Share

Bab 11

Author: Zhar
last update Last Updated: 2024-09-30 18:57:16

Sebelumnya Fikri menggunakan rice cooker merek wiyako.

Meskipun rice cooker itu bagus, satu-satunya masalahnya adalah harus ada yang mengawasi saat memasak nasi. Kali ini, Fikri berencana untuk membeli rice cooker yang lebih baik, dia tertarik dengan merek nito.

Tidak heran Supor merupakan merek terkenal, apalagi kini sedang mengadakan promo, tempatnya sangat ramai.

Fikri dengan tidak mudahnya masuk melalui kerumunan orang, tapi dia berdiri di sana.

dengan canggung karena tidak ada yang datang untuk melayaninya!

"Permisi, berapa harga rice cooker ini?" Fikri dengan sabar bertanya pada pelayan toko wanita yang sedang sibuk

menjelaskan produk pada orang lain, wanita itu menoleh ke Fikri, raut wajahnya acuh tak acuh dan berkata dengan sedikit tidak sabar.

"Bukankah harganya ada di sana? Kamu tidak bisa melihatnya sendiri?"

Fikri melihat ke rice cooker yang seharga tiga ratus sembilan puluh delapan ribu, harganya masih terjangkau, tapi hari ini ia datang untuk mencari rice cooker yang terbaik.

Sekarang Sisi sedang dalam masa pertumbuhan, jadi harus

makan dengan baik.

Kemudian, Fikri terus bertanya, "Apakah

ada yang lebih baik? Yang bisa digunakan untuk merebus sup, memasak nasi dan membuat bubur, idealnya dapat menjamin nutrisi dari nasi tidak terlalu banyak hilang. Anak-anak membutuhkan nutrisi yang cukup untuk tumbuh dengan baik."

Pelayan toko itu sedang melayani

sepasang suami-istri yang terlihat kaya raya!

Mendengar Fikri terus berbicara, pelayan toko itu langsung kesal, menoleh dan memelototi Fikri.

"Berisik sekali! Harganya tertera di sana, apakah kamu tidak bisa melihatnya sendiri? Mencari yang bisa menjamin

nutrisi nasi? Kalau aku merekomendasikan yang terbaik

untukmu, apakah kamu mampu membelinya?"

Suara pelayan toko itu sangat keras, dalam sekejap banyak orang melihat ke arah mereka.

Sebenarnya, itu bisa dimengerti.

Fikri mengenakan kaus lengan pendek yang dibeli dengan diskon besar-besaran di toko pakaian seharga tiga puluh enam ribu.

Celananya juga dibeli di toko yang sama, seharga lima puluh ribu dan dia hanya mengenakan sandal jepit. Seluruh tubuhnya menampilkan empat kata besar.

"Aku tidak punya uang!" Mengenakan pakaian seperti itu dan meminta pelayan toko untuk menyarankan rice cooker terbaik, bukankah itu sama saja dengan mempermalukan diri sendiri?

Selain itu, hari ini adalah hari promosi, siapa yang tidak memiliki target penjualan yang besar?

Orang yang tidak memiliki banyak uang, bahkan membeli bawang merah pun harus mempertimbangkannya untuk waktu yang lama adalah orang yang paling sulit untuk dilayani!

Hanya membuang-buang waktu! Banyak orang menatap ke arahnya dengan tatapan tajam, tapi Fikri tidak merasa malu.

Mungkin dulu, dia bahkan tidak berani masuk ke toko semacam ini, namun saat ini dia memiliki uang di sakunya, dia hanya merasa lucu. Ternyata, di masyarakat ini, tidak boleh tidak memiliki uang!

"Aku akan memperkenalkan produk kami kepada Anda!"

Seolah takut akan mempengaruhi situasi, seorang gadis segera menaruh gelas air dan berlari menuju Fikri.

Dia adalah karyawan baru dan hari ini dia bertanggung jawab untuk mempromosikan produk termurah dengan

keuntungan terkecil.

Sedangkan pelayan wanita tadi adalah karyawan lama, sangat pandai dalam melihat orang.

Gadis ini tidak mengerti situasi dan akhirnya dipaksa keluar oleh pemilik toko untuk mengatasi situasi tersebut. Bukan karena takut membuat Fikri

marah, tapi karena takut situasi ini akan menarik perhatian banyak orang dan menciptakan pengaruh yang tidak baik.

"Baiklah."

Fikri juga tidak mempersulit gadis itu, ia mengikutinya untuk melihat rice cooker.

"Apakah Anda bisa mengatakan sekali lagi jenis rice cooker yang Anda inginkan? Sebelumnya aku berdiri terlalu jauh dan tidak mendengarnya dengan jelas.!"

Gadis itu tersenyum canggung.

Fikri dengan sabar menjawab, "Aku ingin rice cooker yang dapat membuat nasi lebih harum, dapat digunakan untuk memasak sup dan bubur, serta dapat memaksimalkan nutrisi makanan, yang penting bisa memenuhi persyaratan tersebut, apakah ada yang seperti itu?"

Gadis itu segera mengangguk.

Dia membawa Fikri ke bagian paling dalam toko, ke meja kasir yang relatif sepi tapi sangat mewah.

"Ini adalah rice cooker termahal di toko kami, memiliki semua fitur yang Anda inginkan, bahkan sudah terverifikasi

melalui paten nasional. Nasi yang dimasak sangat harum dan dapat memastikan kesegaran bahan makanan, bahkan dapat memilih antara nasi lembut yang cocok untuk orang tua atau nasi yang lebih keras yang disukai oleh anak muda. Hanya saja harganya Gadis itu meragu sejenak dan tersenyum tidak nyaman, "Agak sedikit mahal, harganya tiga juta sembilan ratus

sembilan puluh delapan ribu!"

Fikri mendekati rice cooker itu dan memperhatikannya dengan saksama. Warna hitam dan emasnya memang

terlihat sangat mewah. Harganya hampir sebanding dengan

harga AC tanpa frekuensi variabel! Saat gadis itu mengira Fikri akan merasa itu terlalu mahal dan tidak mau membelinya, Fikri malah mengangguk dan menunjuk ke rice cooker itu.

"Ambilkan dua untukku, aku ingin yang

ini." Dia berencana membelikan satu untuk Nenek Lina.

Beberapa hari yang lalu, Nenek Lina mengeluh kepadanya dan mengatakan bahwa nasi di rumah terlalu keras

sehingga membuat giginya sakit!

Kebetulan membelikan satu untuknya! Kata-kata Fikri ini membuat gadis itu terkejut, bahkan pelayan wanita yang sebelumnya terus merekomendasikan rice cooker kepada sepasang suami-istri itu juga terkejut, ia menoleh dengan mata

terbelalak!

Apa yang terjadi?

Pria yang kelihatan begitu miskin ini, pakaian yang dikenakan total hanya sekitar dua ratus ribu bahkan ingin

membeli rice cooker senilai empat juta? Dan dia bahkan ingin membeli dua? Tiba-tiba, raut wajah pelayan wanita itu menjadi sangat tidak enak dilihat.

Dia mengikuti belakang gadis itu dan Fikri, memerhatikan Fikri membayar dan memberikan rice cooker yang sudah dibungkus kepada Fikri. Kemudian di benar-benar merasakan bahwa ini adalah kenyataan!

Pendapatan penjualan delapan juta! Itu adalah jumlah tugasnya dalam sehari! Dan itu dengan begitu mudahnya

tercapai?! Dalam seketika ia merasa sangat

menyesal! Sepasang suami-istri yang dia layani tadi, sama sekali tidak membeli satu pun rice cooker yang ia perkenalkan begitu lama, tapi gadis itu dalam sekejap berhasil menjual rice cooker dengan total harga delapan juta!

"Terima kasih sudah datang! Selamat datang kembali!"

Ucap gadis itu dengan gembira pada Fikri.

Fikri mengangguk dan pergi tanpa melihat ke pelayan wanita itu lagi.

Suara tawa dan kegaduhan terdengar di sekitar, seolah mereka mengejek pelayan wanita tersebut karena sudah memandang rendah orang lain. Pelayan wanita itu merasa malu, tapi

Fikri yang tidak peduli dengan semua itu, sudah pergi jauh!

Setibanya di rumah, masih jam tiga sore.

Sebentar lagi Fikri harus menjemput Sisi. Fikri membilas rice cooker dengan air, mendidihkan air, kemudian mengganti rice cooker dengan yang baru.

Setelah itu dia masuk ke dalam ruang untuk melihat bagaimana pertumbuhan pohon ceri dan gaharu harum yang ditanam kemarin.

Begitu melihatnya, Fikri langsung kegirangan!

Dia melihat pohon ceri sudah penuh dengan daun hijau yang segar, di mana bunga-bunga muda yang indah menghiasi

dedaunan, merah muda dan cantik, seolah akan mekar dalam waktu dekat.

Sementara gaharu harum itu tumbuh lebih lambat, tapi Fikri juga mengerti, karena itu memang salah satu pohon paling sulit tumbuh, sekarang bisa memiliki ketebalan seukuran lengan bayi

sudah sangat bagus.

Fikri berpikir sejenak, dan mulai memompa air dari kolam untuk mengairi ladangnya.

Air dari mata air ajaib langsung membasahi ladang, suara air memenuhi ruang. Kalau didengarkan dengan saksama, bisa mendengar suara pohon- pohon kecil mulai tumbuh perlahan! Pohon ceri tumbuh dengan kecepatan yang terlihat dengan mata telanjang, kemudian, bunga-bunga yang tersembunyi di dalamnya perlahan bermekaran! Aroma manis segera menyebar di udara, dan buah-buahan kecil berwarna ungu kehitaman, tumbuh dalam kelompok besar dan bergantungan di ranting pohon!

Bahkan jumlah dan kualitasnya meningkat dengan kecepatan yang bisa dilihat dengan mata telanjang!

Ceri ini jauh lebih besar dari yang biasa dan bahkan berukuran seperti buah jeruk kecil!

Selain itu, ranting pohonnya dipenuhi dengan buah ceri yang tergantung dalam satu deretan seperti lampion-lampion ungu kemerahan kecil, membuat orang sangat ingin mencicipinya! Fikri segera memetik satu buah dan

menggigitnya dengan kuat.

Terdengar suara 'krez', cairan berwarna ungu kehitaman mengalir keluar dari celah jarinya, rasanya sangat manis dan penuh dengan air, aroma khas buah ceri menyebar ke seluruh tubuh dan seketika membuat Fikri bergumam, apakah ini rasanya buah ceri?

Sebelumnya Fikri belum pernah memakan buah ceri, baik itu saat musim buah ceri atau di luar musim, dia sama sekali tidak mampu membelinya! Biasanya harganya lebih dari dua ratus ribu per kati, bahkan saat musim buah ceri, harganya setidaknya beberapa puluh ribu per kati, itu setara dengan setengah hari gaji kerjanya!

Uang untuk itu tidak tahu bisa membeli berapa banyak sayuran dan buah lainnya!"

Fikri memuaskan dirinya sendiri dengan memakan dua buah terlebih dahulu, lalu memetik satu karung penuh, setelah itu ia keluar dari ruang miliknya.

Buah ceri berwarna ungu kehitaman itu terlihat lezat dan menggoda, ketika Fikri baru saja meletakkannya di atas meja, pintu rumahnya diketuk.

"Toktoktok ...".

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 66

    Fikri menggenggam artefak itu lebih erat. Di tangannya kini bukan hanya sekadar kunci rahasia tapi juga sumber kekuatan yang entah datang dari mana, yang mungkin bisa menjadi penyelamat... atau penghancur. “Kalau begitu,” kata Fikri perlahan, menahan gemetar dalam suaranya, “kau harus melewatiku dulu.” Pria itu tertawa pelan, langkah kakinya bergema di ruang bawah tanah yang dingin dan sunyi. “Itu memang rencanaku sejak awal.” Ia mengangkat tangan, dan dari balik jasnya muncullah senjata kecil dengan cahaya merah berkedip di sisinya—teknologi canggih, jelas bukan milik orang biasa. Tapi sebelum pria itu sempat menekan pelatuk, artefak di tangan Fikri mulai berdenyut. Simbol-simbol di permukaannya menyala lebih terang, dan seketika, cahaya biru menyambar keluar dari benda itu, membentuk semacam pelindung energi yang melingkupi tubuh Fikri. Sinar itu menghantam pria tersebut dan melemparkannya ke dinding dengan keras. Ia jatuh dengan suara dentuman, pingsan seketika. Fikri terd

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 65

    Fikri duduk di ruang kerjanya, menatap peta yang terhampar di hadapannya. Setiap garis, setiap titik, dan setiap jalur yang ada di sana seolah-olah menyimpan rahasia yang lebih dalam dari yang ia bayangkan. Perjalanan yang baru saja dimulai tampaknya akan mengarah ke arah yang tidak terduga. Sesuatu yang lebih gelap, lebih berbahaya, dan lebih berisiko daripada yang ia kira.Di luar, suasana malam semakin gelap, tetapi Fikri tahu bahwa ini bukan waktunya untuk beristirahat. Apalagi setelah lelang yang sukses, dunia yang ia masuki semakin sempit. Semua orang menginginkan sesuatu darinya—dan tak sedikit yang siap menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya.Tiba-tiba, teleponnya berdering. Fikri menoleh, melihat nama yang tertera di layar: Asha. Tanpa berpikir panjang, ia segera mengangkatnya."Asha," kata Fikri, suara serius namun penuh rasa ingin tahu. "Ada apa?"Asha terdengar sedikit cemas. "Kita tidak punya banyak waktu. Mereka mulai bergerak lebih cepat dari yang kita perkirakan

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 64

    Beberapa hari setelah lelang, Fikri merasa angin perubahan berhembus kencang. Ada sesuatu yang telah ia keluarkan ke dunia, dan meski perasaan puas menyelimuti dirinya karena harga yang ia dapatkan dari lelang tersebut, ia juga tahu bahwa hal itu hanya permulaan dari sesuatu yang jauh lebih besar. Penawarannya berhasil, tetapi harga yang dibayarkan—baik secara finansial maupun psikologis—belum sepenuhnya ia pahami.Di ruang kerjanya, Fikri duduk di depan meja besar yang penuh dengan dokumen dan catatan penting. Pikiran-pikirannya melayang jauh, kembali ke percakapan dengan para pengusaha yang hadir di lelang. Ada yang tampak tertarik, ada juga yang ragu-ragu. Namun satu hal yang pasti, mereka tidak tahu apa yang sebenarnya ia sembunyikan.Chelsea menghubunginya melalui telepon, menyadari kegelisahan di balik keputusan besar yang Fikri buat. "Kamu yakin sudah siap, kan?" tanya Chelsea dengan nada khawatir, meskipun ia tahu Fikri tak akan membiarkan apa pun mengganggu rencananya.Fikri

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 63

    Keputusan Fikri untuk menanam apel langka itu tidak hanya menarik perhatian ruang ajaibnya, tetapi juga memunculkan pertanyaan yang lebih besar di benaknya: apakah ruang itu benar-benar bisa mengubah nasibnya, atau justru mengarahkannya pada jalan yang tidak bisa ia kendalikan? Apakah dia sudah cukup siap dengan semua yang akan datang?Beberapa hari setelah menanam apel tersebut, Fikri mulai merencanakan langkah selanjutnya. Ia tahu bahwa dunia di luar sana tidak akan membiarkannya tenang, terutama dengan potensi yang tersembunyi dalam ruang ajaib dan kekuatan buah langka yang baru saja ia temukan. Ketika tawaran lelang datang dari sebuah perusahaan besar, Fikri merasa ini adalah kesempatan untuk menguji apakah dunia luar bisa menerima ‘keajaiban’ yang ada dalam hidupnya, atau justru menghancurkannya.Perusahaan itu, Sura AgriCorp, dikenal luas karena kemampuannya dalam meneliti dan mengembangkan produk pertanian eksklusif. Mereka menawarkan lelang khusus yang hanya dihadiri oleh sege

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 62

    Pertarungan terus berlangsung dalam gelap malam, hanya diterangi oleh cahaya temaram dari lampu teras dan kilatan ponsel yang tak sengaja menyala. Asha dan timnya bekerja cepat dan senyap, seperti bayangan yang menari di antara suara benturan dan teriakan teredam. Fikri tetap menjaga pandangannya pada Raymond, yang meski mulai goyah, tidak kehilangan keangkuhannya. Raymond mundur satu langkah, wajahnya masih tersenyum tetapi matanya mulai mencari jalan keluar. “Kau pikir ini sudah berakhir? Ini baru permulaan, Fikri. Aku bukan orang bodoh yang datang hanya dengan satu rencana.” Tiba-tiba, terdengar ledakan kecil dari sisi timur rumah. Asap putih menyelimuti bagian taman, membuat pandangan terganggu. Asha langsung memberi perintah, “Asap gangguan! Tetap waspada, mereka mungkin membawa senjata!” Benar saja, dua dari lima pengawal Raymond yang semula tumbang, bangkit kembali dan mulai menembakkan peluru karet ke arah Asha dan timnya. Namun Fikri telah mengantisipasi kemungkinan itu. I

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 61

    Raymond menatap Fikri dengan tatapan tajam, seolah-olah mengetahui setiap langkahnya. Fikri bisa merasakan ketegangan di udara—sebuah ancaman yang tak terucapkan, namun jelas terasa. Semua ini bukan lagi hanya soal anggur atau bisnis. Ini adalah permainan yang lebih besar, yang melibatkan nyawa dan masa depan keluarganya."Kenapa kau datang ke sini, Raymond?" tanya Fikri, suara tenang namun dipenuhi perhitungan.Raymond mengangkat bahu. "Mungkin aku datang untuk mengingatkanmu, atau mungkin aku datang untuk menawarmu sebuah 'kesepakatan'. Aku tahu betul apa yang kau simpan di ruang rahasiamu. Tapi aku juga tahu, kau bukan tipe yang mudah dibujuk.""Kesepakatan?" Fikri mendengus, tidak terpengaruh. "Aku tidak butuh tawaran dari orang seperti kamu."Raymond melangkah lebih dekat, seolah tidak peduli dengan jarak yang ada di antara mereka. "Jangan terlalu percaya diri, Fikri. Kau punya banyak hal yang orang-orang seperti aku inginkan—termasuk informasi tentang ruang itu. Anggurmu bukanla

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status