan Aden.

"Kau merayuku lagi, Aden?" sanggah Briella.

"Aku tidak merayumu, Briella. Aku mengatakan yang sebenarnya. Bahwa cintaku hanya untuk Briella Camelia semata," ucap Aden.

Briella tak tersipu dengan ucapan Aden. Ia hanya memandangi wajah Aden dengan tatapan curiga. Kalau-kalau saja Aden berbohong padanya.

"Hanya karena masalah begini saja, penyakit Briella sudah kambuh, Aden. Bayangkan seberapa lemahnya dia," ucap Sandera mengeluh.

"Briella tidak lemah, Ma," balas Briella.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
25 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status